Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (20)
Berkeliling Aqsho, Melihat Jejak Sejarah Islam dan Perjuangan Palestina Membaskan Tanah Suci
Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co
Usai salat subuh kami kembali memanfaatkan waktu mengeksplore sudut demi sudut Masjidil Aqsho. Dipandu ustadz Irwan Syahputra kami melihat detail sudut-sudut masjid sembari mendapat penjelasan banyak hal dari riwayat kenabian dalam menjalankan dakwah Tauhid.
Seperti ditulis pada laporan sebelumnya, Masjid al-Aqsha berada di Kota Palestina, merupakan salah satu tempat kebanggaan umat Muslim di seluruh dunia. Sebab, Rasulullah SAW pernah menyinggahi tempat ini ketika peristiwa Isra dan Mi’raj untuk menerima perintah shalat lima waktu (QS Al-Isra ayat 1). Dan, sejarah telah mencatat bagaimana peristiwa Isra dan Mi’raj itu berlangsung.
Melihat Aqsha, menjadi puzle dari sejarah Islam, selain Nabawi dan Masjidil Haram. Kita seakan merangkai puzle dari tiga kota suci itu. Bedanya, Nabawi dan Haram berada dibawah pemerintahan Islam sedangkan Aqsho berada dibawa pemerintahan zionis. Melihat Aqsha, melihat mujahid yang terus berjuang dengan darah dan air mata. Berjuangan dalam kemiskinan. Terkadang harus meregang nyawa dalam dingin yang panjang karena tiadanya pasokan listrik dan makanan. ” Kami rindu kunjungan Umat Islam ke sini. Datanglah kalian melihat Kami ,” demikian harapan bangsa Palestina.
Dalam satu diskusi kami Jamaah Almerah Plaza & Travel, disarahkan mereka yang telah menunaikan haji dan umrah, datanglah ke Palestina untuk melihat Saudara Muslim kita di sini. Mereka butuh dukungan. Betapa bahagianya mereka saat Kami sapa. Mereka memeluk kami. Indonesia Saudara Kami. Bebaskan Palestina, Bebaskan Aqsho, katanya mereka.
Muslim di seluruh dunia diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan ke Palestina, mengunjungi Masjid al-Aqsha meskipun pasukan Israel melakukan pembatasan masuk yang ketat. Kunjungan Muslim ke al-Aqsha dianggap sebagai satu-satunya cara agar situs tersuci ketiga dalam Islam dapat dipertahankan.
“Inilah sebabnya mengapa umat Islam dari seluruh dunia perlu datang dan mengunjungi Masjid al-Aqsha karena kehadiran mereka akan menghidupkan kembali dan meningkatkan semangat orang Palestina untuk terus membela hak-hak mereka,” ujar Mufti Agung.
Sampai ke Aqsho, berjalanlah keluar. Ke lorong-lorong sempit disekitar Aqsho. Lihatlah mereka di Hebron, Tepi Barat, Jericho. Kita akan tahu bagaimana bangsa Palestina sesungguhnya. Alhamdulillah, rombongan Jamaah Almerah Plaza & Travel bisa masuk ke Hebron, satu kawasan konflik yang menyedihkan. Di Hebron kami melihat kawasan mati nyaris tanpa denyut. Di sanalah Bangsa Palestina bertahan hidup dalam kemiskinan. ( Seputar Hebron akan ditulis secara khusus.)


Situs-situs Penting di Aqsho
Aqsha memilii banyak situs sejaran Islam dan Kenabian. Tidak semua bisa kami lihat. Namun selama diberada di kawasan itu, Kami berusaha untuk melihat sebanyak mungkin yang kami bisa. Beberapa situs, dapat kami informasikan di sini.
Al-Shakra / Dome of The Rock
Al Shakhra lebih dikenal dengan sebutan Dome of The Rock yang berarti ‘kubah batu’. Dome of The Rock merupakan masjid yang dibangun oleh Khalid bin Walid atas perintah langsung Khalifah Umar bin Khattab RA pada tahun 15 hijriah atau 636 Masehi. Masjid ini merupakan simbol penaklukan Yerussalem, Palestina dari tangan Israel.
Menara Bab al-Ashbath
Bangunan ini terletak di sebelah utara al-Aqsha antara gerbang Hittah dan gerbang al-Ashbath. Bangunan ini didirikan pada zaman Sultan al-Mulk al-Asyraf Sya’ban (764-778 H/1363-1376 M) yang dipimpin oleh Gubernur Saifuddin Qatlubigo tahun 769 H/1367 M. Hal ini diketahui dari prasasti yang ada di sana.


