• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar: Mendialogkan Ide Penyatuan Awal Bulan

Dr. Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar

Literatur dan Peninggalan Alat-Alat Falak Nusantara

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
18 Mei 2025
in Literasi, Tarjih
0

Literatur dan Peninggalan Alat-Alat Falak Nusantara

Oleh; Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar – Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU

 

Alat-alat falak (al-alat al-falakiyyah) merupakan salah satu bentuk karya dan kreasi ulama falak di dunia Islam sejak lama dan tanpa terkecuali di Nusantara. Dalam sejarah ada banyak peninggalan alat-alat falak yang tersebar di seluruh dunia, demikian lagi ada banyak karya yang secara khusus mengkaji alat-alat falak tersebut yang menunjukkan tingkat kreasi yang tinggi dari para ahli falak dalam sejarah Islam. Dalam sejarah sejatinya ada amat banyak alat falak yang berkembang, namun secara umum dan yang paling banyak dikaji dan dipraktikkan hanya tiga alat yaitu astrolabe (al-usthurlab), rubu mujayyab (rub’ al-mujayyab), dan mizwala (al-mizwalah). Tiga alat ini banyak menghiasi karya-karya falak ulama Arab dan Nusantara, demikian lagi tiga alat ini banyak terdapat dan tersimpan di berbagai tempat seperti di museum, masjid, perpustakaan, dan tempat-tempat lainnya.

Alat-alat falak ini secara umum muncul karena hasil dari pengamatan dan penelaahan mendalam manusia (terutama para ahli dan pengkaji ilmu falak) terhadap alam dan didorong adanya kebutuhan praktis seperti penentuan waktu dan lokasi ibadah umat Islam serta kebutuhan sehari-hari manusia itu sendiri yaitu untuk menentukan arah, posisi, jarak, waktu, keadaan alam (cuaca), dan lain-lain.

Dalam sejarah Nusantara, sejatinya ada sejumlah alat-alat falak yang berkembang dan populer di tengah masyarakat, demikian lagi alat-alat itu terekam dalam literatur-literatur yang ditulis oleh para ulama falak Nusantara. Adapun alat-alat yang berkembang dan paling dominan digunakan di Nusantara silam antara lain Rubu Mujayyab, Mizwala (atau Jam Bencet), dan Astrolabe. Tiga alat falak ini banyak berkembang dan digunakan masyarakatNusantara sejak lama.

Astrolabe adalah alat astronomi dan navigasi kuno yang digunakan untuk mengukur dan menghitung posisi dan arah benda langit (bintang-bintang), alat ini telah ada sejak lama.

Sementara Rubu Mujayyab adalah instrumen ilmu falak berbentuk seperempat lingkaran dengan desain sederhana yang berfungsi diantaranya menentukan ketinggian dan mengukur waktu. Sementara itu Mizwala adalah instrumen ilmu falak kuno yang digunakan sebagai penunjuk waktu melalui bayang-bayang matahari. Dalam praktiknya alat ini memang hanya dapat berfungsi tatkala mendapat sinar (bayang-bayang) matahari. Secara historis alat ini berakar dan bersumber dari peradaban Yunani-Romawi dan juga dari peradaban Mesir kuno.

Patut dicatat, Rubu Mujayyab dan Mizwala (Jam Bencet) adalah alat falak yang paling dominan digunakan di Nusantara. Dua alat ini banyak dan dapat ditemukan di berbagai tempat seperti di museum, di masjid, di pesantren, dan di tempat-tempat lainnya. Adapun astrolabe tampak tidak banyak digunakan, bahkan nyaris tidak ditemukan sama sekali di Nusantara silam, adapun apa penyebabnya sejauh ini belum diketahui dan masih
membutuhkan kajian lebih lanjut.

Adapun Mizwala atau Jam Bencet diantaranya terdapat di Masjid Jami’ Tegalsari Solo, Jawa Tengah, yaitu di Jl. Dr. Wahidin No 36 Kampung Tegalsari, Kecamatan Laweyan, Kota Madya Surakarta, Jawa Tengah. Selain itu saat ini Masjid Tegalsari menjadi pusat aktivitas sebuah pesantren bernama Pesantren Modern Ta’mirul Islam. Posisi Jam Bencet di masjid ini terdapat di serambi selatan masjid yang mana alat ini masih digunakan, baik untuk keperluan ibadah maupun sekedar napak tilas warisan silam.

Jam Bencet Masjid Tegalsari, Solo

Selanjutnya adalah Jam Bencet atau Jam Istiwak di Masjid Agung Solo. Jam ini merupakan peninggalan Raja Pakubuwono VIII tahun 1784 Jawa atau 1855 Masehi. Jam ini dilengkapi dengan jarum yang posisinya dipasang mengarah ke arah utara-selatan. Konon, pada tahun 1784 Jawa, belum ada jam penunjuk waktu, maka atas saran para ulama keraton waktu itu, raja memerintahkan membuat Jam Istiwak atau Jam Bencet ini. Praktis alat ini
hanya bisa digunakan untuk penanda waktu salat Zuhur dan Asar yaitu dengan memanfaatkan bayang-bayang matahari.

Menurut sebuah sumber, di masjid ini ada dua alat dan dua model Jam Bencet, pertama berbentuk tiang yang mengandalkan bayangan, lalu berbentuk serpihan tembaga yang lebih detail karena terdapat garis angka 1 sampai 12. Adapun jarum horisontal mengarah ke utara dan selatan. Selanjutnya terdapat tulisan Jawa  yang menunjukkan angka tahun 1784 alias tahun 1855 Masehi yang berarti masa pemerintahan Raja Pakubuwono VIII.

Jam Bencet (Jam Istiwak) di Masjid Agung Solo (Sumber: https://www.merdeka.com).

Jam Bencet (Jam Istiwak) di Masjid Agung Solo (Sumber: https://www.merdeka.com).

Sementara itu alat Rubu Mujayyab tidak banyak terpasang (terpajang) baik di masjid maupun di halaman (taman) sebuah masjid oleh karena fungsinya yang bersifat praktis yaitu sebagai bahan praktikum falak yang membutuhkan untuk dipegang secara langsung. Alat ini lebih digunakan sebagai instrumen yang dalam penggunaannya harus dipegang secara manual. Rubu Mujayyab misalnya terdapat di OIF UMSU dengan ukuran besar yang notabenenya merupakan replika Rubu Mujayyab kreasi Mutoha Arkanuddin (Ketua Rukyatul
Hilah Indonesia Pusat).

Koleksi Rubu Mujayyab (produksi RHI Pusat) di ruang instrumen OIF UMSU

Rubu Mujayyab di anjungan OIF UMSU (produksi RHI Korwil Sumatera Utara)

Monumen Rubu Mujayyab OIF UMSU

Selanjutnya Jam Bencet di Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Jawa Barat. Masjid ini merupakan salah satu masjid bersejarah yang ada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Masjid ini dibangun atas prakarsa Syaikh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu dari Wali Songo. Jam Bencet di masjid ini dibuat dengan bahan coran dengan bentuk silinder. Pada bagian atasnya terdapat sebuah batang berbahan kuningan yang berfungi sebagai penunjuk waktu. Jam Bencet ini diperkirakan berdiri sejak masjid ini dibangun pertama kali yaitu sekitar tahun 1480 M yang mana keterangan ini tercantum pada papan informasi yang ada di area depan masjid.

Jam Bencet Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon Jawa Barat.

Adapun literatur-literatur tentang alat falak karya ulama falak Nusantara sejatinya cukup banyak, antara lain: kitab “Al-Jawāhir an-Naqiyyah fī al-A’mal al-Jaibiyyah” karya Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (w. 1334 H/1915 M). Kitab ini terdiri dari satu mukadimah, dua puluh bab, dan satu penutup. Bagian mukadimah berupa komponen-
komponen Rubu Mujayyab. Sedangkan bagian penutup berupa pengujian Rubu Mujayyab. Seperti terlihat dari judulnya, kitab ini membahas secara khusus tentang Rubu Mujayyab, dimana instrumen ini adalah bagian dari pembahasan Ilmu Mikat yang berkembang dan banyak dikaji oleh para astronom Muslim.

Kitab “Al-Jawāhir an-Naqiyyah fī al-A’mal al-Jaibiyyah” karya Syaikh Ahmad Khatib (w.
1334 H/1915 M). Pada hāmisy buku ini terdapat risalah berjudul “Risālah al-Mārdiny fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab”.

