• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Taufiq Abdul Rahim: Berharap Pemimpin Moral dan Kultural

Dr. Taufiq Abdul Rahim

Kolom Dr. Taufiq Abdul Rahim : Alyasa’ Abubakar, Intlektual Islam Modern

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
10 Oktober 2020
in Kabar, Kolom
86

ALYASA’ ABUBAKAR: INTELEKTUAL ISLAM MODERN
OLEH: TAUFIQ ABDUL RAHIM

Mengenal sosok sederhana Alyasa’ Abubakar, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, tidak terlepas dari penampilan yang bersahaja, kupiah putih, baju koko putih, berewokan dan selalu tampil memukau dihadapan publik dan masyarakat/ummat Islam. Setiap penyampaian yang keluar dari ucapannya secara verbal, ini memperlihatkan seorang yang memiliki pengetahuan yang sangat dalam, luas serta berfikir secara ilmiah, filosofis dan khasanah ilmu pengetahuan yang sempurna, ini disampaikan dengan bahasan yang menarik dan mudah dipahami oleh siapa saja. Setiap kali menyampaikan uraian, ceramah serta ulasannya selalu dengan intonasi serta nada bicara yang datar serta tidak emosional, dengan intonasi suara yang lembut, dan sangat memikat.
Sekedar mengetahui serta mendalami latar belakang pendidikan Alyasa’ Abubakar yang pernah mengecap pendidikan dayah/pasantren di Lambhuk-Banda Aceh, selanjutnya juga belajar ilmu agama di Al-Azhar, Kairo-Mesir, menyelesaikan Program Doktor pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN-saat ini Universitas Islam Negri/UIN) Sunan Kalijaga-Yogyakarta. Dikenal sebagai pakar ataupun  intelektual Islam Modern, menguasai Ilmu Fiqh Modern, sehingga pandangan serta pemikirannya yang mengandung nilai filosofis serta memiliki kematangan sebagai intelektual Islam, ini pantas menjadi perhatian serta penghargaan bagi setiap orang yang mengenalnya.
Dalam berbagai kajian serta seminar, baik pada tataran universitas, lokal, nasional dan internasional, juga dalam forum seminar umum, serta ceramah agama, selalu saja penyampaian serta ulasannya akan berwarna serta penuh dengan kesegaran. Demikian juga, sangat aktif menulis, baik kajian ilmiah, maupun menjawab berbagai persoalan serta permasalahan yang bersifat insidentil berkembang ditengah masyarakat. Hal ini diulas secara akadamik Islami, termasuk praktik ibadah, mu’amalah, maupun peristiwa yang meresahkan masyarakat, —termasuk pandemi corona virus 2019 (Covid-19), dari sudut pandang Islam—, sehingga semuanya tuntas dan terjawab secara ilmu pengetahuan serta keyakinan Islam. Tampak bahwa, banyak literatur, referensi, buku, kitab, jurnal serta berbagai bahan bacaan lainnya terus dibaca beliau, sehingga apa yang disampaikan tidak membosankan serta seringkali kosa-kata baru tidak semrawut hadir dalam setiap ulasan, ceramah agama serta penyampaiannya. Dengan demikian, terlihat juga bahwa, Alyasa’ Abubakar seorang yang tidak lepas dari kebiasan serta kesehariannya dengan membaca atau istilah positif lainnya, “kutu-buku” yang dianggapnya dengan banyak membaca sebagai membuka jendela dunia dan wawasan ummat.
Dengan kemampuan akademik, intelektual, kematangan ilmu serta penampilan sederhana yang selalu hadir ditengah masyarakat, Alayasa’ Abubakar disenangi banyak orang dari berbagai strata kehidupan, ilmu, pendidikan serta kelompok masyarakat. Hanya saja dalam bentuk kajian yang akademis dan philosofis penyampaiannya disesuaikan dengan tingkat pendidikan serta daya serap audiens serta pendengar yang mampu memahaminya, dan biasanya tidak akan dipaksakan untuk paham, setuju serta sepakat dengan pikiran, ceramah juga penyampaian yang diutarakannya. Sikap ini seringkali mengundang rasa penasaran bagi pendengar dan peserta yang mengikuti ceramahnya, selanjutnya akan dilakukan diskusi secara berkelanjutan, berkala serta diharapkan selesai dalam pembahasan yang mampu dipahami bagi setiap orang.
Secara umum setiap orang akan akrab dengan nama Alyasa’ Abubakar, namun demikian secara pribadi, saya mengenal beliau sejak tahun 1990-an, setelah menyelesaikan pendidikan Doktor Ilmu Fiqih Modernnya di Yogyakarta. Saat awal sering mendengarkan bahasan serta ulasan dalam setiap ceramahnya, mengundang rasa penasaran yang sangat mendalam. Kosa-kata serta istilah baru yang disampaikan, menjadi daya pesona tersendiri, ungkapan yang datar ini seringkali menjadi setiap orang serta secara pribadi saya ingin selalu ikut-serta pada setiap penyampaian ceramah agamanya. Setelah Musyawarah Muhammadiyah Aceh tahun 1995, beliau dipercayakan/diamanahkan sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh, dimana Tgk. Haji Imam Syuja’ sebagai Ketua PWM Aceh saat itu untuk dua periode (1995-2000 dan 2000-2005). Ini merupakan momentum secara pribadi seringkali ikut bersama saat itu dan selanjutnya, serta menyertai beliau dalam perjalanan ke daerah seluruh Aceh, disela-sela kesibukannya sebagai seorang akademisi yang tiada henti terus belajar dan membaca. Disepanjang perjalanan, biasanya dilakukan diskusi dalam berbagai hal menyangkut permasalahan ke-Islaman, keagamaan serta masalah umumnya. Bahkan secara ilmu pengetahuan umum, jika tidak mengetahui dan kurang paham terhadap sesuatu, maka tetap dan akan menanyakan kepada siapa saja tanpa pandang status, namun sesuai dengan latar belakang yang kita miliki, sehingga beliau paham dan mengerti persoalan ilmu pengetahuan umum lainnya dari informasi yang kita sampaikan.
Demikian bersahaja serta tanpa sungkan menanyakan sesuatu yang tidak dipahami serta diketahui secara jelas dan rinci, maka akan diajak kita yang berada disekitarnya untuk berdiskusi, sikap ini sangat berharga dan sangat menghargai orang lain. Menghargai setiap orang sebagai sikap rendah hati, tawaddhu’ serta sederhana ini menjadi nilai tambah dan mngundang simpati setiap orang. Seringkali jika beliau ingin berjumpa saya akan sampaikan langsung, —saya akan ke rumah beliau—, biasanya akan dimanfaatkan waktu untuk saling berdiskusi dan menyampaikan pendapat. Kebiasaan ini terus berlanjut, namun jika ada hal yang belum diketahui pada penyampaian, baik pada saat diskusi, berceramah serta mengutarakan pendapatnya, meminta maaf akan mengakaji, membaca serta mencari referensi dan literatur, serta bahan bacaan yang akan memperkuat pertanyaan yang biasannya ditunda untuk menjawabnya. Sikap ini tidak dimiliki secara umum setiap orang, intelektual, pakar serta ahli dari berbagai bidang ilmu lainnya. Jika telah diperoleh jawaban serta alasan dari penundaan jawaban, biasanya akan disampaikan kembali dari pertanyaan, permasalahan, jawaban yang tertunda yang disampaikan secara baik dan bermanfaat. Juga beliau memiliki kebiasaan, setiap yang disampaikan tidak dipaksakan untuk setiap orang menerimannya, hal ini disadari bahwa latar belakang pendidikan serta daya pikir setiap orang sangat berbeda dan tidak sama semuanya.
