Oleh : Dr. Junaidi, M.Si (Ketua MT PDM Medan dan Dosen FUSI UINSU Medan
الحمد لله الذي أمر بحفظ اللسان، ونهى عن الفحشاء والمنكر والبهتان، وجعل القول الحسن من صفات
عباده الرحمن، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الديان، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
المبعوث بالهدى والبرهان، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ﷻ dengan sebenar-benar takwa. Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan terjaga dari kemaksiatan, keluarga kita terlindung dari kehancuran, dan harta kita akan diberkahi oleh Allah ﷻ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Tema khutbah kita pada hari ini adalah: “Waspada Bahaya Judi Online dan Utang Konsumtif: Membangun Ketahanan Keluarga dari Sisi Harta.”
Fenomena yang sangat memprihatinkan di tengah masyarakat kita adalah maraknya praktik judi online serta gaya hidup yang boros hingga terjerat utang konsumtif. Dua hal ini menjadi racun yang menghancurkan rumah tangga, meruntuhkan moral, bahkan menjerumuskan banyak orang pada kehinaan.
Allah ﷻ dengan tegas mengharamkan perjudian dalam firman-Nya:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴾
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”
Ayat ini menjelaskan bahwa judi termasuk perbuatan setan, yang hanya akan mendatangkan kesengsaraan. Judi, baik tradisional maupun online, sama-sama haram.
Bedanya, judi online jauh lebih berbahaya karena bisa diakses dengan mudah melalui handphone. Anak-anak muda, orang tua, bahkan ibu rumah tangga kini bisa terjerat dalam jerat setan ini hanya dengan sekali klik.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Selain judi, bahaya lain yang kini menghantui adalah utang konsumtif. Banyak orang tergoda membeli barang-barang mewah, padahal tidak sesuai kebutuhan. Mereka rela berutang hanya demi gengsi, demi pamer di media sosial, atau demi memuaskan hawa nafsu.
Rasulullah Saw bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالدَّيْنَ، فَإِنَّهُ هَمٌّ بِاللَّيْلِ، وَذُلٌّ بِالنَّهَارِ
Artinya: “Jauhilah utang, karena sesungguhnya utang itu adalah kegelisahan di malam hari dan kehinaan di siang hari.” (HR. Al-Baihaqi)
Betapa banyak rumah tangga hancur karena judi dan utang. Seorang ayah tidak lagi dihormati anaknya karena seluruh gajinya habis untuk bermain judi online. Seorang ibu terpaksa menanggung malu karena dikejar-kejar rentenir akibat belanja yang tidak terkendali. Ketahanan keluarga pun runtuh, anak-anak menjadi korban, dan keharmonisan rumah tangga lenyap.
Islam memerintahkan kita untuk mengelola harta dengan bijak. Allah Swt berfirman:
﴿وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا * إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا﴾
Artinya: “Janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’: 26-27). Ayat ini memberi peringatan keras bahwa gaya hidup boros dan konsumtif adalah jalan menuju kehancuran. Orang yang terbiasa hidup boros akan mudah tergoda berutang, dan utang itu sering menjadi pintu masuk menuju kehinaan. Ketahanan keluarga tidak akan
tercapai jika harta yang ada hanya dihambur-hamburkan.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Ketahanan keluarga dari sisi harta berarti kemampuan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan pokok secara halal, mengelola pendapatan dengan baik, serta menjauhi praktik yang haram. Ketahanan keluarga bukan berarti kaya raya, tetapi mampu hidup cukup,
berkah, dan terhindar dari kemaksiatan.
Rasulullah ﷺ mendoakan agar kita dijauhkan dari jeratan utang, sebagaimana dalam doanya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari dosa dan dari lilitan utang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa utang yang tidak terkendali bisa menyeret manusia pada dosa besar. Judi online dan utang konsumtif bukan hanya merusak ekonomi pribadi, tapi juga berimbas pada masyarakat luas. Banyak kasus kriminal muncul karena pelaku terlilit utang
akibat judi online. Pencurian, penipuan, hingga kekerasan dalam rumah tangga menjadi dampak nyata dari dua penyakit sosial ini.
Sebagai umat Islam, kita dituntut untuk hidup qana’ah (merasa cukup) dan bersyukur atas apa yang Allah Swt berikan. Sebagaimana sabda Nabi dalam hadisnya
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
Artinya: “Beruntunglah orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah menjadikannya qana’ah dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim)
Karena itu, solusi yang harus kita bangun dalam keluarga adalah pendidikan finansial Islami sejak dini. Anak-anak perlu diajarkan bahwa harta yang halal adalah sumber keberkahan, sementara harta yang haram dari judi atau utang zalim akan mengundang murka Allah.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Membangun ketahanan keluarga dari sisi harta berarti menanamkan kesadaran syukur, hidup sederhana, serta menjauhi perbuatan sia-sia. Allah Swt berfirman:
﴿وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا﴾
Artinya: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
Kita perlu memahami bahwa rezeki yang berkah tidak diukur dari jumlah, tetapi dari kebermanfaatannya. Seorang yang gajinya sedikit, tapi cukup dan menenangkan keluarganya, jauh lebih baik daripada orang bergaji besar tapi habis di meja judi atau cicilan utang konsumtif.
Judi online dan utang konsumtif adalah jebakan modern. Setan membungkusnya dengan janji palsu: “sekali main bisa kaya” atau “beli sekarang bayar nanti.” Padahal, pada akhirnya yang tersisa hanyalah penyesalan. Karena itu, kita wajib mengingatkan keluarga kita agar tidak terperangkap dalam tipu daya ini.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Mari kita berkomitmen menjaga keluarga kita dari dua racun berbahaya ini. Caranya dengan menanamkan iman, memperbanyak doa, membiasakan hidup hemat, serta memperkuat ukhuwah keluarga. Jangan biarkan handphone anak-anak kita menjadi pintu masuk setan melalui judi online.
Akhirnya, mari kita berdoa agar Allah Swt melindungi kita dan keluarga kita dari bahaya judi online dan lilitan utang yang menjerat. Semoga Allah memberkahi rezeki kita, menenangkan hati kita, serta menjadikan keluarga kita kuat dan tangguh di hadapan godaan dunia.
Khutbah Kedua
الحمد لله الذي هدانا للإيمان، وأمرنا بحسن الخلق والإحسان، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له
الملك الديان، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله سيد ولد عدنان، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن
تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
.
اللهم اجعل ألسنتنا ذاكرة، وقلوبنا خاشعة، وأعمالنا صالحة، ولا تجعلنا من الغافلين.
اللهم بارك لنا في أعمارنا وأوقاتنا، ووفقنا لحفظ ألسنتنا، واستعملنا في طاعتك يا أرحم الراحمين.
اللهم احفظ بلدنا هذا وسائر بلاد المسلمين من الفتن ما ظهر منها وما بطن.
عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.
==

