Tiga Kader Sumut Berkontribusi dalam Halaqah Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta
INFOMU.CO | Yogyakarta – Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah terus mematangkan penyusunan Tafsir At-Tanwir, sebuah proyek monumental tafsir resmi organisasi yang bertujuan memberikan tuntunan keagamaan sekaligus pembinaan karakter bangsa yang berkemajuan. Dalam rangkaian agenda terbaru di Gedoeng Moehammadijah, Yogyakarta, tiga kader asal Sumatera Utara (Sumut) yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) turut mengambil peran strategis sebagai tim penulis naskah awal.

Faisal Amri Al Azhari: Membedah Kekuatan Barisan
Faisal Amri Al Azhari, M.Ag., anggota MTT Muhammadiyah Sumut dan Dosen AIK UMSU, hadir dalam Halaqah Tafsir At-Tanwir XII pada Sabtu, 20 Desember 2025 lalu. Dalam forum tersebut, ia mempresentasikan naskah berjudul “Pencerahan dengan Membangun Barisan: Perbandingan Barisan Kaum Musyrikin dan Kaum Beriman” yang mengkaji munasabah ayat tentang “Lemahnya Persatuan Barisan” Q.S. ash-Shaffat [37]: 27-39.
Keterlibatan Faisal merupakan komitmen panjang melalui berbagai tahapan konferensi mufasir (KMM 1, 2, dan 3). Ia dipercaya menyusun naskah awal untuk bagian dari tiga juz, yaitu Juz 16: Mencakup QS al-Kahf (83-101) dan QS Taha (57-84), Juz 23: Mencakup QS ash-Shaffat (27-39 dan 123-132), dan Juz 30: Mencakup Surah Al-Fil, Quraisy, dan Al-Ma’un.
Dzulhajj dan Sa’adah Ritonga: Ikut Kontribusi Penulisan
Selain Faisal, dua akademisi UMSU lainnya telah melewati proses panjang, termasuk kepesertaan dalam Konferensi Mufasir Muhammadiyah (KMM), untuk menyelesaikan draf naskah tafsir:
Dzulhajj Aeyn Abe Siregar, M.I.Kom. (Dosen FISIP UMSU & Majelis Tabligh PCM Medan Tembung). Sebagai peserta KMM 2 dan 3, ia dipercaya masuk dalam tim penyusunan Juz 22 (QS Saba’: 28-37 dan QS Yasin: 20-23) serta Juz 26 (QS adz-Dzariyat: 1-25). Ia mempresentasikan progres naskahnya pada Halaqah IX, 4-5 Oktober 2025.
Sa’adah Ritonga, M.Ag. (Dosen AIK UMSU & Anggota MPK PWA Sumut). Peserta KMM 2 asal Labuhan Batu ini fokus pada naskah awal Juz 22, khususnya QS Fatir: 23-37. Dalam Halaqah X, 25-26 Oktober 2025, ia memaparkan tema “Pencerahan dengan Kreativitas” yang menekankan bahwa Al-Qur’an adalah inspirasi untuk menjadi Sabiqun bil Khoirot (terdepan dalam kebaikan) melalui kreativitas konstruktif.
Melanjutkan Tradisi KH Ahmad Dahlan
Tradisi penafsiran ini berakar dari semangat pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang selalu menerangkan ajaran Islam berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah tanpa menegasikan peran para mujtahid terdahulu. Sebagaimana amanat Anggaran Dasar Muhammadiyah Pasal 4, gerakan ini menuntut para pemimpin dan kadernya untuk memahami Al-Qur’an melalui tafsir sebagai kompas dakwah amar makruf nahi mungkar.
Kehadiran para akademisi Sumut di tingkat pusat ini diharapkan memperkuat kontribusi pemikiran kewilayahan dalam memperkaya khazanah tafsir yang moderat, pencerah, dan berkemajuan bagi warga persyarikatan serta bangsa Indonesia. (***)

