Medan, InfoMu.co – Harga sayur mayur di tingkat petani di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan kota Medan berada di posisi terendah dalam masa PPKM ini. Sejak setahun lalu, harga sayur mayur di pasar-pasar tradisional sudah mencapai harga terendahnya. Di mana penjualan dari mulai tingkat petani hingga ke tangan konsumen mengalami penyusutan disebabkan diakibatkan rendahnya permintaan dari para pedagang atau pengecer. Jika dihitung – hitung penurunannya mencapai 50%.
Hal ini disampaikan seorang petani bernama Sarimen (50) warga sekaligus Ketua Kelompok Tani Karya Maju, kepada InfoMu, Ahad (01/08). Dia mengatakan, sebelum adanya virus corona harga sayur-sayuran biasanya lebih setabil sekarang menurut Sarimen harga sayur-sayuran sangat murah misalnya harga Sawi manis satu bal (20 Kg) biasanya harganya mencapai Rp 70.000 sampai Rp100.000 ribu, sekarang Cuma Rp 20.000 hingga 30 Kangkung satu bal (20 Ikat) Cuma Rp 10.000, bayam 1 balnya cuma 20.000 biasanya harganya Rp 40.000. ini disebabkan permitaan pasar berkurang.

Biasanya, sebelum tanaman sawi menua, sudah banyak pedagang yang antri untuk memborong sawi hasil tanamannya. Namun, sejak tiga pekan lalu, harga sayuran itu sudah mulai turun. Yang paling terasa sejak sepekan ini banyak tanaman yang sudah siap panen tapi dengan kondisi PPKM banyak tanaman yang tidak, kata Sarimen.
Petani pun hanya bisa pasrah atas kondisi ini. “Namanya hukum pasar, kalau pasokan barang banyak otomatis harga anjlok. Kami tidak bisa berbuat banyak. Kami pun memilih membiarkan tanaman menua di ladang,” ujarnya Ketua Kelompok Tani.
Ditempat terpisah Muhammad Alqamari S.P.,M.P (Dosen Fakultas Pertanian UMSU/Sekateris Buruh Tani dan Nelayan PWPM SU./Ketua Harian PTI SUMUT ) menjelasakan penyebab anjloknya harga sayuran karena kondisi ekonomi yang sedang terpuruk, sehingga daya beli masyarakat turun munculnya wabah virus korona ditambah lagi dengan adanya PPKM menjadikan penurunan permintaan.
Sebut Qamari, Itu salah satu konsekuensi dari adanya pembatasan sosial yang lebih ketat karena suplai ke restoran, hotel, kafe dan pusat-pusat perbelanjaan itu mengalami tekanan. Jika kondisi ini tidak berubah dalam dua bulan ke depan, diperkirakan para petani menengah ke bawah akan bangkrut karena kehabisan modal.
Solusinya adalah pemerintah harus segera turun tangan menstabilkan harga – harga saat ini. Agar sektor pertanian tidak tergerus dengan kondisi ketidakpastian saat ini. Untuk menjamin ketersediaan sayur mayur di pasaran,” ungkapnya. (MQ)

