• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar MA

Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butarbutar MA

“Shundūq al-Yawāqīt” : Instrumen Penunjuk Waktu Kreasi Ibn Syathir (w. 777 H/1375 M)

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
14 Desember 2025
in Literasi
0

“Shundūq al–Yawāqīt” : Instrumen Penunjuk Waktu Kreasi Ibn Syathir (w. 777 H/1375 M)

 Oleh : Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar – Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU

Instrumen astronomi merupakan sarana observasi utama untuk mengungkap fenomena langit, juga merupakan unsur penting beroperasinya sebuah observatorium. Di peradaban Islam, instrumen astronomi lebih berfungsi pada kepentingan-kepentingan praktis terutama terkait penentuan waktu-waktu ibadah. Untuk tujuan ini lahirlah instrumen-instrumen seperti rubu mujayyab, astrolabe, mizwala, jam istiwak, dan Shundūq al-Yawāqīt. Betapapun sesungguhnya instrumen-instrumen ini telah ada sejak lama (sejak pra Islam), namun kehadirannya di peradaban Islam yang berfungsi untuk kepentingan ibadah memiliki corak yang khas dan memiliki perbedaan signifikan dari model-model sebelumnya.

Shundūq al–Yawāqīt adalah instrumen astronomi hasil kreasi astronom muslim Ibn Syathir (w. 777 H/1375 M) yang tidak ada bandingannya di zamannya. Dari penamaannya, instrumen ini berbentuk kotak (shundūq). Instrumen ini terdiri dari semacam kompas magnetik penunjuk empat arah yang berfungsi menggambarkan dan mengetahui arah kiblat dari berbagai wilayah. Instrumen ini berupa kotak kecil yang dapat dipegang, terdapat ukiran pada tutup dan pelatnya, dan bagian bawahnya dapat digerakkan. Selain itu, instrumen ini juga terdiri dari jam matahari (mizwala) dan lingkaran istiwak yang mengarah ke horison sesuai posisi lintang suatu tempat guna mengukur waktu siang dan malam hari. Secara lebih spesifik, instrumen ini berfungsi dalam menentukan waktu, menentukan arah kiblat, menentukan ketinggian matahari, menentukan deklinasi matahari, menentukan waktu terbit dan tenggelam matahari, dan fungsi-fungsi lainnya.

Konon, beberapa bagian instrumen kreasi Ibn Syathir ini masih tersimpan di Museum Aleppo Syria, hanya saja sudah tidak utuh dan bahkan ada banyak bagiannya yang sudah hilang. Di era modern tercatat publikasi alat ini pertama kali dilakukan oleh S. Reich dan G. Wiet pada tahun 1939 M-1940 M. Berikutnya fungsi singkat alat ini pernah disusun oleh D. J. de S. Price pada tahun 1957 M. Berikutnya lagi pada tahun 1976 M alat ini pernah dipamerkan di London dalam pameran “Science and Technology in Islam” (Sains dan Teknologi dalam Islam). F. Maddison dan A. Turner adalah orang yang menyelenggarakan pameran ini dan membuat katalog pameran, selain memberikan penjelasan singkat tentang alat ini. Selanjutnya S. H. Nasr, dalam karyanya “Islamic Science” juga pernah mengangkat alat ini. Sementara itu kajian paling komprehensif dilakukan oleh Louis Janin & David A King (1977 M) dalam artikel keduanya yang berjudul “Ibn al-Shatir’s Sanduq al-Yawaqit : An Astronomical Compendium”.

Ibn Syathir sendiri, sang pembuat alat ini, pernah menulis karya khusus tentang alat ini berjudul “Tashīl al-Mawāqīt fī al-‘Amal bi Shundūq al-Yawāqīt” (Kemudahan Pewaktuan Tentang Praktik Kotak Waktu). Salinan naskah (manuskrip) karya ini antara lain tersimpan di Staatsbibliothek, Berlin (MS Berlin Staatsbibliothek Ahlwardt 5845), berisi 7 lembar, disalin sekitar tahun 900 H/1600 M. Salinan lain terdapat di “Kingdom of Saudi Arabia” (Ministry of Highher Education) Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University, tertulis dengan judul “Risalah Tashil A’mal al-Mawaqit fi al-‘Amal bi Shunduq al-Yawaqit” (Catatan Kemudahan Praktik Waktu Tentang Praktik Kotak Waktu), dengan nomor 98099.

Catatan lain tentang alat ini pernah ditulis oleh astronom Mesir abad ke-9 H/15 M yaitu Ibn Abi al-Fath al-Shūfi (w. 376 H/986 M). Sementara itu Janin & King menginformasikan baik karya Ibn Syathir maupun Ash-Shufi ini tidak lengkap. Selain itu menurut penelitian Janing & King lagi, tidak ada salinan lain kecuali dua risalah ini, yang mana Janin & King tidak menemukan salinan lainnya baik di Istanbul, Aleppo, Damaskus, dan Cairo. Konon, sejarawan Syria, Badran (w. 1927 M), menulis bahwa dia telah menemukan sebuah risalah karya Ibn Syathir berjudul “Tashil al-Mawāqit fi al-‘Amal bi Shunduq al-Yawāqit”, namun ia tidak memberikan informasi lebih lanjut.

