Karena esensi bermain itu adalah kegiatan ceria yang dilakukan bersama-sama/ berkelompok dengan teman sejawat. Terjalinnya interaksi multi arah yang berisikan canda tawa, marah, suka, dan duka.
Namun hari ini maksud dan tujuan dari bermain itu telah bergeser jauh, pengertian bermain sekarang bersifat individualistik melalui Smartphone/Gadget masing-masing. Game online telah merasuki masyarakat kita,tidak hanya yang muda, yang tua pun ikut menjadi korbannya. Belum lagi aplikasi media hiburan lainnya seperti tik tok,bigo live,snack video, dll dijadikan media hiburan untuk menyalurkan ekspresi bahagia (canda dan tawa) tapi tidak mengedepankan etika dan norma.
Hal tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan lapangan untuk bermain yang sudah sangat minim dan bahkan nyaris tidak ada lagi, dan tidak adanya upaya untuk melestarikan kembali permainan-permainan tradisional tersebut.
Jika kondisi kritis tersebut tidak segera diatasi,maka kita tidak bisa berharap banyak kepada generasi masa depan bangsa ini. Untuk itu kita sangat berharap dukungan seluruh pihak, terutama Pemerintah Kota Tanjungbalai agar apa yang menjadi tujuan KPOTI Tanjungbalai dapat terealisasi dan mendatangkan manfaat bagi masyarakat Kota Tanjungbalai.
Kpoti berharap mendapat dukungan pemerintah dengan memberikan fasilitas halaman kantor- kantor pemerintah di tiap kelurahan dan kecamatan dapat dibuka pada hari sabtu dan minggu sebagai lapangan tempat bermain anak-anak melalui permainan tradisional.
Selain itu pemerintah juga menggelorakan kembali permainan tradisional dengan membuat event kegiatan yang mempertandingkan permainan-permainan tradisional asli dari Kota Tanjungbalai.
Lestari Budayaku, Bugar Bangsaku!!!(Yuha Syufat)

