Pos Koordinasi Muhammadiyah dan MDMC Medan Bekali Guru Lewat Bimtek Relawan Pendidikan Bencana
INFOMU.CO ! Medan — Dalam menanggapi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, Pos Koordinasi Muhammadiyah Wilayah (Poskorwil) Sumatera Utara bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Medan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Relawan Pendidikan Bencana, Jumat, 26 Desember 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan S.M. Raja No. 136, Medan.
Bimtek tersebut diikuti oleh sekitar 50 peserta yang terdiri dari guru dan kepala sekolah dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se kota Medan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas relawan pendidikan agar lebih siap dalam menghadapi dan menangani situasi kebencanaan, khususnya yang berdampak pada anak-anak dan lingkungan sekolah.
Hadir dalam kegiatan ini antara lain Wakil Sekretaris PWM Sumut Drs. Mutholib, MM, Dr. dr. Delyuzar, Sp.PA., M.Ked(PA) selaku Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan, Irsan Armadi, SH., M.Si., MH selaku Ketua Poskorwil Muhammadiyah Sumatera Utara, Endang Mulyani Putro, S.Pd., M.Pd dari MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai pemateri.
Dalam sambutan sekaligus membuka acara, Ketua Poskorwil Sumut Irsan Armadi menyampaikan harapannya agar bimbingan teknis ini benar-benar mampu membentuk relawan-relawan yang tangguh dan siap diterjunkan langsung ke lokasi bencana. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi dan kesatuan gerak Muhammadiyah dalam penanggulangan bencana.
“Kami berharap semua tetap berada dalam satu pintu gerakan, yaitu One Muhammadiyah One Resiliensi, sehingga respon kebencanaan yang dilakukan lebih terarah dan efektif,” ujarnya.
Sementara itu, dalam wawancara, Dr. dr. Delyuzar menegaskan pentingnya pendidikan kebencanaan, khususnya bagi para guru. Menurutnya, guru memiliki peran strategis karena memiliki latar belakang pendidikan dan keterampilan yang dapat digunakan melalui pendekatan kepada anak-anak dan keluarga.
“Relawan yang dibekali pendidikan bencana tentu akan lebih siap di lapangan. Apalagi kegiatan ini diikuti oleh para guru yang punya keterampilan mendampingi anak. Jika mereka dibekali kemampuan menangani bencana, itu akan sangat mempermudah masyarakat di sekitarnya,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti aspek pemulihan psikologis bagi anak-anak korban bencana, seperti banjir. Anak-anak yang mengalami bencana sering menunjukkan gejala trauma, seperti sulit tidur, mudah panik, tantrum, dan mudah marah.
“Ini adalah bagian dari trauma yang harus ditangani secara psikologis. Guru-guru yang berpengalaman mendampingi anak-anak saya pikir bisa berbuat banyak, terutama jika mereka mendapatkan bimbingan teknis seperti ini,” tambahnya.
Sebagai pemateri, Endang Mulyani Putro memaparkan materi terkait penyelenggaraan pendidikan darurat bermuatan psikososial, yang menekankan pentingnya pemulihan kondisi mental dan emosional anak dalam situasi pascabencana, selain pemenuhan kebutuhan fisik dan pendidikan dasar.
Melalui kegiatan ini, Muhammadiyah berharap dapat memperkuat peran guru dan sekolah sebagai garda terdepan dalam pendidikan kebencanaan sekaligus membangun jejaring relawan yang siap, tangguh, dan terkoordinasi dalam menghadapi berbagai potensi bencana di Sumatera Utara. (bess)
