Belajar Dari “Hompimpa Alaium Gambreng”
Oleh : Adam Chairivo
Sewaktu kecil pasti kita sering mendengarkan kalimat “Hompimpa Alaium Gambreng” yang bertujuan untuk menentukan keputusan-keputusan penting dalam setiap permainan yang kita mainkan, seperti memilih siapa yang akan menjadi pencari ataupun yang dicari dalam permainan petak umpet atau lain sebagainya. Dulu Terlihat sepele, namun setelah kita tau arti dan maknanya ternyata begitu luar biasa. Memainkan permainan yang dilakukan secara bersama-sama ternyata memiliki makna yang mendalam hanya ditemukan digenerasi yang lahirnya belum terpapar dengan permainan online dan sejenisnya.
Namun tanpa kita sadari kalimat tersebut memiliki arti yang mendalam untuk dipahami. Menurut beberapa sumber kata “Hompimpa Alaium Gambreng” berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “Dari Tuhan akan kembali ke Tuhan, mari kita bermain”. Hal ini tidak begitu disadari karena anak-anak yang bermain hanya fokus terhadap apa yang menjadi pokok permainan yang menyenangkan bukan pada pesan yang tersembunyi di dalamnya.
Kalimat yang dianggap sebagai kalimat bermain ini, setelah dipahami lebih lanjut ternyata artinya bukan untuk main-main. Lantas apa hal yang bisa menjadi pokok pembelajaran dalam kalimat tersebut?. Hemat saya hari ini kalimat tersebut mengisyaratkan kepada kita agar selalu menyerahkan diri pada Tuhan dan meyakini setiap jalan yang dilalui adalah kehendakNya dan akan kembali pada apa yang menjadi milikNya dengan tidak hanya berserah diri namun berani untuk mengambil keputusan dan menerima tantangan demi hasil yang diinginkan tak terlepas dari peran Tuhan di dalamnya.
Saya tersadar ternyata kalimat yang sewaktu kecil sering saya dan teman-teman ucapkan sebagai ritual permusyawarahan tertinggi dalam menentukan keputusan permainan ternyata memiliki makna yang sedalam itu dan patut untuk dimanifestasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Menyerahkan diri kepada Tuhan dan meyakini diri bahwasanya Tuhan telah mengatur semuanya sehingga apa yang menjadi milikNya akan kembali padaNya membuktikan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh arogan berjalan di kehidupan dunia yang fana ini, namun tetap optimis memenangkan kompetisi permainan yang tanpa disadari kita sendiri sebagai pemangku kebijakan keputusan untuk hari yang akan datang.
Penerapan kalimat ini dalam kehidupan sehari-hari dapat meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan dan melatih diri agar selalu sabar dalam setiap cobaan yang menghantam dan menimbulkan penderitaan.
Adam Chairivo, Mantan Ketua PK IMM FEB-UMSU

