Aqiqah Menurut as-Sunnah
(Bagian Pertama)
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
Pengertian Aqiqah
Menurut bahasa aqiqah artinya memotong. Asal kata tersebut diartikan sebagai memotong rambut bayi pada saat dilahirkan. Rambut tersebut dinamakan aqiqah karena dia harus digunting (dicukur). Adapun berdasarkan istilah yang digunakan dalam syariah, aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan menyambut kelahiran bayi. Penyembelihan itu dilakukan pada hari yang ke-7.
Setiap Anak Dilahirkan dalam Keadaan Suci (Fitrah)
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ.
Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Za’bi dari Az-Zuhriy dari Abu Salamah bin ‘Abdurrahman dari Abu Hu rairah ra. berkata; Nabi saw. bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci (fithrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kali an melihat ada cacat padanya?” H.R.al-Bukhari.No. 1296.
Hadis di atas memberikan pelajaran bahwa setiap anak yang dilahirkan oleh ibunya, tidak peduli apakah orang tuanya Muslim atau non Muslim, bayinya dalam keadaan suci, bertauhid kepada Allah swt., yakni suci dari dosa. Dengan ini Islam tidak mengenal dosa warisan.
Bayi diberi nama, dan diusap langit-langit mulutnya dengan kurma. Berdasarkan Hadis dalam kitab Sahih al-Bukhari:
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ قَالَ حَدَّثَنِي بُرَيْدٌ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ وُلِدَ لِي غُلامٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ فَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ.
Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Nashr berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Usa mah ia berkata; telah menceritakan kepadaku Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa ra., ia berkata, “Anak laki-lakiku lahir, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim, beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. H.R.al-Bukhari. No. 5045.
Hadis ini memberikan penegasan bahwa Rasul saw memberikan suapan dengan kurma dan mendoakan pada saat bayi dilahirkan. Contoh ini mestinya diikuti oleh umat Islam, sebab Rasul saw adalah contoh teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi semua umat manusia.
Dalil tentang disyariatkannya aqiqah.
Berdasarkan hadis al-Bukhari:
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ مَعَ الْغُلامِ عَقِيقَةٌ وَقَالَ حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا أَيُّوبُ وَقَتَادَةُ وَهِشَامٌ وَحَبِيبٌ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ عَاصِمٍ وَهِشَامٍ عَنْ حَفْصَةَ بِنْتِ سِيرِينَ عَنْ الرَّبَابِ عَنْ سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ الضَّبِّيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَوَاهُ يَزِيدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ سَلْمَانَ قَوْلَهُ وَقَالَ أَصْبَغُ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ حَدَّثَنَا سَلْمَانُ بْنُ عَامِرٍ الضَّبِّيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَعَ الْغُلامِ عَقِيقَةٌ فَأَهْرِيقُوا عَنْهُ دَمًا وَأَمِيطُوا عَنْهُ اْلأَذَى.
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’man berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Sulaiman bin Amir, ia berkata, “Pada anak lelaki ada kewajiban akikah.” Dan Hajjaj berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Ayyub dan Qatadah dan Hisyam dan Habib dari Ibnu Sirin dari Salman dari Nabi saw. Dan berkata tidak satu orang dari Ashim dan Hisyam dari Hafsah binti Sirin dari Ar Rabab dari Salman bin Amir Ad-Dabiyyi dari Nabi saw. Dan Yazid bin Ibrahim juga menceritakan dari Ibnu Sirin dari Salman perkataannya, dan Asbag berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari Jarir bin Hazim dari Ayyub As-Sakhtiyani da ri Muhammad bin Sirin berkata, telah menceritakan kepada kami Salman bin Amir Ad-Dabbi ia berkata,”Aku mendengar Rasul saw. bersabda:”Pada anak lelaki adanya aqiqah, maka potongkanlah hewan sebagai aqiqah dan buanglah keburukan darinya (maksudnya cukurlah rambutnya).”H.R. al-Bukhari. No. 5049.