Sejak dahulu, sering sekali beliau akan susah serta agak risih dan sungkan jika berurusan dengan aktivitas yang menyita waktu secara birokrasi, yakni yang kurang akademis, konon pula mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang berlebihan seperti, sebagai pejabat negara. Bahkan dalam memanfaatkan tempat istirahat, tidak menyukai penempatan yang mewah, boros serta menghabiskan biaya yang tinggi serta mahal, apalagi untuk sekedar beristirahat dan tidur. Biasanya beliau tidur lebih awal dalam perjalanan, jika tidak ada kegiatan, acara serta kegiatan yang berlangsung pada malam hari, ini dimanfaatkan untuk beristirahat cepat, karena akan memanfaatkan waktu bangun cepat pada saat dini hari menjelang subuh untuk beribadah, membaca dan lain sebagainya, agar tetap nampak segar pada mengawali acara pagi hari.
INTELEKTUAL ISLAM MODERN
Sebagi seorang akademisi serta menyandang gelar Guru Besar pada UIN Ar-Raniry, disamping memenuhi undangan akademik, seminar dan ceramah. Aktivitas secara keorganisasian massa dalam Organisasi Muhammadiyah juga pernah menjabat Ketua PWM Aceh dua periode (2005-2010 dan 2010-2015). Ini dilakukan secara sinergi dan saling mengisi. Dalam memenuhi aktivitas secara akademik, biasanya dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah keorganisasian, minimal melakukan silaturrahim pada tempat atau daerah, bahkan saat berada di luar Aceh. Sehingga kepemimpinan beliau di Universitas, pemerintahan (birokrasi) dan organisasi serta Majelis Ulama, dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk terus terlibat dengan berbagai pihak, masyarakat maupun anggota organisasi. Pertemuan yang dilakukan seringkali berkepanjangan, berlanjut serta dipenuhi dengan diskusi menarik, karena kehadiran seorang intelektual Islam modern yang luas pandangan serta memiliki khazanah ilmu pengetahuan yang menarik, sering menjadi pusat perhatian semua pihak yang senang berdiskusi secara akademik serta intelektual.
Tradisi intelektual yang dibangunnya, tetap menghargai perbedaan pendapat serta cara ataupun sudut pandang berfikir, ini juga menunjukkan bahwasanya, literasi, bacaan yang dimiliki banyak juga yang merupakan referensi filsafat, baik klasik, pertengahan maupun modern. Sehingga setiap sajian, ucapan serta penyampaian dan ceramahnya selalu segar dan berkualitas. Membangun tradisi berfikir intelektual sangat terasa setelah beliau menyelesaikan pendidikan tinggi pada strata doktoral, ini menarik minat para pencinta ilmu pengetahuan dan intelektual dan yang setiap orang selalu berfikiran maju serta berubah dalam berbagai sudut pandang, terutama pandangan kehidupan serta aturan Islam modern.
Banyak hal yang disampaikan dengan memanfaatkan olah fikir dan pengetahuan, dimana tidak semua orang ataupun intelektual memiliki kemampuan serta kapasitas seperti itu. Banyak ide-ide serta penegtahuan cemerlang yang sering tidak terpikirkan oleh orang lainnya disampaikan dengan bahasa yang lugas serta sederhana. Adakalanya beliau juga menyampaikan dengan bahasa yang rumit serta artikulasi yang tidak mudah dipahami semua orang, jika ini dalam kelas serta kelompok dikusi yang terbatas, sehingga juga menggunakan istilah, —hal ini tidak akan saya sampaikan jika orang, peserta serta teman diskusi yang bebas, karena ditakutkan salah dalam memahaminya. Ini merupakan usaha yang disadari dengan sungguh-sungguh, bahwa seorang intelektual islam modern yang sangat tidak menyukai konflik. Berfikir serta bersikap bijaksana dan memiliki ketinggian akhlaq serta tidak berperilaku “jumawa”, sederhana dan rendah hati. Wawasan berfikir filosofi juga tidak diperlihatkan secara serampangan, jika diperhatikan secara mendalam serta sungguh-sungguh diamati, seringkali terlihat pada saat berfikir serta menyampaikan disaat suasana yang tidak bebas terbuka. Sikap ini juga menjadi catatan setiap orang bahwa, ini menjadi pesona serta daya tarik seorang Alyasa’ Abubakar yang intelektual, dan tidak tanduk kebebasan berfikirnya terhadap berbagai penilaian juga berusaha mengurangi serta meredam konflik, jika kondisi sedang tidak kondusif.
