ACEH TAMIANG “SETELAH 2 PEKAN BENCANA”
Oleh: Syukurdi M, Warga Aceh Tamiang
Kondisi Aceh Tamiang paska musibah bencana banjir (26 Nopember 2025) atau dua pekan yang lalu masih memperihatinkan.
Untuk memulihakan situasi kembali normal setidaknya ada 4 (tiga) kebutuhan dasar selain bantuan logistik yang harus ditanganni dengan serius, yakni
1. KETERSEDIAAN ALIRAN LISRTIK
2. AIR BERSIH
3. KEBERSIHAN LINGKUNGAN (JALAN, PEMUKIMAN)
4. AKSES KEWILAYAH TERISOLIR
Sejak akses menuju Aceh Tamiang dari arah Medan terbuka, muncul harapan baru bahwa situasi akan segera pulih kembali, namun hingga hari ini sudah dua pekan berlalu Aceh Tamiang masih gelap gulita, listrik belum bisa menyala kecuali dibeberapa titik seperti didepan Mapolres.
Air bersih dari PDAM belum tersedia, terutama kerumah-rumah warga, yang ada hanya bantuan air bersih untuk Masjid dan titik lokasi pengungsian yang disuplay dengan mobil tanki dalam jumlah yang terbatas pula.
Ketiadaan air bersih membuat warga sulit membersihkan rumah dan lingkungannya, sementara lumpur semakin hari semakin mengeras dan akan sangat susah dibersihkan. Kondisi ini membuat warga memilih bertahan dilokasi pengungsian atau mendirikan tenda darurat didepan rumahnya.
Sementara bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan parah dan tidak layak huni lagi juga memilih untuk bertahan dipengungsian atau mendirikan tenda darurat diatas bekas reruntuhan dan sisa bangunan.
Perbaikan sarana listrik dan air bersih mutlak diperlukan untuk mempercepat normalisasi
kehidupan para korban dari kondisi darurat, tanpa listrik dan air maka tanggap darurat akan semakin berkepanjangan.
DISERANG PENYAKIT
Ketiadaan air bersih juga berpengaruh pada kondisi kesehatan warga yang umumnya kini diserang penyakit gatal-gatal kulit dan penyakit lainnya seperti batuk dan gangguan pernapasan akibat debu dari tanah lumpur.
HUNIAN SEMEMTARA
Karena warga masih mengungsi dan mendirikan tenda darurat, satu hal yang paling diperlukan adalah tenda hunian sementara, matras dan alas tidur.
Tanpa tenda hunian sementara yang layak, matras dan alas tidur akan semakin memperburuk kondisi korban terutama bagi kelompok rentan, lansia, anak-anak, bayi, ibu hamil dan menyusui.
KEBERSIHAN LINGKUNGAN.
Kondisi lingkungan pemukiman, pasar, sekolah, masjid dan fasilitas umum lainnya masih parah, kumuh dan kotor, akibat lumpur dan tanah.
meakipun sejumlah kendaraan yang rusak dibadan jalan, rumah dan batangan kayu yang berpindah tempat kebadan jalan sudah dibersihkan untuk kelancaran lalulintas, namun kondisinya kini berubah menjadi jalanan yang berdebu yang ketebalannnya dapat megganggu jarak pandang disaat ada kendaraan yang melintas, disejumlah titik juga terdapat jalan yang amblas dan lubang yang besar. Sememtara itu jalan-jalan pedesaan dan pemukiman masih banyak yang sulit dilalui akibat terhalang sampah, lumpur dan gundukan tanah.
untuk kebersihan lingkungan ini diperlukan peralatan kebersihan, alat berat dan tenaga relawan, jika lingkungan sudah bersih jalan-jalan sudaj dapat dilalui, masyarakat akan bisa kembali memulai hidup baru ditempat tinggalnya.
AKSES KEWILAYAH TERISOLIR.
Masih terdapat sejumlah desa yang sulit dijangkau atau terisolir seperti di Kecamatan Sekrak, Tenggulun dan Tamiang Hulu.
Sejumlah desa yang terisolir karena adanya jembatan putus dan jalan yang rusak parah sehingga sulit untuk dijangkau terutama dalam rangka distribusi logostik dan pelayanan kesehatan dan layanan lainnya.
Kesulitan menuju lokasi terisolir karena keterbatasan alat transportasi seperti sampan/perahu mesin dan kendaraan darat double gardang, dan motor trail, dukungan alat transfortasi sebagaimana kebutuhan dan kondisi Medan sangat diperlukan dalam rangka merintis dan membuka akes.

