Kamis, 15 Mei 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Pendidikan

Anwar Abbas Wanti-wanti MBG Jangan Sampai Jadi “Program Kenyang” Buat Konglomerat!

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
3 Februari 2025
in Pendidikan
A A
0
SHARES
58
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, InfoMu.co – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus pengamat sosial ekonomi, mengkritisi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah dengan anggaran jumbo mencapai Rp171 triliun tahun ini.

Ia mewanti-wanti, program yang sejatinya bertujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia ini berpotensi melenceng jika tidak dikelola dengan baik.

“Jangan sampai MBG malah jadi ‘program kenyang’ buat konglomerat, sementara pedagang kecil dan pelaku usaha mikro hanya bisa gigit jari,” tegas Buya Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima Inilah.com, Ahad (2/2/2025).

Menurut, meski pemerintah mengklaim bahwa program ini akan menguntungkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), faktanya ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan besar.

Mereka diduga bisa menyusup ke dalam skema MBG dengan berkedok sebagai UMKM demi meraup keuntungan besar.

“Banyak usaha besar yang melirik MBG ini dan membuat perusahaan baru berlabel UMKM. Tujuannya jelas, supaya mereka bisa ikut menikmati kue anggaran MBG,” ungkap Ketua PP Muhammadiyah bidang ekonomi tersebut.

Anwar menyoroti data yang menunjukkan dominasi UMKM di Indonesia, di mana usaha mikro dan ultra mikro mencapai lebih dari 98% dari total pelaku usaha. Sayangnya, keberadaan mereka justru terancam jika pengelolaan MBG diserahkan kepada pihak-pihak yang hanya mengejar keuntungan semata.

“Kalau pengadaan MBG ini tidak diprioritaskan untuk usaha mikro dan ultra mikro, mereka yang selama ini berdagang di kantin-kantin sekolah bisa tergusur. Penjualan mereka tergerus karena makanan yang biasanya mereka jual sudah digantikan oleh MBG,” ujarnya.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi “bencana ekonomi” bagi pedagang kecil yang selama ini menggantungkan hidup dari berjualan di lingkungan sekolah.

Pemerintah Diminta Prioritaskan Usaha Mikro dan Ultra Mikro

Anwar menegaskan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan program ini benar-benar memberdayakan pelaku usaha kecil di lapisan bawah, bukan menjadi ladang bisnis bagi konglomerat.

“Kalau mau memberdayakan ekonomi rakyat, maka pengadaan MBG harus diprioritaskan untuk usaha mikro dan ultra mikro. Jangan biarkan konglomerat yang justru kenyang dari program ini,” katanya dengan nada tegas.

Ia juga mengusulkan agar pengelolaan MBG diserahkan kepada pihak sekolah yang bisa bermitra langsung dengan pedagang kecil di lingkungan sekitar.

“Pihak sekolah bisa bermitra dengan pedagang yang sudah ada, sambil memastikan kualitas, kebersihan, dan ketepatan waktu distribusi. Ini bisa dilakukan dengan melibatkan Badan Gizi Nasional, suplier lokal, dan pengawas internal,” sarannya.

Selain itu, Anwar mengusulkan pembentukan tim pengawas khusus di setiap sekolah untuk memantau jalannya program MBG. Tim ini harus terdiri dari perwakilan guru, karyawan, orang tua siswa, hingga warga sekitar.

“Jangan sampai hanya satu atau dua pengusaha saja yang diuntungkan. Harus ada pemerataan, persaingan sehat, dan sistem penghargaan serta sanksi yang adil,” jelasnya.

Anwar menegaskan bahwa MBG tidak boleh dipandang semata sebagai program pemenuhan gizi anak-anak. Lebih dari itu, program ini harus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang mampu mengangkat pelaku usaha mikro dan ultra mikro ke level yang lebih tinggi.

“Program ini seharusnya bisa menjadi jalan bagi usaha kecil untuk naik kelas. Jangan sampai justru menjadi ‘program kenyang’ bagi para konglomerat yang sudah punya piring penuh,” pungkasnya. (inilah)

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
Tags: gratrismakan bergizi

Dapatkan informasi terupdate dan terkini seputar InfoMu dan jadilah yang pertama

Tidak Setuju
Syaiful Hadi

Syaiful Hadi

Related Posts

Pendidikan

35 Remaja Masjid Ikuti Pengkaderan Muhammadiyah Ranting Dolok Maraja

13 Mei 2025
Pendidikan

Wamendikdasmen Apresiasi Komitmen Wujudkan Pendidikan Bermutu

12 Mei 2025
Kabar

‘Aisyiyah Perkuat Layanan Pendidikan Inklusif untuk Semua

10 Mei 2025
Pendidikan

Kiprah Muhammadiyah di Lingkup Global Tuai Apresiasi

9 Mei 2025
Miftah Fariz
Opini

Sekolah Muhammadiyah: Menyiapkan Generasi Tangguh di Tengah Tantangan Zaman

8 Mei 2025
Pendidikan

Refleksi Hardiknas, Irwan Akib : Tokoh Masyarakat Turut Berperan Membentuk Karakter Anak Indonesia

3 Mei 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Olahraga Jadi Dakwah: LPO Sumut Dukung Penuh Turnamen Mini Soccer

15 Mei 2025

SMP Muhammadiyah 16 Lubuk Pakam Luncurkan Sistem Absensi Online Berbasis QR Code

15 Mei 2025

Status Nasab Anak Hasil Perbuatan Zina

15 Mei 2025

Sudah Lebih 1,5 Juta Boks Makanan Disajikan untuk Dinikmati Jemaah Haji Indonesia

15 Mei 2025

Banyak Negara Mengakui Palestina, Israel Keluarkan Ancaman

15 Mei 2025

Sumatera Utara Bangun Tiga Sekolah Unggulan, Salah Satunya di Kepulauan Nias

15 Mei 2025

Ini Susunan Pengurus Dewan Pers Periode 2025-2028

14 Mei 2025
Infomu

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com

Navigasi

  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

Follow Us

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
  • Peristiwa
  • Persyarikatan
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar 48
  • Redaksi

© 2020 infoMU - Media Berkemajuan - Website by webmedan.com