Lalu kitab “Tashrih al-‘Ibarat ‘ala Natijah al-Miqat fi al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab” karya Syaikh Ihsan bin Muhammad Dahlan al-Jampesy (w. 1371 H/1952 M). Kitab ini membahas tentang cara menghitung ketinggian dan bayang-bayang (fi akhdz al-irtifa’ wa azh-zhill minhu wa ‘aksuhu). Lalu tentang mengetahui derajat posisi al-khaith (fima’rifah wadh’ al-khaith ‘ala ad-darajah). Lalu cara mengetahui nishf al-fadhlah dan nishf qaus an-nahar wa nishf qaus al-lail. Lalu cara mengetahui as-sa’ah az-zawaliyah min irtifa’ asy-syams. Lalu cara mengetahui waktu salat dan waktu secara umum (fi ma’rifah mawaqi’ auqat al-khams fi as-sa’ah az-zawaliyah).

Kitab “Tashrih al-‘Ibarat ‘ala Natijah al-Miqat fi al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab” karya

Ihsan bin Muhammad Dahlan Jampes (t.tp., t.t.)

Selanjutnya kitab “Taqrīb al-Maqshad fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab” karya Syaikh Muhammad Mukhtar bin ‘Atharid Bogor (w. 1349 H/1930 M). Secara umum kitab ini berisi tentang fungsi dan tata cara penggunaan instrumen ilmu falak bernama Rubu Mujayyab. Seperti terlihat dalam penjabarannya, kitab ini lebih bersifat penjelasan ringkas dan lebih ditujukan kepada para pemula yang ingin mendalami alat Rubu Mujayyab. Buku ini
terdiri dari satu mukadimah, 14 bab, dan satu penutup. Bagian mukadimah berisi penjelasan bagian-bagian Rubu Mujayyab, yaitu ada 14 bagian, yaitu al-Markaz, Qaus al-Irtifā’, Jaib at-Tamām, as-Sittīny, Dā’irah at-Tajyīb, al-Juyub al-Mabsuthah, al-Juyub al-Mankusah, Dā’irah al-Mail, Qaus al-‘Ashr, Qā’imah azh-Zhill, al-Hadafah, al-Khaith, al-Mury, dan asy-Syāqul.

Kitab “Taqrīb al-Maqshad fī al-‘Amal bi ar-Rub’ al-Mujayyab” karya Syaikh Muhammad
Mukhtar bin ‘Atharid Bogor (w. 1349 H/1930 M) [Toko Kitab Utama, Surabaya, t.t.].

Kitab “Tashil al-Mubtadi’in li Ma’rifah A’mal ar-Rub’ al-Mujayyab wa al-Miqat” karya
Muhyiddin bin Abdul Mu’min Sulaiman Kerinci (Malaysia: Khazanah Fathaniyah, 1438 H/2018 M)

Lalu kitab “Tashil al-Mubtadi’in li Ma’rifah A’mal ar-Rub’ al-Mujayyab wa al-Miqat” karya Muhyiddin bin Abdul Mu’min Sulaiman Kerinci. Secara umum kitab ini terdiri dari satu mukadimah dan 14 bab, hanya saja masing-masing pembahasan (bab) diuraikan secara singkat dan ringkas. Adapun urutan pembahasan (bab) dalam buku ini adalah sebagai berikut. Bagian mukadimah menjelaskan tentang nama-nama (istilah-istilah) dalam rubu
mujayyab, yang seluruhnya ada enam belas, yaitu markaz, qaus irtifa’, jaib tamam, jaib sittiny, juyub mabsuthah, juyub ma’kusah, dā’irah tajyib, dā’irah mail, qaus ashr awal, qā’imah zhill, awal qaus, akhir qaus, hadafah, al-khaith, mury, dan syāqul. Wallahu a’lam[]

*** Penulis : Oleh; Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar – Dosen FAI UMSU dan Kepala OIF UMSU

 

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: arwinilmu falakliteratur
Previous Post

Salmah Orbayyinah Dorong Edukasi dalam Mengelola Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Next Post

KPAI Minta Dedi Mulyadi Hentikan Program Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer

Next Post
KPAI Minta Dedi Mulyadi Hentikan Program Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer

KPAI Minta Dedi Mulyadi Hentikan Program Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.