• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Ada Kekuatan Baru yang Meminggirkan Posisi Muhammadiyah dan NU

Ada Kekuatan Baru yang Meminggirkan Posisi Muhammadiyah dan NU

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
16 Oktober 2020
in Kabar, Sosial Politik
86

Jakarta, infoMu.co  – Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) menyebut ada yang aneh dengan perkembangan situasi politik usai diketukpalunya RUU Ciptaker oleh DPR secara tiba-tiba dan terkesan mendadak.

Ketua Umum KB PII, Nasrullah Larada mengatakan, tampaknya kini ada kekuatan baru yang secara nyata mengabaikan atau meminggirkan suara rakyat dan berbagai ormas, terutama ormas terbesar di negeri ini yaitu Muhammadiyah dan NU.

“Kolaborasi supra struktur dalam sistem politik Indonesia yang diwakili legislatif dan eksekutif telah membentuk oligarki politik tersendiri dengan mengabaikan suara dari kalangan infrastruktur. Bahkan tiba tiba muncul polemik ecek-ecek yang memperdebatkan jumlah halaman dalam UU Ciptaker hingga berakibat saling mengklaim dan menuduh “hoaks”’satu sama lain. Tontonan yang menjijikan ini sangat memalukan terlebih dimata dunia internasional,” kata Nasrullah Larada, di Jakarta, Kamis (15/10).

Menurutnya, menjadi sangat bisa dimaklumi jika diberbagai daerah muncul demo besar-besaran yang menolak hadirnya bayi baru bernama UU Omnibus Law alias Cipta Kerja.

Patut disesalkan jika upaya menolak hadirnya UU Ciptaker melalui aksi dan demo, ditanggapi oleh pihak pemerintah dan kepolisian dengan cara cara yang kurang simpatik.

“Aksi masaa atau demontrasi adalah salah satu bentuk ketidakpuasan terhadap sebuah keputusan yang dianggap tidak merepresentasikan kepentingan rakyat banyak, mengingat sikap DPR yang nota bene wakil rakyat sudah tuli dan buta terhadap hak hak rakyat yang diwakili. Tindakan represif dari pihak kepolisian dalam menghadapi pendemo menandakan kurang adanya pendidikan yang berbasis akhlakul karimah dan pendidikan berbasis karakter sebagaimana yang jadi slogan pemerintahan Jokowi,” ujarnya.

Selain itu, Lanjut Nasrullah, sikap represif dalam menghadapi para demonstran merupakan cermin dari gagalnya intstitusi kepolisian dalam membangun citra kewibawaannya. Masyarakat kini menjadi tidak simpatik, takut dan tidak ada rasa hormat kepada intstusi polisi.

“Contohnya adalah penangkapan para aktivis dan penggrebekan Kantor Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) di Jl Menteng Raya 58 Jakarta. Itu adalah bentuk tindakan represif, kasar dan membabi buta dari pihak aparat yang seharusnya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan,” tegas Nasrullah lagi.

Oleh karenanya, selaku Ketua Umum Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia KBPII yang notabene organisasi eks aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) mengutuk keras tindakan semena-semena pihak aparat dengan merusak beberapa ruangan kantor PII dan GPII Menteng Raya 58.

“Kami meminta kepada Komnas HAM dan Kompolnas untuk bisa melakukan investigasi terhadap kasus tersebut,” kata Nasrullah. (law-justice.co)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: muhammadiyah
Previous Post

Group Donatur ‘Nabung Jum’at’ Berbuat Tiada Henti

Next Post

3.917 Mahasiswa UMSU Ikuti Masta Kolosal IMM

Next Post
3.917 Mahasiswa UMSU Ikuti Masta Kolosal IMM

3.917 Mahasiswa UMSU Ikuti Masta Kolosal IMM

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.