Seminar Nasional PR TB ‘Aisyiyah Peran Masyarakat Sipil dalam Sektor Kesehatan untuk Penanggulangan TBC
Medan, InfoMu.co – PR TB ‘Aisyiyah menggelar seminar virtual melalui aplikasi zoom dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube PR TB Aisyiyah. Seminar bertajuk “Peran Masyarakat Sipil dalam Sektor Kesehatan untuk Penanggulangan TBC” diselenggarakan sebagai salah satu upaya ‘Aisyiyah untuk bersama-sama menguatkan peran masyarakat sipil dalam penanggulangan TBC di Indonesia.
Seminar dihadiri 478 tim PR TB dari seluruh Indonesia, 12 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah, perwakilan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah, PELKESI, PERDHAKI, para pengelola program SR dan SSR TBC Care ‘Aisyiyah, Manajer Kasus (pendamping pasien TBC Resisten Obat), organisasi masyarakat sipil, peneliti, pegiat sosial dan pegiat penanggulangan TBC.
Seminar virtual diawali pengantar dari Authorized Signatory PR TB ‘Aisyiyah dan Dewan Pembina PR TB ‘Aisyiyah serta dibuka langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah yakni Ibu Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si.
Penanggulangan TBC sebagai bentuk pembangunan di bidang Kesehatan mengutamakan pendekatan partisipatoris dengan melibatkan berbagai pihak masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, kolaborasi dan Kerjasama dalam pembangunan kesehatan, khususnya penanggulangan TBC menjadi syarat mutlak untuk dapat mencapai target eliminasi TBC. ‘Aisyiyah dalam hal ini telah turut berperan dalam upaya penanggulangan TBC dan akan tetap menjadi bagian dari komunitas yang akan terus konsisten melakukan eliminasi TBC.
Dr. Rohimi Zamzami, S.Psi., SH, M.Pd, Psikologi selaku Authorized Signatory PR TB ‘Aisyiyah menyampaikan bahwa “‘Aisyiyah telah 17 tahun berkontribusi dan mengambil peran dalam penanggulangan TBC sejak tahun 2003 hingga 2020 melalui bermitra dengan Global Fund. Pada akhir periode ini, diharapkan bahwa seluruh elemen dapat menuntaskan program secara maksilam dan siap untuk menyambut kerja-kerja komunitas yang optimis dan berkelanjutan”.
Pernyataan dikuatkan kembali oleh arahan pembukaan dari Ibu Dra. Siti Aisyah, M.Ag selaku Dewan Pembina PR TB ‘Aisyiyah yang menyampaikan bahwa “Meskipun ‘Aisyiyah tidak kembali bermitra dengan Global Fund, ‘Aisyiyah tidak akan pernah berhenti dalam upaya penanggulangan TBC di komunitas yang ujung tombaknya selama ini adalah kader. Karena itu, untuk menyongsong suasana baru, serta menguatkan semangat dan tekad baru, PR TB ‘Aisyiyah dan Majelis Kesehatan dalam hal ini berproses untuk rencana, program hingga penyusunan langkah strategis”.

Pesan Ketua PP Aisyiyah
Pembukaan acara secara resmi dilakukan oleh Ketua Umum PPA yakni Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si. yang menyampaikan 4 pokok penting. Menurut Ibu Noordjannah, tema dari seminar virtual ini sudah sangat melekat dalam kehidupan ‘Aisyiyah dalam melakukan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, salah satunya melalui penanggulangan TBC.
Pertama, “‘Aisyiyah dalam penanggulangan TBC melihat konteks bahwa kelompok terdampak TBC merupakan kelompok yang lemah dan miskin, tidak hanya secara ekonomi tetapi miskin dan kurang informasi berkaitan dengan kesehatan serta juga terhambat dalam usaha untuk bisa sehat karena kemiskinan dan kelemahannya tersebut. Oleh karena itu, peran ‘Aisyiyah dalam penanggulangan TBC menjadi penting untuk membantu kelompok tersebut. Hal ini dapat menjadi peran kemasyarakatan ‘Aisyiyah sebagai Gerakan praksis”.
Kedua, ‘Aisyiyah sebagai organisasi, melakukan peran sebagai masyarakat sipil yang telah dan akan terus melanjutkan peran-perannya dalam penanggulangan TBC. ‘Aisyiyah akan mengakhiri kemitraan di akhir Desember 2020 dengan penuh perhatian dan bijak dalam pengambilan keputusan tersebut. Kita akan tetap mengupayakan pengendalian TBC sesuai dengan karakter Gerakan ‘Aisyiyah yakni Islam berkemajuan, Gerakan pencerahan dan perempuan berkemajuan. Sebagaimana sejarah dari Nyai Dahlan bahwa perlu adanya upaya mendorong perempuan untuk maju dan hal tersebut digerakan oleh kelompok perempuan. Keterdepanan Gerakan perempuan Islam harus bisa responsif untuk berbagai bidang kesehatan, salah satunya adalah TBC.
Ketiga, Ibu Noor juga menekankan pentingnya upaya penanggulangan TBC berbasis gender dengan dimulai dari adanya data pilah gender kelompok terdampak TBC serta bagaimana data ini dapat menjadi bahan advokasi serta data dasar untuk strategi penanggulangan TBC yang sesuai kebutuhan gender.
Keempat, ‘Aisyiyah yang didaulat sebagai Ibu Negeri, terdiri dari orang-orang yang memiliki kekuatan dan komitmen untuk dapat berkontribusi bagi kemaslahatan ummat. Sebagai masyarakat sipil, kita juga memiliki peran menekan, melakukan advokasi dan peran perjuangan politik. Pengalaman dan praktik baik perlu didiskusikan dan kita ambil kebaikan dari satu dan lainnya untuk menjadi Gerakan dalam eliminasi TBC di Indonesia. Bu Noordjannah menekankan kembali bahwa ‘Aisyiyah telah dan akan terus berkontribusi untuk penanggulangan TBC di Indonesia. (*)

