Home / Khutbah / Khutbah Jumat : Keteladanan Pemimpin dan Tanggungjawab Umat

Khutbah Jumat : Keteladanan Pemimpin dan Tanggungjawab Umat

Khutbah Jumat : Keteladanan Pemimpin dan Tanggungjawab Umat

Oleh : Dr. Junaidi, Dosen UINSU, Ketua Majelis Tabligh PDM Medan

 

الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

اللهم صل وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benar takwa, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan terarah dan berakhir dalam ridha-Nya.

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Tema khutbah kita hari ini adalah “Keteladanan Pemimpin dan Tanggung Jawab Umat.”

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kepemimpinan adalah amanah besar. Begitu pula dalam kehidupan umat Islam, seorang pemimpin bukan sekadar orang yang berkuasa, tetapi penanggung jawab atas kesejahteraan, keadilan, dan moral umatnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa kepemimpinan bukan kehormatan, tetapi amanah dan tanggung jawab.

  1. Keteladanan: Sifat Utama Pemimpin

Seorang pemimpin sejati adalah yang memimpin dengan teladan, bukan hanya dengan kata-kata. Dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ berfirman:

 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

(“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah.”) (QS. Al-Ahzab [33]: 21)

 

Keteladanan Rasulullah ﷺ menjadi fondasi utama kepemimpinan Islam. Beliau tidak hanya memerintah, tetapi menunjukkan contoh nyata dalam kejujuran, kesederhanaan, keadilan, dan kasih sayang.

Dalam sejarah, Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai pemimpin yang tidak mencari kekuasaan untuk kemuliaan diri, tetapi untuk kemaslahatan umat. Beliau memikul beban umatnya dengan sabar, berdoa untuk mereka bahkan ketika mereka menyakitinya.

 

  1. Pemimpin Adil: Kunci Kesejahteraan Umat

Keadilan adalah tiang utama sebuah kepemimpinan. Tanpa keadilan, kekuasaan akan menjadi alat penindasan. Karena itu Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

(“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”) (QS. An-Nisā’ [4]: 58)

 

Rasulullah ﷺ juga menegaskan dalam hadisnya:

 

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ، وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

“Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya dengan-Nya adalah pemimpin yang adil, dan orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh dari-Nya adalah pemimpin yang zalim.” (HR. At-Tirmidzi)

Maka jelas, keadilan adalah mahkota kepemimpinan. Bila pemimpin adil, rakyat akan merasa aman; bila pemimpin zalim, rakyat akan hidup dalam ketakutan dan kehilangan kepercayaan.

 

  1. Tanggung Jawab Umat terhadap Pemimpin

Namun, jamaah sekalian, tanggung jawab tidak hanya di pundak pemimpin. Umat juga memiliki kewajiban besar terhadap pemimpinnya.

Allah ﷻ berfirman:

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

(“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta ulil amri (pemimpin) di antara kamu.”) (QS. An-Nisā’ [4]: 59)

Ketaatan kepada pemimpin adalah bentuk ketaatan kepada Allah, selama pemimpin itu tidak memerintahkan kemaksiatan. Rasulullah ﷺ bersabda:

 

لا طَاعَةَ لِمَخْلُوقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ

“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta.”(HR. Ahmad)

Umat yang baik adalah umat yang mendoakan pemimpinnya, menasihati dengan cara yang santun, dan mendukung kebijakan yang membawa kemaslahatan.

 

Kita sering menuntut pemimpin agar adil dan jujur, tapi lupa bahwa masyarakat yang baik lahir dari individu yang juga berakhlak baik. Maka, bila kita ingin pemimpin yang saleh, mari kita mulai dengan memperbaiki diri dan keluarga.

 

  1. Relevansi di Zaman Sekarang

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Konteks hari ini, bangsa kita menghadapi banyak tantangan moral dan sosial. Kepercayaan terhadap pemimpin sering goyah karena banyaknya kasus penyalahgunaan wewenang, korupsi, dan rendahnya keteladanan.

Namun, dalam Islam, pemimpin adalah cermin umatnya. Jika masyarakat rusak, akan lahir pemimpin yang rusak. Jika masyarakat jujur dan amanah, akan lahir pemimpin yang jujur dan amanah pula.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

 

كَمَا تَكُونُونَ يُوَلَّى عَلَيْكُمْ

“Sebagaimana keadaan kalian, begitulah pemimpin yang akan diangkat atas kalian.” (HR. Al-Baihaqi)

Maka, mari kita jadikan diri kita pribadi yang jujur, amanah, dan bertanggung jawab, karena dari masyarakat seperti inilah lahir pemimpin yang diridhai Allah.

Marilah kita berdoa agar Allah anugerahkan kepada bangsa ini pemimpin yang adil, amanah, dan mencintai rakyatnya; serta jadikan kita umat yang taat, berakhlak mulia, dan mencintai kebenaran.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله العظيم لي ولكم، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

 

Khutbah Kedua

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين. وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Marilah kita kembali meningkatkan ketakwaan kepada Allah ﷻ, karena dengan takwa, segala urusan akan dimudahkan. Pemimpin yang beriman dan adil adalah rahmat bagi rakyatnya. Ia akan membawa keamanan, keadilan, dan kesejahteraan. Sebaliknya, pemimpin yang zalim adalah bencana bagi bangsanya.

Allah ﷻ berfirman:

 

وَتِلْكَ الْقُرَى أَهْلَكْنَاهُمْ لَمَّا ظَلَمُوا

(“Dan negeri-negeri itu Kami binasakan ketika penduduknya berbuat zalim.”) (QS. Al-Kahfi [18]: 59)

Oleh sebab itu, mari kita jaga keadilan dan amanah, baik sebagai pemimpin maupun sebagai rakyat. Jangan biarkan kezaliman tumbuh karena diamnya kita, dan jangan biarkan kejujuran padam karena ketakutan kita. Jadilah umat yang mendukung kebaikan dan menolak keburukan dengan cara yang santun dan hikmah.

 

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات.
اللهم أصلح أئمتنا وولاة أمورنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك.
اللهم اجعل هذا البلد آمناً مطمئناً، سخاءً رخاءً، وسائر بلاد المسلمين.
ربنا آتنا في الدنيا حسنة، وفي الآخرة حسنة، وقنا عذاب النار.

عباد الله، إن الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى، وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *