Optimalisasi Lahan Sawit Tak Produktif, Tim UMSU Kembangkan Budidaya Jamur Merang di Batubara
INFOMU.CO | Medan – Tim dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berhasil mengubah lahan sawit tidak produktif di Dusun V Merbo Kanan, Kabupaten Batubara, menjadi sentra budidaya jamur merang yang produktif melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Batch III Kemendiktisaintek tahun 2025.
Kegiatan pengabdian bertajuk “Optimalisasi Lahan Sawit Tidak Produktif untuk Budidaya Jamur Merang sebagai Strategi Peningkatan Pendapatan dan Solusi Ekonomi Berkelanjutan” ini digagas oleh Yudha Andriansyah Putra, S.P., M.P., bersama tim dosen Hardiansyah Sinaga, Rini Susanti, Gustina Siregar, Ahmad Syafi’i, dan Lena Afrilia.
Program ini berfokus pada peningkatan produktivitas, pengemasan produk yang higienis, serta perluasan pasar melalui digital marketing pada Mitra Pengabdian yaitu Jamur merang Alesha. Melalui pelatihan intensif, mitra kelompok usaha Jamur Merang Alesha kini mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan. Sebelumnya, produksi jamur hanya mencapai 380–450 kg per siklus. Setelah penerapan teknologi budidaya dan pembangunan kumbung standar berukuran 4,5 x 9 meter dengan empat tingkat rak, hasil panen meningkat menjadi 600–800 kg per siklus naik hampir 63 persen.
Selain itu, pelatihan pengemasan menggunakan vacuum sealer dan strategi pemasaran digital membantu produk bertahan lebih lama dan menjangkau konsumen lebih luas. Melalui platform digital dan website yang disiapkan oleh tim UMSU, merek Jamur Merang Alesha kini mulai dikenal di luar wilayah Batubara.
Ketua tim, Yudha Andriansyah Putra, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. “Melalui inovasi sederhana dan pendampingan berkelanjutan, kami ingin masyarakat mampu memanfaatkan lahan yang sebelumnya tidak produktif menjadi sumber penghasilan baru,” ujarnya.
Sandi Mustafa S.P selaku ketua kelompok jamur merang Alesha juga merasakan dampak atas program yang dilaksanakan dan merasa sangat senang dan bersyukur atas ilmu yang diberikan untuk menambah pengetahuan tentang budidaya, kemasan sampai ke digital marketing. “saya sangat bersyukur dengan adanya program, karena program ini saya menjadi lebih banyak pengetahuan mengenai budidaya, kemasan sampai ke pemasaran secara digital”, ujarnya.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara UMSU dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMSU. Dampak kegiatan ini terlihat dari peningkatan pendapatan mitra dari Rp10–12 juta menjadi Rp20–26 juta per bulan hanya dalam waktu tiga bulan pascapelatihan.
Dengan keberhasilan tersebut, UMSU berkomitmen melanjutkan program pemberdayaan ini sebagai model pengembangan ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal dan teknologi tepat guna.