Bayi yang baru lahir didoakan
Berdasarkan hadis dalam kitab Sahih al-Bukhari:
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الْمِنْهَالِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.
Telah bercerita kepada kami ‘Utsman bin Abi Staibah telah bercerita kepada kami Jarir dari Manshur dari Al-Minhal dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas ra. berkata; “Nabi saw. biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al-Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; “Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan kalimat ini:
) أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ (
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka”). H.R.al-Bukhari. No. 3120.
Hadis di atas memberikan petunjuk bahwa jika bayi lahir dianjurkan untuk didoakan sesuai dengan doa yang telah diajarkan oleh Rasul saw. Jadi, bukan diazankan dan diiqamahkan pada telinga kanan dan kiri bayi. Kendatipun, memang ada dalilnya, yakni hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmizi, namun mayoritas ulama hadis mendhaifkannya.
Diaqiqahkan pada Hari yang ke Tujuh
Pada saat hari yang ke-7 usia bayi yang dilahirkan itu, maka ibadah yang dianjurkan oleh Rasul saw untuk orang tuanya adalah apa yang dikenal dengan aqiqah, yakni menyembelih kambing, kemudian mencukur rambutnya serta memberi nama bayi tersebut. Hal ini berdasarkan hadis-hadis Nabi saw yang sahih, sebagaimana berikut ini.
1. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Abu Dawud:
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ النَّمَرِيُّ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ.
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An-Namari, telah menceritakan kepada kami Hammam, telah menceritakan kepada kami Qatadah, dari Al-Hasan dari Samurah dari Rasul saw., beliau berkata: “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelih untuknya pada hari ketujuh dan rambutnya dicukur. H.R.Abu Dawud. No. 2454.
2. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan An-Nasa’i:
أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى قَالا حَدَّثَنَا يَزِيدُ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ عَنْ سَعِيدٍ أَنْبَأَنَا قَتَادَةُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah mengabarkan kepada kami ‘Amr bin Ali dan Muhammad bin Abdul A’la, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yazid yaitu Ibnu Zurai’ dari Sa’id, telah memberitakan kepada kami Qatadah dari Al Hasan dari Samurah bin Jundub dari Rasul saw., beliau bersabda: “Setiap anak laki-laki tergadai dengan aqiqahnya, di sembelihkan untuknya pada hari ketujuh dan dicukur kepalanya serta diberi nama.” H.R.an-Nasa’i. no. 4149.
3. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan Ibn Majah
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ إِسْحَقَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Sa’id bin Abu ‘Arubah dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samrah dari Nabi saw., beliau bersabda: “Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka hendaklah disembelihkan untuknya pada hari ketujuh (dari kelahirannya), dicukur rambutnya dan diberi nama.”H.R.Ibn Majah. No. 3156.
4. Berdasarkan hadis dalam kitab Musnad Ahmad:
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَأَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَيُحْلَقُ رَأْسُهُ وَيُسَمَّى.
Telah menceritakan kepada kami Ishaq, telah menceritakan kepada kami Sa’id dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samurah bahwa Rasul saw. bersabda: “Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, maka hendaknya ia disembelihkan (kambing) di hari ke tujuh, dicukur kepala dan diberi nama.”H.R.Ahmad. No.19280.
5. Berdasarkan hadis dalam kitab Sunan ad-Darimi:
أَخْبَرَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ سَمُرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ غُلامٍ رَهِينَةٌ بِعَقِيقَتِهِ يُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَيُحْلَقُ.
Telah mengabarkan kepada kami ‘Affan bin Muslim telah menceritakan kepada kami Hammam dari Qatadah dari Al-Hasan dari Samurah dari Nabi saw. beliau bersabda: “Setiap anak laki-laki tergadaikan dengan aqiqahnya, disembelihkan pada hari ketujuh dan dicukur (rambutnya).” H.R.ad-Darimi. No. 1887. (bersambung)

