6 November 2020 Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melaksanakan sholat jum’at di Masjid Amal Silaturahim Jl. Timah Putih Sukaramai II. Masjid yang telah coba untuk dipindahkan sejak 2016 dengan alasan peremajaan Rumah Susun Sukaramai milik BUMN Perum Perumnas. Pilot Project yang pertama di indonesia dengan tidak menggunakan APBN.
Pastinya melibatkan pengembang (developer) kelas kakap karena menelan dana triliunan rupiah. Manager Pemasaran Sentraland Sukaramai Perum Perumnas Hari Raharjo mengatakan proyek ini menjadi pilot project nasional bagi proyek BUMN, perumahan itu untuk merevitalisasi rusun kumuh menjadi apartemen komersil. Dan sekaligus menjadikan wajah baru bagi Perumnas yang selama ini terfokus pada rumah susun atau perumahan murah (Warta Ekonomi online-jum’at 19 januari 2018).
Pertarungan kepentingan dengan kemaslahatan umat (baca-Islam) bertemu dalam Masjid Amal Silaturahim. Masjid yang menjadi ikon perlawanan atas kesewenang-wenangan penguasa bin pengusaha di kota Medan.
Tidak mungkin Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi alpa atas data pertarungan itu. Dengan berbagai kalkulasi dari hitung-hitungan politik (sebagai penguasa politik di Sumatera Utara) dan keimanan sebagai muslim ia memilih berkoalisi dengan umat.
Konsekuensi pasti akan dihasilkan dari langkah ini. Mungkin tekanan dari penguasa yang lebih tinggi lagi dengan permainan manuver-manuver di daerah. Atau juga bergaining yang lebih menarik yang coba ditawarkan. Berbanding dengan loyalitas umat yang diberikan kepada beliau selaku kepala daerah dengan segala kebijakannya.
Kali ini umat memberikan apresiasi dan kekagumannya dengan pekikan takbir ALLAHU AKBAR yang menggema di Masjid Amal Silaturahim. Seraya memuji keberaniannya dalam berpihak kepada KEBENARAN dengan segala dampak dan akibatnya. (Rahmad Gustin, SE Ketua Umum DPW LMI Sumut)

