Jaga Identitas Organisasi, Simbol Muhammadiyah Perlu Muncul di Aktivitas Dakwah
INFOMU.CO | Yogyakarta – Gema dakwah Muhammadiyah diminta muncul di ruang-ruang publik, sebab tak cukup gerak nyata dalam sunyi. Melainkan juga perlu menampilkan simbol-simbol identitas Muhammadiyah dalam dakwah.
Pesan itu yang didapat dari sambutan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muchlas MT pada (3/9) dalam Pengajian Maulid Nabi Muhammad di Islamic Center UAD.
Dia mengapresiasi jemaah pengajian-pengajian yang diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah dengan mengenakan simbol identitas organisasi, seperti batik, peci, dan lain sebagainya.
“Di dalam setiap pengajian mengenakan atribut Muhammadiyah sebagai representasi kebangaan kita bagi persyarikatan Muhammadiyah tercinta ini,” kata Muchlas MT.
Komitmen terhadap organisasi harus dimunculkan dengan simbol-simbol identitas organisasi, sebab itu sebagai sebuah kebangaan. Namun pada waktu yang sama, tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan berpecah, dan dakwah harus inklusif.
“Ini simbol kebangaan kita, simbol komitmen kita pada ideologi di Persyarikatan Muhammadiyah kita,” imbuhnya.
Warga Muhammadiyah Implementator Sifat dan Nilai Kenabian
Selain identitas simbolis, warga Muhammadiyah juga diharapkan menjalankan sifat-sifat yang melekat pada Nabi Muhammad – ini konsekuensi sebagai pengikutnya, yang bahkan memilih namanya untuk sebuah gerakan.
Sifat-sifat tersebut adalah sidiq, fatanah, tablig, dan amanah. Menurut Muchlas, sifat itu mutlak dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan warga Muhammadiyah, terlebih yang beraktivitas di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Mengutip Surat At Taubah ayat 128, Muchlas berharap nilai-nilai kepedulian yang dimiliki oleh Nabi Muhammad juga diterapkan dalam kehidupan warga Muhammadiyah, yaitu peduli terhadap penderitaan orang lain.
“Beliau itu menjadi sosok yang penuh dengan kasih sayang. Oleh karena itu bapak dan ibu sekalian, nilai profetik yang terakhir ini mohon untuk terus kita implementasikan di dalam kehidupan kita,” pesan Muchlas. (panjimas)
