Malang, InfoMu.co – Ketua Forum Al Islam dan Kemuhammadiyahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (AIK PTMA), Syamsul Arifin, mengungkapkan bahwa menjadi bagian dari Muhammadiyah bukanlah suatu perjalanan yang mudah. Menurutnya, setiap warga Muhammadiyah harus bersiap menerima stigma dari masyarakat, baik itu berupa pandangan negatif maupun positif.
“Stigma masyarakat pada Muhammadiyah ialah Muhammadiyah sebagai Islam modern, Islam berkemajuan, ataupun Islam berpendidikan,” tegas Arifin Pjs Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dalam kajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ampeldento Kota Malang, Ahad (7/1).
Arifin juga menekankan bahwa menjadi bagian dari Muhammadiyah mengharuskan tingkat toleransi yang tinggi. Toleransi diperlukan agar dapat saling menyapa dengan lintas golongan dan hidup berdampingan secara harmonis. Hal ini dianggapnya sebagai langkah penting dalam usaha untuk terus memperbaiki diri dan menjadi warga Muhammadiyah yang lebih baik.
Arifin meyakinkan bahwa bermuhammadiyah bukan berarti menutup diri dari kerjasama dengan pihak lain. Toleransi dan keterbukaan terhadap keragaman organisasi di masyarakat dianggapnya sebagai landasan yang perlu diterapkan oleh setiap warga Muhammadiyah. (muhammadiyah.or.id)

