Khutbah Jumat : Menghindari Fitnah Lisan dan Media Sosial
Oleh : Muhammad Khairi Amri, SP. S.Pd.I – (Bendahara Majelis Tabligh PDM Medan)
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي أمر بحفظ اللسان، ونهى عن الفحشاء والمنكر والبهتان، وجعل القول الحسن من صفات
عباده الرحمن، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له الملك الديان، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
المبعوث بالهدى والبرهان، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mari kita bersyukur kepada Allah limpahan dan aliran nikmat yang melimpah yang Allah berikan kepada kita. Bersyukur dengan sebenarnya, menggunakan kenikmatan tersebut untuk mengabdi pada Allah, mengerjakan perintah-perintah-Nya dan berusaha untuk meninggalkan larangan-larangan-Nya. Meningkatkan kualitas iman, meningkatkan ketaqwaan, dan memperbanyak amal soleh. Sehingga nanti pada saat Allah jemput kita, harapannya adalah hidup kita berakhir dengan husnul khotimah.
Sholawat dan salam untuk Rasulullah Saw, mari kita tetap istiqomah mengikuti dan mencontoh Beliau, sehingga di akhirat nanti kita bisa bersama dengan Beliau. Amin
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di antara amanah terbesar yang Allah titipkan kepada kita adalah lisan. Allah Swt berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
Artinya“: Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.” (QS. Qaf: 18).
Rasulullah Saw bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Hari ini, fitnah lisan tidak hanya terjadi dalam percakapan langsung, tapi juga menyebar luas melalui media sosial. Banyak orang mudah berkomentar, menghina, menyebarkan kabar bohong, mem-bully, dan memfitnah tanpa memikirkan akibatnya. Padahal Nabi ﷺ mengingatkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
Artinya: “Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah, tanpa ia pikirkan, ternyata menjerumuskannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Bukhari).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dosa lisan yang sering terjadi baik di dunia nyata maupun media sosial, antara lain:
1. Ghibah (menggunjing).
2. Namimah (adu domba).
3. Kadzdzib (dusta/hoax).
4. Syatam (caci maki dan kata kotor).
Allah ﷻ berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah menggunjing satu sama lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).
Maka mari kita jadikan lisan dan media sosial sebagai sarana menyebarkan kebaikan, dakwah, doa, dan ilmu, bukan untuk menyakiti, memecah belah, dan menyebarkan fitnah.
أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua
الحمد لله الذي هدانا للإيمان، وأمرنا بحسن الخلق والإحسان، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له
الملك الديان، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله سيد ولد عدنان، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن
تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Rasulullah ﷺ bersabda ketika ditanya tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga:
تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
Artinya:“Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.”
Dan ketika ditanya tentang apa yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam
neraka, beliau menjawab:
الْفَمُ وَالْفَرْجُ
artinya: “Mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, marilah kita jaga ucapan kita, baik dalam lisan maupun tulisan di media sosial. Jangan jadikan jari-jemari kita sebagai sumber dosa, tetapi jadikan sebagai amal jariyah dengan menulis kebaikan, menyebarkan ilmu, dan menebarkan doa.
اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، والمؤمنين والمؤمنات، الأحياء منهم والأموات، إنك قريب مجيب
الدعوات.
اللهم اجعل ألسنتنا ذاكرة، وقلوبنا خاشعة، وأعمالنا صالحة، ولا تجعلنا من الغافلين.
اللهم بارك لنا في أعمارنا وأوقاتنا، ووفقنا لحفظ ألسنتنا، واستعملنا في طاعتك يا أرحم الراحمين.
اللهم احفظ بلدنا هذا وسائر بلاد المسلمين من الفتن ما ظهر منها وما بطن.
عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ.
فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون.

