KONSISTENSI DALAM BERIBADAH DAN MENINGKATKAN KUALITAS DIRI
Dr. Junaidi, M.Si, CPS, CIIQA – (Ketua MT PDM Medan dan Dosen FUSI UINSU)
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung. Nikmat hidup, nikmat kesehatan, nikmat waktu, dan yang paling besar adalah nikmat iman dan Islam yang telah Allah anugerahkan kepada kita semua. Semoga kita senantiasa menjadi hamba-hamba yang bersyukur dan selalu menjaga nikmat-Nya dengan ketaatan dalam segala aspek kehidupan.
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita perhatikan baik-baik dua hal yang menjadi fokus utama khutbah kita hari ini, yaitu konsistensi dalam beribadah dan meningkatkan kualitas diri.
Pertama, mari kita renungkan bersama mengenai pentingnya konsistensi dalam beribadah. Konsistensi dalam ibadah adalah salah satu ciri orang yang benar-benar taat kepada Allah. Ibadah yang kita lakukan seharusnya bukan hanya sekadar rutinitas atau kebiasaan belaka, tetapi sebagai wujud dari ketundukan kita kepada Rabbul Alamin.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, dalam Surat Al-Fussilat, ayat 30:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artiya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami adalah Allah’ kemudian mereka istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (QS. Fussilat: 30)
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang istiqamah (konsisten) dalam keyakinan dan ibadahnya, mereka akan terhindar dari rasa takut dan kesedihan. Allah memberikan ketenangan hati dan keberkahan hidup bagi mereka yang teguh dan konsisten dalam mengikuti ajaran-Nya.
Konsistensi dalam beribadah, baik itu dalam shalat, puasa, zakat, maupun ibadah-ibadah lainnya, adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«أَحَبُّ الأعمالِ إلى اللهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ»
Artinya: “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadirin yang dirahmati Allah, dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali merasakan godaan untuk meninggalkan ibadah karena kesibukan, rasa lelah, atau bahkan hawa nafsu kita sendiri. Namun, kita harus ingat bahwa yang terpenting dalam ibadah bukanlah kuantitasnya, tetapi konsistensinya. Sebagaimana sabda Rasulullah, meskipun ibadah kita sedikit, tetapi jika dilakukan dengan konsisten, maka Allah akan mencintainya.
Namun, konsistensi dalam beribadah tidak hanya sekadar rutinitas fisik semata. Ibadah yang konsisten adalah ibadah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas, penuh kesadaran, dan senantiasa mengharap ridha Allah. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kualitas niat dalam setiap ibadah yang kita lakukan.
Kedua, berkaitan dengan konsistensi dalam beribadah, mari kita perhatikan juga bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas diri kita sebagai hamba Allah. Seiring berjalannya waktu, kita harus senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Alaq, ayat 1–5:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-Alaq: 1-5)
Ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa untuk meningkatkan kualitas diri, kita harus selalu belajar dan terus berusaha untuk meningkatkan pengetahuan serta ketaatan kepada Allah. Ilmu adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah kita. Semakin banyak ilmu yang kita miliki, semakin baik pula cara kita beribadah dan semakin mendalam pemahaman kita terhadap agama.
Selain ilmu, peningkatan kualitas diri juga sangat bergantung pada akhlak kita. Sebagai umat Islam, kita harus senantiasa menjaga akhlak dan perilaku kita, baik terhadap Allah, Rasul-Nya, sesama umat Islam, maupun terhadap umat manusia secara umum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مُكَارِمَ الْأَخْلَاقِ»
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Hadirin yang dirahmati Allah, untuk meningkatkan kualitas diri, kita harus senantiasa menjaga akhlak kita, bersikap sabar, rendah hati, jujur, dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri. Hanya dengan cara ini kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah dan lebih bermanfaat bagi orang lain.
بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Khutbah Kedua
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ، وَنَسْتَعِينُهُ، وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوصِيْكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ بِتَقْوَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، كَمَا قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setelah kita merenungkan pentingnya konsistensi dalam beribadah dan meningkatkan kualitas diri, marilah kita bersama-sama mengambil beberapa pelajaran praktis agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Pertama, mari kita berusaha untuk memperbaiki niat kita dalam setiap amalan. Niat yang ikhlas adalah fondasi utama dalam setiap ibadah. Tanamkan dalam hati bahwa setiap amalan yang kita lakukan adalah untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Kedua, mari kita buat jadwal ibadah yang konsisten dan teratur. Tentukan waktu untuk shalat, membaca Al-Qur’an, berdoa, dan berzikir setiap harinya. Walaupun sedikit, pastikan kita melakukannya secara rutin dan dengan hati yang penuh kesadaran.
Ketiga, mari kita tingkatkan ilmu agama kita. Baca buku, dengarkan kajian, dan berdiskusi dengan orang-orang yang lebih berilmu. Dengan meningkatkan pengetahuan kita, kita akan semakin memahami agama kita dengan benar dan melaksanakan ibadah dengan lebih khusyuk.
Keempat, mari kita senantiasa menjaga akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari. Setiap interaksi dengan orang lain adalah kesempatan untuk menampilkan akhlak yang baik. Jika kita menjaga hubungan baik dengan sesama, maka itu akan meningkatkan kualitas diri kita di hadapan Allah.
Akhirnya, marilah kita selalu berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan kemampuan untuk tetap konsisten dalam beribadah dan meningkatkan kualitas diri kita. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik di dunia ini dan meraih kebahagiaan di akhirat kelak.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اَللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، وَوَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ خَيْرُ الْبِلَادِ وَالْعِبَادِ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ بَلَدًا آمِنًا مُطْمَئِنًّا، وَسَائِرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ ارْزُقْنَا الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ، وَالثَّبَاتَ فِي الْإِيْمَانِ، وَالِاسْتِقَامَةَ فِي الْعِبَادَةِ، وَحُسْنَ الْخَاتِمَةِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ، وَاجْعَلْ آخِرَ كَلَامِنَا مِنَ الدُّنْيَا لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللّٰهِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا، وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللّٰهِ،
إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ، وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ





