Dakwah Berbasis Masjid Harus Menjawab Masalah Jamaah
INFOMU.CO | Yogyakarta – Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta, Riduwan, menegaskan bahwa masjid memiliki peran strategis sebagai pusat pemberdayaan umat dan ruang penyelesaian masalah sosial.
Hal itu disampaikannya dalam pengajian Ahad Pagi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Ahad (23/11).
Dalam pemaparannya, Riduwan mengingatkan bahwa dakwah masa kini menuntut pendekatan yang lebih kreatif dan solutif. “Harusnya dari masjid umat bangkit. Banyak narasi bisa dibangun, baik dakwah bil-lisan, bil-hal, maupun bil-iqtishadi. Intinya, masjid harus berperan optimal dalam menyelesaikan problem keumatan,” ujarnya.
Sebelum memasuki tema utama, Riduwan menceritakan pengalamannya saat menjadi bagian dari tim PWM DIY yang ditugaskan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mendampingi pendirian PWM Papua Pegunungan.
Ia menjelaskan bahwa perjalanan menuju Wamena memakan waktu lebih dari 12 jam dan harus ditempuh dengan tiga kali penerbangan. Kondisi harga kebutuhan pokok di sana juga jauh lebih tinggi. “Beras itu Rp30 ribu per kilo. Pecel lele harganya Rp50 ribu, kalau nila Rp75 ribu,” ungkapnya.
Di tengah jumlah umat Islam yang kurang dari dua persen, masjid dan fasilitas pendidikan Islam pun terbatas. PWM DIY, katanya, telah menerima wakaf tanah sekitar 5.000 meter persegi di kawasan pereng gunung serta menyiapkan pembelian tanah seluas 900 meter persegi di kota Wamena untuk pendirian Klinik Utama Muhammadiyah.
Meski demikian, ia mengaku terpanggil untuk kembali mengabdi di Papua Pegunungan. “Saya malah penasaran, ingin mengajukan proposal pengabdian masyarakat ke sana. Kita jatuh hati dengan kondisi saudara-saudara kita di sana,” ucapnya.
Riduwan menekankan bahwa dakwah berbasis masjid harus berangkat dari persoalan nyata jamaah, bukan sekadar rutinitas kajian. Ia mencontohkan diskusinya dengan para takmir di kediamannya yang mencari format dakwah mencerahkan menjelang Ramadan.
“Dakwah itu jangan hanya berbasis ustaz atau karpet. Dakwah harus berbasis masalah jamaah. Tema Ramadan pun jangan hanya ‘kutiba’ terus. Ambil peran berbeda agar masjid memberi solusi,” tegasnya.
Ia mengaitkan hal ini dengan pemaknaan Surah Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menegaskan perlunya organisasi dakwah yang tertata dan memberi manfaat bagi manusia.
“Wal takum minkum itu bicara tentang tata kelola. Masjid harus terorganisir dengan baik, termasuk dalam pengelolaan keuangan,” ujarnya. (muhammadiyah.or.id)

