• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Talkisman Tanjung: Muhasabah Dipenghujung Ramadan

Drs. Talkisman Tanjung

Refleksi 115 tahun Muhammdiyah ; Kyai Dahlan Telah Menjawab Zamannya, Bagaimana kini dan Mendatang ?

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
16 Juni 2024
in Opini
0
Refleksi 115 tahun Muhammdiyah tgl 8 Zulhijjah 1445 H ; Kyai Dahlan Telah Menjawab Zamannya, Bagaimana kini dan Mendatang ?
Oleh Talkisman Tanjung 
     Pada tanggal 8 zulhijjah 1330 H kyai Dahlan mendirikan Persyarikatan  Muhammadiyah, saat ini telah berusia 115 tahun menurut kalender hijriyah. Muhammadiyah sudah berkiprah diberbagai etape perjalan sejarah panjang Negeri ini, mulai dari zaman Belanda, zaman Jepang, Zaman kemerdekaan yaitu Orde Lama,  Orde baru dan Zaman reformasi yang ada saat ini.
      Tantangan yang dihadapi Dahlan  sangatlah kompleks, sehingga kyai Dahlan merasa berkepentingan untuk mendirikan Persyarikatan Muhammadiyah.
     Kyai Dahlan terbukti telah menjawab zamannya. Kebodohan yang menjadi simbol ummat dan bangsa saat itu telah menjadi sasaran obyek dakwah Muhammadiyah. Polarisasi lembaga pendidikan juga membuat  kyai Dahlan sangat konsentrasi, sehingga diketahui bahwa Muhammadiyah berhasil menciptakan sistem pendidikan yang tepat untuk ummat dan bangsa ini, yaitu mengkolaborasikan sistem pendidikan Belanda  yang sekuler dengan pendidikan pesantren yang agamis. Masalah ekonomi ummat  yaitu kemiskinan yang akut menempatkan ummat Islam sebagai ummat  terbelakang dan tertindas menjadi beban pemikiran yang serius kyai Dahlan. Demikian juga persoalan-persoalan sosial yang lain, sehingga salah satu solusi yang ditawarkan Muhammadiyah adalah menghidupkan fiqih Al-ma’un sebagai terapi dan solusi yang tepat untuk kemajuan ummat.
     Dari masa ke masa Muhammadiyah tercatat telah mengurai persoalan-persoalan ummat dan bangsa ini,  pengembangan pranata sosial dan pemberdayaan masyarakat berbasis Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), yang hari ini semakin berkembang dengan lahirnya lembaga-lembaga baru sebagai unsur pembantu pimpinan  seperti MDMC yang bergerak dibidang kebencanaan dan Lazismu yang membuka penafsiran lebih luas tentan pengelolaan infaq, shadaqah dan zakat ummat.
     Dan yang tidak kalah pentingnya adalah Kyai Dahlan telah mempelopori kebangkitan kaum perempuan dengan mendirikan organisasi  ‘Aisyiyah. Yang dizaman itu adalah sesuatu yang dianggap tabu, karena kaum perempuan tempatnya hanya didapur, disumur dan dikasur atau dirumah saja, tidak boleh masuk dalam ranah publik. Lantas kyai Dahlan menerobos kejumudan berfikir itu dengan mengembangkan tafsir bahwa antara kaum perempuan dan laki-laki itu punya kesamaan jewajiban dan tanggungjawab dihadapan Allah SWT.
     Semua bentuk pemikiran dan aksi yang dilakukan Muhammadiyah terintegrasi dalam sebuah gerakan yang cerdas dan mencerahkan. Satu persatu berhasil diurai dengan solusi yang tepat, akhirnya Muhammadiyah menjadi sebuah gerakan reformis modernis dinegeri ini.
     Setelah 115 tahun berkiprah, Muhammadiyah telah mendirikan berbagai amal usaha diberbagai bidang kehidupan yg semuanya menyentuh kepada aspek kehidupan ummat. Bahkan pergerakan Muhammadiyah tidak hanya sebatas diwilayah Nusantara ini saja, tetapi sudah merambah keseluruh pelosok dunia dengan amal usahanya. Muhammadiyah sudah mendirikan cabang-cabang Istimewa di berbagai Negara beserta  amal usahanya, seperti Universitas Muhammadiyah di Malaysia, Muhammadiyah Colleg di Australia  termasuk lembaga pendidikan PAUD /TKABA yang dikelola oleh ‘Aisyiyah diberbagai Negara, dan insya Allah Muhammadiyah sudah siap untuk go internasional, tidak hanya di Indonesia saja. Kalau diaeal berdirinya Muhammadiyah hanya diresidensi Yogyakarta, kemudian secara bertahap tetapi pasti merambah keseluruh pelosok Nusantara, sehingga diseluruh wilayah Indonesia Muhammadiyah sudah eksis. Dan saat ini dari nasionalisasi gerakan, muhammadiyah mulai dan sudah melangkah untuk go internasional. Suatu capaian yang spektakuler.
     Namun, jika kyai Dahlan dulu mampu menjawab berbagai persoalan ummat dan bangsa sesuai zamannya, bagaimana gerakan Persyarikatan Muhammadiyah hari ini dan masa mendatang ? Yang tentu memiliki tantangan yang makin kompleks. Misalnya, Muhammadiyah dihadapkan kepada pemahaman Agama yang semakin heterogen, dengan paham yang sangat beragam, bahkan ada yang seolah sepaham dengan Muhammadiyah tetapi malah merusak Gerakan Persyarikatan dari dalam. Ada yang menarik-narik ke arena politik praktis, yang tidak jarang juga lahir dari kader-kader Muhamnadiyah yang telah menikmati hidup secara pragmatis.