Sebagai intelektual Islam yang terus menbaca serta belajar, ini modal sosial besar yang dimiliki, sehingga ilmu yang disampaikan tidak pernah kering, dan setiap orang akan mengakuinya, termasuk pada kelas pendidikan yang lebih tinggi dengan kesederhanaan penyampaiannya hingga tuntas. Pada strata pendidikan yang lebih tinggi, seringkali penyampaian sesuatu disertai dengan contoh konkrit dan contoh yang berlaku ditengah masyarakat secara luas, bahkan contoh yang paling sederhana dipraktikkan oleh masyarakat juga anak-anak kecil. Ini juga disampaikan dalam setiap ulasan penyampaian dapat serta bisa saja setiap orang menafsiran serta mengartikan setiap penyampaian itu diterima secara berbeda, ini dianggap sebagai manusiawi dalam kehidupan masyarakat, baik era zaman dahulu, klasik, pertengahan serta modern.
Ketajaman pemikiran serta pemahaman intelektual modern seperti ini, tidak semua orang memilikinya, sehingga untuk menjawab persoalan serta penentuan keputusan terhadap fiqih modern sekalipun, beliau diundang untuk menyampaikan pendapat, pandangan serta menjadi referensi pada tingkat nasional maupun internasional. Hal ini akan diketahui pada saat kita tanyakan dan diskusi, termasuk pernah saat saya berada sedang menempuh pendidikan diluar, dihubungi serta menyempatkan diri untuk bersilaturrahim dan menjajaki konsep serta sistem pengembagan ilmu penegtahuan dan pendidikan modern di luar negeri, serta yang menjadi sasaran kunjungannya adalah perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa, intelektual yang haus akan ilmu pengetahuan dan terus mencari sesuatu yang baru agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi seluruh ummat Islam, serta menghargai perubahan ilmu pengetahuan dengan sistem pengelolaan lembaga ilmu pengetahuan yang diurus dengan sistem modern dan dinamis.
Alyasa’ Abubakar dikenal sebagai intelektual modern pada zamannya, namun demikian pemikirannya juga melompat jauh kedepan melampaui zamannya. Hal ini tercermin pada berbagai kesempatan diskusi serta bincang-bincang serta kelas khusus yang disampaikannya. Keterlibatan beliau yang sederhana serta pemikiran yang maju kedepan, bagaimana tampilan seorang “intelektual organik” yang terius berfikir dan berbuat untuk ummat Islam secara dinamis. Kelihatannya terus bergerak tanpa mengenal lelah, meskipun adakalanya kondisi kehidupan dalam keadaan payah, karena masyarakat serta ummat sedang berhadapan dengan berbagai masalah kehidupan, namun selalu saja menyampaikan pesan-pesan optimisme dengan tetap besandarkan kepada kebesaran Allah Subhanahuwata’ala. Modal sosial ini menjadikannya disenangi serta disukai setiap orang, dengan penyampaian kata-kata, ulasan serta pikiran menurut kondisi yang berlaku, sehingga tidak menyinggung perasaan orang lain yang tidak sepaham dengannya.
