Home / Sekolah / Tiga Bekal Fundamental Pembentuk Generasi Berkemajuan

Tiga Bekal Fundamental Pembentuk Generasi Berkemajuan

Tiga Bekal Fundamental Pembentuk Generasi Berkemajuan

INFOMU.CO | Yoqyakarta – Olimpiade Ahmad Dahlan (OlympicAD) di Muhammadiyah, merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi denyut nadi pengetahuan peserta didik sejauh mana. Di samping itu, paling fundamental, memiliki dampak positif ke depan bagi generasi muda.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY Muhammad Ikhwan Ahada ( foto ) menyampaikan hal tersebut saat membuka OlympicAD DIY VIII di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Sabtu (22/11).

Karena itu, kata Ikhwan, ada tiga hal penting yang perlu ditanamkan dalam generasi muda. Pertama, tumbuhkan resiliensi. Menurutnya kegagalan dalam sebuah perlombaan bukan hal yang harus ditakuti, melainkan bagian dari proses belajar.

“Ketika menemui kegagalan, mungkin belum menang dalam sebuah lomba, tetapi kemudian kekalahan itu bisa menjadi sebuah kewajaran dan bangkit kembali,” ucapnya.

Beliau juga mengingatkan agar generasi muda tidak menjadi generasi “Strawberry” yang mudah rapuh saat jatuh. “Kita bukan generasi seperti generasi strawberry yang begitu jatuh sekali kemudian tidak bisa kita memaafkan, tetapi generasi yang begitu jatuh bangkit kembali untuk menatap masa depan lebih baik,” tambahnya.

Kedua, transendensi mental spiritual. Dalam penelitian Oxford University, membangun kesuksesan masa depan itu anak-anak harus didekatkan dengan kesadaran Ilahiyah atau dalam diksi keseharian dikenal dengan iman dan takwa.

“Ini sudah ditanamkan Muhammadiyah dalam pendidikannya sejak 1912 tahun itu sampai sekarang. Maka kita mengenal dengan pendidikan holistik yang tidak memisahkan antara ilmu praktek dan amal yang nyata ilmu dan amal harus menjadi satu kesatuan dengan landasan,” terangnya.

Ketiga, literasi finansial. Menurut Ikhwan, menatap masa depan itu perlu literasi finansial. Karena tidak menutup kemungkinan, finansial itu bisa jadi menjerumuskan tapi bisa juga menjadi pengantar untuk sukses.

“Tidak sedikit mereka yang sukses karena ada dukungan finansial. Tapi ingat bahwa ternyata finansial juga bisa menjerumuskan ke dalam perilaku yang hina, perilaku koruptif, perilaku culas, perilaku menang sendiri, perilaku meremehkan dan menghina orang lain karena finansial,” tegasnya.

Di sinilah titik temu literasi finansial menemukan urgensinya. “Literasi terhadap finansial ini harus positif hati-hati dalam membelanjakan keuangan hati-hati dalam menjaga amanah apapun itu termasuk di bidang keuangan,” pungkasnya. (Cris/Anggi)

 

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *