• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Berdoa di Media Sosial: Perspektif Hukum dan Adab

Berdoa di Media Sosial: Perspektif Hukum dan Adab

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
11 Oktober 2025
in Tarjih
0

Berdoa di Media Sosial: Perspektif Hukum dan Adab

Dalam Pengajian Tarjih yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Rabu (8/10), Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid, Ali Yusuf, membahas topik aktual tentang praktik berdoa di media sosial.

Dalam ceramahnya, ia menguraikan pandangan Islam mengenai doa yang diunggah di platform seperti WhatsApp, Facebook, dan Twitter, dengan memisahkan doa dalam dua dimensi: khusus dan umum.

Ali Yusuf memulai dengan menegaskan bahwa doa merupakan ibadah, sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi dari Nu’man bin Basyir, “Ad-dua hual-ibadah” (Doa adalah ibadah). Ia menjelaskan bahwa berdoa tidak hanya mendatangkan pahala sebagai ibadah, tetapi juga menjadi sarana permohonan kepada Allah yang berpotensi dikabulkan.

Namun, ia menekankan pentingnya mematuhi adab dan syarat berdoa, seperti beriman kepada Allah, memohon langsung tanpa perantara, memiliki keyakinan akan dikabulkan, disertai usaha nyata, serta memilih waktu-waktu mustajab, seperti pada hari Jumat, saat berpuasa, sepertiga malam terakhir, atau antara azan dan iqamah.

Dalam konteks doa di media sosial, Ali Yusuf membedakan doa dalam dimensi khusus dan umum. Doa dalam dimensi khusus terikat pada aturan syariat, seperti mengawali doa dengan memuji Allah, membaca selawat, mengangkat tangan, dan dilakukan dengan khusyuk serta tadaru (kerendahan hati).

Ia mempertanyakan apakah doa yang diunggah di media sosial memenuhi adab ini, misalnya, apakah doa tersebut dibaca sambil menghadap kiblat atau hanya sekadar tulisan tanpa kekhusyukan. Ia mengingatkan bahwa doa sebagai ibadah harus dijaga dari sikap pamer atau riya, yang dapat mengurangi keikhlasan.

Ali Yusuf juga menyoroti bahwa doa dalam dimensi khusus bersifat rahasia antara hamba dan Allah. Mengunggah doa yang mengandung keluh kesah atau aib pribadi, seperti pengakuan dosa, dianggap tidak tepat.

Ia merujuk pada hadis dari Abu Hurairah, “Tidaklah Allah menutupi aib seseorang di dunia melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat,” dan hadis lain yang menyebutkan bahwa dosa umat akan diampuni kecuali bagi mereka yang menampakkannya secara terang-terangan (mujahirun). Mengunggah doa yang membuka aib dapat menghilangkan keberkahan doa dan menyerupai kesombongan.

Sebaliknya, doa dalam dimensi umum diperbolehkan dengan tujuan positif, seperti pembelajaran, dakwah, dan silaturahim. Ali Yusuf mencontohkan doa-doa yang diunggah untuk mengedukasi masyarakat, seperti doa harian dengan sumber dalil yang jelas, misalnya doa makan, tidur, atau memohon kesehatan. Doa semacam ini dapat menjadi sarana pembelajaran, terutama bagi generasi muda yang aktif di media sosial.

Selain itu, doa untuk tujuan dakwah, seperti memotivasi kebaikan atau mengajak simpati terhadap mereka yang tertimpa musibah, juga dianggap positif. Contohnya, mengunggah doa untuk kesembuhan seseorang atau kelancaran operasi, yang dapat menggugah solidaritas umat.

Doa dalam dimensi silaturahim juga diperbolehkan, seperti mendoakan saudara tanpa sepengetahuannya, yang menurut hadis riwayat Muslim dari Abu Darda, akan diamini malaikat. Ali Yusuf menekankan bahwa doa semacam ini mencerminkan amal saleh dan memperkuat hubungan sosial, selama tidak membuka aib atau bersifat pamer.

Ali Yusuf menutup ceramahnya dengan pesan bahwa berdoa di media sosial tidak sepenuhnya salah, tetapi harus dilakukan dengan bijak. Doa dalam dimensi khusus harus tetap rahasia dan mematuhi adab syariat, sementara doa dalam dimensi umum dapat diunggah dengan niat positif, seperti pembelajaran, dakwah, atau silaturahim.

Ia mengajak jemaah untuk memilah doa yang pantas diunggah agar tidak kehilangan kekhusyukan dan keikhlasan, serta tetap menjaga hubungan pribadi dengan Allah sebagai esensi utama berdoa. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: doamedia sosial
Previous Post

Rektor UMMAS Undang Alumni STIHMA dan STIEMA: Proyeksikan Pembentukan Ikatan Alumni dan Reuni Akbar

Next Post

Majelis Tabligh Matangkan Persiapan Rakernas II: Lahirkan Empat Gerakan Strategis Dakwah Muhammadiyah

Next Post
Majelis Tabligh Matangkan Persiapan Rakernas II: Lahirkan Empat Gerakan Strategis Dakwah Muhammadiyah

Majelis Tabligh Matangkan Persiapan Rakernas II: Lahirkan Empat Gerakan Strategis Dakwah Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.