• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Citra Muhammadiyah dalam Tokoh-tokoh Nasional Masa Kemerdekaan

Citra Muhammadiyah dalam Tokoh-tokoh Nasional Masa Kemerdekaan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
31 Agustus 2021
in Literasi
86

Yogyakarta, InfoMu.co – Memasuki minggu ketiganya dalam tema Muhammadiyah untuk Bangsa, Bedah Karya Sejarah menampilkan hal berbeda. Edisi kali ini, pemantiknya adalah Duta Besar Indonesia untuk Lebanon yang merupakan lulusan doktoral bidang antropologi, Hajriyanto Y. Tohari.

“Turun gunung”-nya beliau untuk turut menuliskan sejarah Muhammadiyah merupakan penguat bahwa profesi sejarawan tidak terikat dengan gelah akademik. Hal ini senada dengan nafas Kongres Sejarawan Muhammadiyah yang tidak mau mengeksklusifkan diri.

Mengenai bahasan, pembicaraan Pak Hajriyanto malam ini (16/8) bertajuk “Tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam Kemerdekaan Republik Indonesia”. Selain dalam konteks masa Revolusi, Pak Hajriyanto cukup banyak juga menuangkan tulisan tentang tokoh-tokoh sejarah Muhammadiyah. Salah satunya terangkum dalam buku Muhammadiyah dan Orang-orang Bersahaja: Sketsa-sketsa Etnografis dari Beirut yang diterbitkan Penerbit Suara Muhammadiyah.

Di antara banyak tokoh-tokoh yang berperan dalam perjuangkan mempertahankan kemerdekaan. Diskusi ini berfokus mengambil beberapa nama seperti Sukarno, Ki Bagus Hadikusumo, Djuanda Kartawijaya, Kasman Singodimedjo, Abdul Kahar Mudzakkir, Teuku Mohammad Hasan, Sukaptinah Sunaryo, Mas Mansur, Sukiman Wiryosanjoyo, dan Mohammad Roem.

Nama tokoh-tokoh nasional tersebut masih belum banyak diketahui khalayak bahwa mereka juga merupakan bagian dari Persyarikatan. Contohnya saja, Djuanda Kartawijaya yang dikenal dalam sejarah nasional lewat Deklarasi Djuanda. Namanya dalam grand history Indonesia lebih tersohor dengan jabatan perdana menteri dan kiprahnya dalam diplomasi. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sebelum duduk di jajaran birokrat negara, beliau aktif mengelola sekolah Muhammadiyah.

Lalu, ada juga tokoh dari Aceh, Teuku Muhammad Hasan. Dalam dunia pemerintahan, ia adalah Gubernur Sumatra Pertama dan pernah menjabar beberapa jabatan menteri serta Wakil Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Sebagai anggota Persyarikatan, salah satu jasanya adalah mendirikan ‘Aisyiyah di Aceh.

Tokoh lainnya adalah Sukaptinah Sunaryo atau dikenal pula dengan Siti Sukaptinah. Bagi kalangan sejarawan pergerakan nasional maupun gerakan perempuan, namanya lebih erat dikaitkan dengan Taman Siswa dan Kongres Perempuan Indonesia. Jarang sekali ada yang menyebut Siti Sukaptinah sebagai bagian dari Siswapraja Wanita Muhammadiyah, cikal bakal Nasyiatul Aisyiyah.

Itulah tiga di antara tokoh-tokoh lain yang didiskusikan edisi ketujuh Bedah Karya Sejarah Muhammadiyah ini. Tidak lupa, kami ucapkan sampai berjumpa di Kongres Sejarawan Muhammadiyah pada November mendatang. (ykk/SM)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: citrasejarahtokoh
Previous Post

KPK tetapkan Bupati Probolinggo tersangka suap jabatan kades

Next Post

Belum bayar insentif nakes, Mendagri Tito tegur 10 kepala daerah

Next Post
Belum bayar insentif nakes, Mendagri Tito tegur 10 kepala daerah

Belum bayar insentif nakes, Mendagri Tito tegur 10 kepala daerah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.