Memikul nama besar sebagai intelektual Islam modern juga tidak mudah serta sederhana baginya, karena ini memiliki konsekwensi serta tanggung jawab besar yang benar-benar disadari dengan sepenuh hati. Hal ini tidak pernah disampaikan beliau, tetapi penilaian masyarakat serta setiap orang melekat bahwa, “Alyasa’ Abubakar adalah Intelektual Islam Modern. Ini tergambar terejawantahkan dari cara berfikir serta berbagai penyampaian serta ulasan yang dilakukan. Meskipun secara sederhana, beliau tidak menyukainya, tetapi ini adalah penghargaan masyarakat ataupun ummat terhadap eksistensinya ditengah kehidupan ummat Islam dan masyarakat luas, dan setiap orang akan megatakan iya, benar serta setuju jika ini dilakukan poling dan jajak pendapat. Saat ini serta dewasa ini, setiap orang selalu merindukan berbagai penyampaian, ulasan serta ceramah agamanya yang segar, juga setiap orang akan merasakan tentram, aman dan nyaman setelah mendengarkan suara khasnya yang datar, tidak emosional dan menarik setiap orang yang mendengarkannya.
BERFIKIR MASA DEPAN
Dalam berbagai diskusi, seringkali beliau menanyakan apakah ada membaca pengetahuan tentang filsaafat? Hal ini menunjukkan bahwa, dunia ilmu pengetahuan menjadi fokus perhatiannya, sehingga keberlanjutan ilmu pengetahuan serta perkembangan dunia Islam akan sangat bergantung dari kedalaman ilmu setiap orang yang belajar serta membaca saat ini. Meskipun tidak pernah disampaikan secara terbuka dan langsung, sering juga berbagai diskusi yang dilakukan, Alyasa’ Abubakar terus berfikir bahwa, masa depan ilmu pengetahuan, ke-Islaman serta generasi pelanjut diharapkan yang tetap berkonsentrasi kepada wawasan intelektual. Hal ini yang menjadi perhatian penting adalah, masa depan ilmu pengetahuan ke-Islaman yang harus tetap terjaga dan berkembang dan berlaku praktis sesuai dengan zamannya. Harapan dengan berfikir masa depan ini dilakukan dengan ikut serta, bersemangat, serta ikut membina para generasi muda Islam yang terus mengasah ilmu pengetahuan dari berbagai latar belakang serta terkonsentrasi kepada Islam.
Setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya, termasuk inteletual Islam sekelas atau sekaliber Alyasa’ Abubakar juga harus hadir mengisi serta mencerahkan ummat dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Jangan ada kesan intelektual hanya milik kelompok tertentu, serta tidak menghargai generasi muda yang merupakan pelanjut serta penyempurna gagasan dan insan, orang yang ingin memperdalam serta memperluas ilmu pengetahuan. Kondisi masa depan Islam serta intelektual Islam ini ditentukan oleh bimbingan kemampuan dan kapasitas intelektual Islam saat ini yang ikut mengisi juga mewarisinya. Dinamika kehidupan intelektual Islam hari ini, akan sangat bergantung dari keikhlasan para intelektual zaman ini untuk mewarisi khazanah ilmu pengetahuan serta kepakarannya kepada generasi muda saat ini. Hal ini sangat akrab serta dekat dengan eksistensi Alyasa’ Abubakar yang setiap saat dekat dengan ummat Islam serta membuka ruang dan peluang berdiskusi kepada siapa saja, sesuai dengan tingkat kemapuan yang dimilikinya.
Keinginan untuk tetap menjaga khazanah intelektual Islam modern saat ini, masih dan atau terus tumbuh pada kalangan generasi muda. Hal ini sangat disadari Alyasa’ Abubakar, sehingga setiap saat bersedia mengisi serta ikut serta menjadi tutor, instruktur dan penceramah dalam berbagai bentuk kegiatan yang diundang oleh generasi muda. Harapan masa depan agar tetap eksisnya khazanah intelektual Islam ditengah kehidupan masyarakat ataupun ummat Islam ini tetap menjadi perhatian pentingnya. Bahkan secara terbatas juga akan siap berdiskusi di rumah ataupun kediaman beliau yang sederhana, berkenaan dengan berbagai hal serta tema yang ingin didiskusikan. Akan semakin menarik mendengarkannya apabila berhubungan dengan ilmu pengetahuan keaagamaan Islam, karena ulasan yang disampaikan dengan berbagai contoh konkrit serta pengalamannya menjadi rujukan diskusi yang disampaikan. Budaya diskusi merupakan salah satu cara memelihara cara berfikir serta mengasah cara berfikir agar tetap menjadikan kemampuan analisis dari berbagai persoalan terjawab dan dipahami setiap orang.
