Jembatan Tabayang Indah di Senja Hari
Laporan : Yuha Syufat, Jurnalis InfoMu.co dari Tanjung Balai
Tanjungbalai, InfoMu.co – Jembatan Tabayang atau dikenal juga dengan nama Jembatan Patembo adalah jembatan terpanjang di Sumatera Utara. Panjang jembatan ini mencapai 600 meter dan menghubungkan Kota Tanjung Balai dengan Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan yang dipisahkan oleh Sungai Asahan.
Jembatan ini diresmikan pada tahun 2008 oleh Pemko Tanjungbalai dan Pemkab Asahan, Jembatan Tabayang yang artinya “terbayang”, singkatan dari Tanjungbalai – Sungai Kepayang.
Selain sebagai sarana penyebrangan, jembatan ini juga merupakan lokasi nongkrong favorit bagi muda-mudi Tanjung Balai. Apalagi di kala sore dan malam minggu, biasanya jembatan ini cukup ramai. Karena dari atas Jembatan Tabayang ini, kita dapat menikmati panorama indah dari Sungai Asahan dengan kapal-kapal yang berlalu lalang. Di kejauhan terlihat pula pulau-pulau kecil berjejer di sepanjang aliran Sungai Asahan. Pemandangan di atas jembatan ini semakin indah pula dikala menjelang senja, karena cahaya jingga matahari yang akan terbenam bakal membias di permukaan Sungai Asahan yang indah.
Sebelum adanya jembatan ini warga menyebrang menggunakan transportasi air yaitu sampan Kotak, Sampan kotak merupakan perahu kayu khas Tanjungbalai.

Jurnalis infoMu.co di Kota Tanjungbalai Yuha Syufat melakukan wawancara dengan salah seorang pekerja sampan kotak yaitu Ucok 53 Tahun.
Kata Ucok, transportasi air satu-satunya untuk penyebrangan masyarakat dulunya ialah sampan kotak ini, sampan kotak ini merupakan sampan khas Tanjungbalai yang perlu kita lestarikan bersama.
Namun kini keadaan sampan kotak tersebut seperti mati suri, dikarenakan sudah tidak adanya lagi para penumpang, kami hanya bergantung pada kapal-kapal besar yang mau mengantar/menjemput makanan dan penumpang ketepian pantai amor.
Selain itu sesekali kami juga membawa wisatawan untuk mengelilingi sungai Asahan ini, namun Itupun tidak setiap hari. Pendapatan yang kami terima pun hanya sanggup untuk membeli 1-2 kg beras saja, ujar Ucok.
Ucok juga berharap kepada pemerintah kota agar terus memperhatikan objek wisata yang ada di Tanjungbalai ini, baik di air maupun didarat dan juga mengajak masyarakat untuk saling menjaga terhadap keindahannya.(Yuha Syufat)