 

Ilustrasi konstruksi Shundūq al-Yawāqit Kreasi Ibn Syathir (w. 777 H/1375 M)

 

Salah satu salinan naskah “Tashil al-Mawāqit fi al-‘Amal bi Shunduq al-Yawāqit” karya Ibn Syathir

(w.777H/1375 M)

Adapun deskripsi instrumen Shundūq al-Yawāqīt kreasi Ibn Syathir berbentuk sebuah kotak kuningan, persegi, berukuran sekitar 12 sentimeter pada setiap sisinya, tinggi 3 sentimeter, dan tutup datarnya berengsel pada sisi samping. Ketika kotak ditutup, pada tutupnya terlihat lingkaran-lingkaran skala serta sebuah alidade, di mana salah satu dari dua ujungnya sudah hilang. Tatkala tutup alat ini diangkat akan tampak sebuah pelat yang dapat digeser di dalam kotak. Pelat ini, yang kini telah hilang, memuat gambar-gambar sebuah jam matahari dan indikator arah kiblat. Pada sisi kotak terdapat daftar beberapa kota dan garis lintangnya. Selain itu, di dalam maupun luar kotak terdapat bekas titik, pasak, dan lubang bekas pemasangan. Adapun nama pembuat dan tanggal pembuatan alat ini terungkap melalui keterangan yang dipahat pada tutupnya, dan tertulis sebagai berikut,

للخزانة السعيدة بالإشارة العالية السيدية المخدومية السيفية الكافلية منكلي بغا الإشرافي الشمسي نائب السلطة المعظمة بالشام أعز الله أنصاره تصنيف علي بن الشاطر الموقت سنة 767

“Untuk perpustakaan mulia, atas perintah yang mulia, pelayan setia, Sayf ad-Dīn, yang diberi tugas penuh, Mankalī Bughā al-Ashrafī al-Shamsī, wakil sultan yang agung di Syam, semoga Allah menolongnya. Disusun oleh Ibn asy-Syathir, penjaga waktu, pada tahun 767 H”

Sementara itu keterangan lain, pada bagian tutup bawah, diinformasikan nama pembuat, tanggal, dan nama alat,

صندوق اليواقيت الجامع لأعمال المواقيت صنعه وابتكره علي بن إبراهيم ابن الشاطر الموقت بالحامع الأموي عفا الله عنه سنة 767

“Shunduq al-Yawāqīt, yang menghimpun perangkat untuk mengetahui waktu-waktu salat, dibuat dan dikreasikan oleh ‘Ali bin Ibrāhīm bin asy-Syathir, penjaga waktu di Masjid Umayyah, semoga Allah mengampuninya, pada tahun 767 H”.

Demikian sekilas tentang instrumen “Shundūq al-Yawāqīt” kreasi seorang astronom muslim Ibn Syathir dan karyanya “Tashil al-Mawāqit fi al-‘Amal bi Shundūq al-Yawāqīt”. Uraian ini tentu masih teramat singkat dan sementara, karena itu diperlukan kajian lebih lanjut dan komprehensif untuk mengungkap alat ini. Selain instrumen dan karyanya ini, karya-karya dan pemikiran Ibn Syathir lainnya juga patut untuk digali lebih jauh. Seperti diketahui Ibn Syathir adalah astronom muslim yang memiliki banyak karya khususnya di bidang instrumen astronomi. Osama Fathi, filologi dan peneliti astronomi Islam di “Markaz al-Azhar al-‘Alamy li al-Falak asy-Syar’iy wa ‘Ulum al-Fadha’” (Pusat Al-Azhar Internasional Astronomi Syar’i dan Ilmu-Ilmu Angkasa) Mesir dalam risetnya (tahqiq wa dirasah) atas karya Ibn Syathir yang berjudul “an-Naf’ al-‘Am fi al-‘Amal bi ar-Rub’ at-Tam” (Manfaat Umum Tentang Praktik Rubu Sempurna) mencatat ada puluhan karya astronomi Ibn Syathir. Dari puluhan karya itu terdapat sejumlah karya yang secara khusus membahas alat-alat astronomi seperti rubu mujayyab, astrolabe, dan Shundūq al-Yawāqīt. Patut dicatat pula, dari keseluruhan karya Ibn Syathir ini baru beberapa saja yang telah diteliti baik tahqiq/dirasah komprehensif maupun kajian-kajian terpisah. Wallahu a’lam[]

 

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: arwin juli rakhmadi butarbutarliterasiShundūq al-Yawāqīt
Previous Post

Sukses Launching PPDB Perguruan Muhammadiyah Serbelawan

Next Post

Pemerintah Kirim 20 Ton Beras untuk Bener Meriah & Aceh Tengah

Next Post
Pemerintah Kirim 20 Ton Beras untuk Bener Meriah & Aceh Tengah

Pemerintah Kirim 20 Ton Beras untuk Bener Meriah & Aceh Tengah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.