Harapannya adalah, masih adanya intelektual Islam modern diakhir abad-21 dan kelanjutannya apada abad-22 agar kehidupan serta khazanah intelektual Islam yang diisi dan dilanjutkan tetap terjaga serta hidup secara dinamis. Islam yang sejalan serta sinergi untuk kehidupan modern tentunya menghendaki cara berfikir serta pengamalan Islam sesuai denga Al-Qur’an dan As-Sunnah ditengah kehidupan masyarakat modern yang dinamis. Islam sebagai “rahmatan lil ‘alamin” merupakan agama yang dijunjung tinggi dan merupakan Agama Allah Subhanahuwata’ala, tetap menjadi panduan atau pedoman kehidupan setiap insan, ummat serta manusia hingga akhir dunia ini. Kehadiran intelektual Islam modern tetap menjadi dambaan dan penyiram, penyejuk serta pembimbing ummat yang haus akan ilmu pengetahuan, dan juga terpelihara kehidupan kerohaniannya yang harmonis. Panduan kehidupan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dapat dijadikan panduan serta pedoman kehidupan, ini dapat diberikan bimbingan dari intelektual islam yang luas dan dalam khazanah keilmuan Islamnya. Hal ini menjadikan kehidupan ummat Islam tetap tentram, damai seta harmonis.
PENUTUP
Alyasa’ Abubakar sebagai intelektual Islam modern, merupakan penyejuk jiwa serta pembimbing ummat yang selalu hadir dengan penampilan kesederhanaannya. Ummat Islam selalu saja dekat dengan ulamanya, Alyasa’ Abubakar sebagai intelektual juga ulama yang thawaddu’, ini tetap diakui dan disenangi oleh ummat Islam. Secara keorganisasian beliau juga pimpinan di kelembagaan ulama resmi, sehingga kehadiran beliau bukan saja dalam lingkungan intelektual kampus dan perguruan tinggi, namun demikian juga menjadi pembimbing serta penceramah ditengah kehidupan ummat Islam pada era atau zaman modern ini.
Dengan berbagai kelebihan serta kekurangan yang dimilikinya, setiap orang akan paham, setuju dan yakin untuk menyatakan bahwa, Alyasa’ Abubakar sebagai intelektual Islam modern sangat populer dan dikenal pada zamannya. Pemikiran, gagasan, khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki ini disampaikan serta dikembangkannya merupakan modal besar ummat Islam yang tetap harus dijaga, dihormati dan dihargai. Alyasa’ Abubakar hadir ditengah-tengah ummat sebagai Intelektual dan Ulama Islam modern. Dengan kerendahan hati saya mengutarakan ini dari perasaan, pengakuan  serta lubuk hati yang paling dalam sebagai pernghormatan serta penghargaan pribadi, insya Allah dan mudah-mudahan dapat bermanfaat dan menjadi catatan “sejarah serta tinta emas” terhadap sosok Alyasa’ Abubakar yang saya kagumi dan dikagumi semua orang. Wallahu’alambissawab….

Penulis, Dr. Taufiq Abdul Rahim, Dosen UNMUHA, Pengamat Sosial dan Politik Aceh

 

 

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: alyasa' abubakarkolomtaufiq abdul rahim
Previous Post

PR TB ‘Aisyiyah Gelar Seminar Peran Masyarakat dalam Penanggulangan TBC

Next Post

Pernyataan Sikap IJTI Sumut: Sesalkan Kekerasan Terhadap Jurnalis

Next Post
Pernyataan Sikap IJTI Sumut: Sesalkan Kekerasan Terhadap Jurnalis

Pernyataan Sikap IJTI Sumut: Sesalkan Kekerasan Terhadap Jurnalis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.