Qubbah al-Silsilah
Bangunan ini terletak beberapa meter di sebelah timur Qubbah Shakhra (Kubah Batu). Qubbah al-Silsilah ini dibangun oleh Kekhalifahan Bani Umayyah, Abdul Malik bin Marwan (65-68 H/507-685 M). Sedangkan, Qubbah Shakhra dibangun antara tahun 66-72 H, juga oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Kubah ini berdiri di atas bangunan segi enam yang ditopang oleh enam tiang. Bangunan ini dikelilingi oleh serambi yang terdiri atas 11 segi dan berada di atas 11 tiang yang kokoh sebagaimana mihrab yang berada di atasnya.
Dinamakan Qubbah al-Silsilah yang berarti Kubah Rangkaian, karena adanya rangkaian cahaya yang tergantung di dalamnya serta bisa dilihat dari luar. Rangkaian cahaya ini tergantung antara langit dan bumi. Bangunan ini pernah direnovasi sebanyak dua kali, yaitu pada masa kerajaan Mamlukiyah dan kekhalifahan Utsmaniyah, yaitu masa Sultan al-Malik al-Dzahir Bebres (658-676 H) dan Sultan Sulaiman al-Qanuni (926-974 H).
Menara Gerbang Silsilah
Bangunan ini terletak di sebelah barat al-Haram al-Syarif (al-Aqsha), antara gerbang Silsilah dan Sekolah al-Asyrafiyah. Bangunan ini didirikan pada zaman Sultan al-Nashir Muhammad bin Qalawan, tepatnya tahun ketiga dari kesultanannya (741-809 H/1309-1340 M) berdasarkan perintah dari Sultan al-Malik al-Nashir pada 730 H/1329 M, sebagaimana tertulis pada prasastinya.
Menara al-Maghoribah
Bangunan ini terletak di bagian barat daya dari al-Haram al-Syarif al-Qudsiyyah. Menara ini terkenal dengan kemegahannya yang dibangun oleh Hakim Syarifuddin Abdurrahman bin al-Shahib, salah seorang menteri dari Sultan Fakhruddin al-Kholili. Bangunan ini dirikan pada masa keemasannya Syarifuddin sebagai penjaga al-Haramain al-Syarifain (di Al-Quds dan Hebron) tahun 677 H.
Qubbah Mi’raj
Bangunan ini terletak di sebelah barat Qubbah al-Shakhra agak miring ke sebelah utara. Bangunan ini didirikan pada masa kesultanan al-Ayubiyah, tepatnya pada masa Sultan al-Amlik al-Adil Saifuddin Abi Bakar (596-615 H/1200-1218 M) atas perintah Amir al-Zanjili, wali kota al-Quds, sebagaimana tertulis pada prasasti di sebelah pintu masuk utama.
Qubbah Nahwiyyah
Qubbah ini terletak di pojok barat daya Qubbah al-Shakhra, dan dibangun pada zaman al-Ayubiyah tepatnya pada Sultan Malik Isa tahun 604 H/1207 M. Dulu bangunan ini merupakan tempat belajar bahasa Arab, karena Sultan Malik Isa terkenal dengan kecintaannya pada bahasa Arab. Demikian tertulis pada prasasti yang terdapat dalam qubbah tersebut.
Qubbah ini terdiri atas dua ruangan dan satu aula yang memanjang yang bisa dimasuki dari pintu utama. Ruangan ini dihiasi dengan ukiran-ukiran pepohonan. Demikian juga tiang-tiangnya yang kokoh yang dihiasi dengan berbagai ukiran yang menunjukkan bangunan ini didirikan pada dua zaman, yaitu Sahlibiyah dan Ayubiyah.
Mimbar Masjid
Bangunan ini dibuat atas perintah Syekh Nuruddin Zanki yang dihadiahkan kepada Shalahuddin al-Ayyubi, atas keberhasilannya membebaskan Palestina dari cengkeraman tentara Israel.
Aqsha menjadi bukti akan kekuasaan Allah. Menjadi bukti akan kebenaran Islam. Inilah Kota suci yang dijadikan tanah suci bagi tiga agama samawi (Islam, Yahudi dan Nasrani). (bersambung)

