Yogyakarta, InfoMu.co – Ribuan santri meriahkan gelaran Aksi 1500 Santri Mu’allimaat dan ‘Aisyiyah “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta Menuju Green Pesantren Perempuan ‘Aisyiyah” pada Sabtu (17/11) di Alun-alun Kidul Kota Yogyakarta.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa masalah sampah sudah menjadi masalah global. Ia menekankan pentingnya 3R untuk atau Reduce, Reuse, Recycle untuk dapat diterapkan di semua sektor termasuk di sektor pendidikan.
“Membuang sampah tentunya berbeda dengan mengelola sampah. Muallimat sudah sangat konsen terhadap ini dan bahkan di acara yang melibatkan ribuan santri ini pun tidak ada minuman dalam kemasan plastik yang berserakan karena semua santri dengan kesadaran sudah membawa tumblernya masing-masing,” tuturnya.
Dari 3R tadi Salmah mendorong para santri sebagai kaum milenial untuk bergerak mencegah perubahan iklim yang ekstrim. “Karakter perempuan berkemajuan adalah menjaga lingkungan kita harus mulai dari rumah kita sendiri, kita harus bisa mengelola sampah sebelum kita buang dan ini sudah menjadi hal biasa di Madrasah Muallimaat Yogyakarta.”
Madrasah Mu’allimaat akan bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan dalam kegiatan aksi tersebut diserahkan 1500 tumbler yang menjadi simbolik kerjasama untuk mengurangi sampah. Para santri kemudian melakukan aksi bersih ibu bumi di lingkungan alun-alun kidul Yogyakarta.
Kehidupan Pesantren yang Sehat
Dalam gelaran aksi ini dilakukan juga Deklarasi Pesantren Perempuan Peduli Lingkungan, senam ‘Aisyiyah bahagia bersama Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga (LBSO) PP ‘Aisyiyah, senam Muhammadiyah, dan Bersih Ibu Bumi.
Direktur Madrasah Muallimaat Yogyakarta, Unik Rasyidah menyampaikan bahwa deklarasi pesantren perempuan peduli lingkungan ini menjadi bagian penting karena lingkungan menjadi tanggung jawab bersama.
“Kita semua harus bertanggung jawab terhadap lingkungan kita setidaknya dari lingkungan terdekat kita. Cerdas dalam memilah sampah, kita harus jadi bagian dari solusi bukan bagian dari polusi.”
Mami Hajaroh, yang merupakan BPH dari Madrasah Muallimaat Muhammadiyah Yogyakarta mendorong Muallimaat untuk terus meningkatkan perannya dalam pelestarian lingkungan. Terlebih setelah Muallimaat menyatakan diri sebagai pesantren peduli lingkungan.
“Tentu itu harus ditunjukkan dalam perilaku sehari-hari termasuk dalam pendidikan, setelah itu perlu ada kemampuan para santri melakukan kampanye tentang lingkungan sehingga siswa akan menjadi pionir dalam menggerakkan bagaimana remaja bisa berperan secara luas dalam menghadapi isu global yakni isu lingkungan,” ungkapnya.
Abdul Su’ud, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah (Kabid Dikmad) Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta mengapresiasi aksi yang dilakukan Madrasah Muallimaat ini.
Menurutnya kegiatan ini tidak hanya terkait kegiatan di madrasah tetapi kegiatan yang monumental karena kita di Kota Yogyakarta mengalami masalah cukup besar terkait pengelolaan sampah. Salah satunya menurut Su’ud adalah kesadaran warga masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
“Mindset kita bahawa sampah sesuatu yang menjadi sisa yang tidak kita berdayakan maksimal dan hanya kita buang,” ungkapnya.
Oleh karena itu Su’ud berharap santri madrasah Muallimaat dapat mengembangkan keterampilan dalam mengolah kembali sisa-sisa sampah. Su’ud mengajak untuk menunjukkan pada dunia bahwa siswa siswi madrasah ingin berpartisipasi secara langsung dan nyata untuk peduli lingkungan. (muhammadiyah.or.id)