     Demikian juga tantangan Persyarikatan yang sudah biasa datang dan berganti dari masa kemasa, yaitu adanya peralihan kekuasaan di Pemerintahan, yang tidak jarang harus membuat Pimpinan Persyarikatan melahirkan kebijakan dan pemikiran-pemikiran cerdas lagi mencerahkan., Sebagai contohnya, ketika dikalangan anak bangsa rame-rame meneriakkan NKRI harga mati, sedangkan Muhammadiyah tidak ikut, dan seolah ada yang  memojokkan dan meninggalkan Muhammadiyah yang tidak mau terjebak dengan kata dan kosa kata. Akhirnya Muhammadiyah melahirkan pemikiran tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia ini pada muktamar ke 47 di Makasar tahun 2015 dengan rumusan : Daarul ahdi wasy-syahaadah, bahwa Indonesia ini adalah Negara kesepakatan, dan kesaksian, tidak dimonopoli oleh sekelompok anak bangsa saja. Meskipun Muhammadiyah tidak pandai meneriakkan NKRI harga mati, tetspi didunia nyata justru Muhammadiyah yang melaksanakan semboyan tersebut. Dan tentu dinamika perpolitikan akan selalu bersinggungan dengan Muhammadiyah yang tetap tegar tidak berada dijalur politik praktis, tetapi Muhammadiyah tetap menegaskan dirinya sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar.
     Di bidang ekonomi, Muhammadiyah yang selalu concern dengan peningkatan kesejahteraan ekonomi ummat, tentu akan berhadapan dengan globalisasi perekonomian, yang suka tidak suka akan selalu bersentuhan dengan Muhammadiyah. Disatu sisi kekuatan ekonomi  dipegang erat oleh segelintir orang yang sering disebut konglomerasi, disisi lain Muhammadiyah yang sejak berdirinya menjadi pembela dan pelopor bagi pertumbuhan ekonomi ummat yang nota bene sebagai kelompok masyarakat kelas menengah kebawah, atau dalam dunia usaha sering disebut dengan UMKM. Maka langkah yang diambil oleh Muhamnadiyah untuk menarik dan mengalihkan investasinya sebesar 13 Trilyun dari Bank Syari’ah Indonesia (BSI) sebagai Bank Syari’ah terbesar di Indonesia untuk saat ini adalah langkah yang spektakuler yang membuktikan bahwa Muhammadiyah itu tetap concern dan berpihak kepada kelompok ummat kelas menengah kebawah (UMKM), karena dari evaluasi yang dilakukan BSI secara ril saat ini telah berpihak kepada konglomerasi, mungkin ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dan ini sudah bertentangan dengan prinsip muhammadiyah. Namun ini adalah sebuah pelajaran berharga yang telah mendorong Muhammadiyah kedepan harus memiliki perbankan sendiri. Dengan memiliki perbankan sendiri, tentu kelompok-kelompok usaha ekonomi menengah kebawah, termasuk ekonomi rumah tangga seperti yang diprogramkan oleh ‘Aisyiyah dengan program BUEKA nya akan lebih terbantu sehingga apakah itu home industri atau kelompok-kelompok usaha warga persyarikatan yang ada di cabang dan ranting, misalnya cabang yang telah memiliki usaha air mineral, mie instan seperti lezatMu, MieMu, bakryMu, dan sebagainya akan lebih baik dan subur perkembangannya jika ditopang modalnya oleh Bank milik Persyarikatan. Ini tantangan yang harus terjawab kedepannya.
     Dan yang tidak kalah pentingnya adalah tantangan yang dihadapi dibidang  manajemen organisasi, dimana ketika amal usaha persyarikatan itu sudah semakin besar, bonafid, menghasilkan keuntungan-keuntungan yang luar biasa, unggul dan seterusnya, pada posisi ini apakah fungsi control dan evaluasi dari Persyarikatan masih tetap efektif sebagai pemilik amal usaha atau tidak ? Bahkan mungkin pimpinan persyarikatan akan tunduk kepada pimpinan amal usaha, apalagi amal usaha tersebut selalu mengucurkan dana untuk membiayai berbagai kegiatan dan program persyarikatan. Persyarikatan sebagai pemilik amal usaha akan tidak berdaya apabila berseberangan dengan pimpinan amal usaha. Ini realitas yang mulai terlihat diberbagai daerah dan wilayah termasuk Pimpinan Pusat.
     Terlepas dari berbagai tantangan yang penulis uraikan diatas, untuk saat ini di usia 115 tahun  merupakan momentum yang tepat bagi persyarikatan untuk bisa melahirkan pemikiran-pemikiran yang lebih cerdas dan mencerahkan, apalagi ditahun 2027 Muhammadiyah akan menggelar perhelatan besar yaitu muktamar ke-49 yang akan dilangsungkan di Medan Sumatera Utara. Selamat Milad Muhammadiyah ke-115, semoga semakin sukses dan mencerahkan.
Batahan, 8 dzulhijjah 1445 H/15  Juni 2024.

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: milad 115 muhammadiyahtalkisman tanjung
Previous Post

Saham BSI Merosot Usai Muhammadiyah Tarik Dana

Next Post

LazisMu Kota Medan Perluas Jangkauan ke Percut Sei Tuan

Next Post
LazisMu Kota Medan Perluas Jangkauan ke Percut Sei Tuan

LazisMu Kota Medan Perluas Jangkauan ke Percut Sei Tuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.