• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Dakwah yang Membangun Peradaban, Dakwah Seperti Apa?

Dakwah yang Membangun Peradaban, Dakwah Seperti Apa?

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
25 April 2021
in Kabar
86

Lebanon, InfoMu.co –  Ketua PP Muhammadiyah, Hajriyanto Yasin Thohari menyebut, hijrahnya Rasulullah dari Mekkah ke Kota Yastrib yang kemudian diubah namanya menjadi Madinah itu adalah simbol dan tonggak dimulainya peradaban.

Menurut Hadjri, visi Rasulullah mengubah Yastrib menjadi Madinah memiliki makna simbolik bagi pembangunan peradaban. Maka, jika ditarik kesimpulan dari makna simbolik pada konteks itu, harusnya masyarakat kota lebih beradab dari masyarakat kampung atau desa, termasuk pedalaman.

Perubahan peradaban maju di Madinah oleh Rasulullah tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses bertahap di bawah payung Islam. Predikat sebagai ‘Madinah’ tersebut melekat sampai sekarang, bahkan saat ini predikat tersebut dilengkapi dengan al Munawarah yang artinya menyinari.

Hadjriyanto melanjutkan, masyarakat kota tersebut teradabkan dan mengalami pembudayaan. Menurutnya, konsep madani ini melahirkan turunan yang disebut sebagai masyarakat sipil. Di sisi lain ada juga yang menyebut atau mengolongkan masyarakat sipil itu sebagai bagian terpisah dari masyarakat militer.

“Peradaban adalah suatu kompleks atau kumpulan dari seluruh budi daya manusia yang mencakup kepada seluruh aspek kehidupan manusia, baik aspek fisik dan non fisik.” urai Hadjri pada (24/4) dalam Pengajian Ramadan 1442 H yang diadakan Majelis Dikdasmen GKB, Gresik.

Melihat Indonesia pada peta peringkat peradaban dunia, Hadjri merujuk pada worldpopulationreview.com, Indonesia berada pada peringkat 67 dunia diantara negara-negara yang melek literasi. Melek literai ini salah satu barometer kemajuan peradaban suatu negara, peradaban negara juga bisa dilihat dari angka penerbitan bukunya.

Standar lain yang bisa digunakan untuk melihat kemajuan peradaban sebuah negara adalah dilihat dari rangking lembaga pendidikannya. Meski dalam pemeringkatan universitas Islam se-dunia yang dilakukan oleh Unirank, Universitas Muhammadiyah Malang berada di posisi puncak, namun rangking universitas di Indonesia di berbagai versi belum tinggi.

Terkait dengan usaha mengejar ketertingalan dari negara-negara lain, negara Islam termasuk Indonesia harus lebih kuat dalam menjalankan dakwah. Akan tetapi apakah pemahaman dakwah yang sempit sebagaimana umum dipahami oleh kebanyakan muslim mampu mengejar ketertingalan tersebut.

“Jika apa yang disebut dengan dakwah adalah hanya dalam pengertian sempit, yaitu doa dan khutbah-khutbah saja ya tidak bisa mengejar ketertingalan,” tegasnya

Menurutnya, berkaca dari ketertingalan itu, dakwah harus diluaskan pengertiannya, supaya peradaban Islam mampu mengejar ketertingalan. Dalam pandangan Muhammadiyah, dakwah yang membangun peradaban merupakan dakwah yang dipahami sebagai gerakan liberasi (membebaskan), emansipasi, dan transendensi. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: dakwahlebanon
Previous Post

Ramadhan dan Spirit Tadabbur Al-Quran di Sydney

Next Post

LazisMu Sergei Mulai Berkiprah, Beri Bingkisan untuk Muallaf

Next Post
LazisMu Sergei Mulai Berkiprah, Beri Bingkisan untuk Muallaf

LazisMu Sergei Mulai Berkiprah, Beri Bingkisan untuk Muallaf

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.