Palembang, InfoMu.co – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti Sampaikan Pengajian Umum dalam CRM Award dan Rakernas LPCRPM pada Jumat malam (1/11) di Palembang.
Dalam paparannya, Mu’ti menyampaikan bahwa ranting Muhammadiyah merupakan ujung tombak sekaligus pondasi dari gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Sekaligus juga basis denyut nadi gerakan Muhammadiyah.
“Dari ranting itu pula diharapkan tumbuh cabang, daerah, wilayah. Oleh karena itu pula maka semangat kami di PP Muhammadiyah menghidupkan ranting, bagaimana kami meneguhkan kembali hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan,” katanya.
Peneguhan gerakan menurutnya penting agar memiliki dinamika yang tinggi, dan semangat untuk mengembangkan kreativitas, serta mewujudkan amal yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat secara luas.
Oleh karena itu, komitmen menghidupkan ranting adalah upaya Muhammadiyah agar senantiasa berkembang, bergerak menuju cita-cita ideal sebagaimana yang disebutkan dalam Muqaddimah AD/ART Muhammadiyah.
Muqaddimah tersebut berbunyi, mengantarkan warga Muhammadiyah ke depan pintu gerbang surga jannatun naim, dan menjadikan Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Mu’ti yang saat ini menjabat sebagai Mendikdasmen mendorong terjalinnya sinergi antara LPCRPM dengan pemerintah, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan non-formal dan informal.
“Kira-kira di lima tahun yang terakhir, pendidikan non formal dan informal itu seperti kurang mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya,” katanya.
Dalam mengemban amanah konstitusi mencerdaskan putra dan putri bangsa, Mu’ti menyampaikan amanah tersebut sulit direalisasikan apabila hanya dilakukan melalui adanya pendidikan formal saja.
Secara sederhana, sinergi di bidang pendidikan non-formal dan informal dapat dilaksanakan melalui masyarakat, masjid, dan kelompok belajar yang selama ini telah dilakukan oleh Muhammadiyah maupun ‘Aisyiyah, serta ortom yang lain.
“Kami mulai berkomitmen untuk mulai mengembangkan dan memberikan layanan pendidikan wajib belajar 13 tahun, yang dimulai dari pendidikan pra sekolah,” imbuhnya.
Pada tahap pendidikan pra sekolah ini, kata Mu’ti, antara Persyarikatan Muhammadiyah dengan pemerintah memiliki irisan tebal dalam pelaksanaan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. (muhammadiyah.or.id)