• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Musyda Muhammadiyah Kota Gunungsitoli: Antara Harapan dan Tantangan

Isfar Anas, Ketua Pemuda Muhammadiyah Gunung Sitoli

Musyda Muhammadiyah Kota Gunungsitoli: Antara Harapan dan Tantangan

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
2 Juni 2023
in Opini, Serba Serbi Musywil 2023
0

Musyda Muhammadiyah Kota Gunungsitoli: Antara Harapan dan Tantangan

Oleh: Izfar Anaz , Ketua Pemuda Muhammadiyah Kota Gunungsitoli

Pimpinan Daerah Persyarikatan Muhammadiyah kota gunungsitoli sebentar lagi akan mencetak sejarah baru. Pada tanggal 13-14 Dzulqaidah 1444 H bertepatan 02-03 Juni 2023 M, organisasi Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah akan melangsungkan musyawarah daerah pertama sekali di Kota Gunungsitoli. Meski bukan hal baru bagi warga Muhammadiyah dan simpatisan di Kota Gunungsitoli, tetapi menjadi catatan tinta emas dengan berlangsungnya kegiatan ini sejak pemekaran. Maklum, mengingat kepengurusan ini secara administrasi baru pertama sekali dilangsungkan pasca pemekaran dengan daerah induk, yaitu Pimpinan Daerah Kabupaten Nias.

Menjelang dilaksankan Musyda (Musyawarah Daerah), telah terbentuk panitia pelaksana bersama. Kegiatan akbar ini akan dilangsungkan di Perguruan Muhammadiyah Gunungsitoli. Panitia yang terdiri antara kolaborasi tua-muda menjadi spirit menjanjikan akan regenerasi persyarikatan Muhammadiyah terus berlanjut. Tidak lupa, masing-masing organisasi juga membentuk tim independen Panitia Pemilihan (Panlih) yang merupakan ujung tombak dalam pencarian, seleksi, dan tabulasi calon pemegang estafet kepemimpinan ke depan. Harapan tertuju mengingat pemilihan ini berada di waktu rawan, terlebih menjelang pemilihan umum tahun 2024.

Berdirinya bendera Persyarikatan Muhammadiyah sudah cukup lama, jauh sebelum founding father kita, Ir. Soekarno dan M. Hatta mengumandangkan kemerdekaan Indonesia secara lantang. Tahun 1933 merupakan lembaran awal Muhammadiyah berkibar di Pulau Nias. Dari dakwah saudagar dari Pulau Sumatera, gerakan yang dimulai di Yogyakarta sampai ke Gunungsitoli dan sekitar. Sebagai daerah terjauh dan minoritas dari umat yang lain (umat Kristen dan katolik), tidak melunturkan semangat dalam mengibarkan panji persyarikatan di TanÖ Niha (Sebutan nama pulau Nias dari bahasa Nias).

Pergerakan Muhammadiyah di Pulau Nias juga tidak luput dari berbagai tindakan yang intoleran dari berbagai kalangan, dimulai dari tradisional hingga pengawasan kolonial. Meski begitu, selama 80 tahun Muhamadiyah terus bertahan dan berkembang. Tidak sedikit kader-kader Persyarikatan Muhammadiyah eksis dan berhasil sebagai pendakwah, pemangku pemerintahan, dan saudagar. Berbagai aset seperti Perguruan Muhammadiyah Gunungsitoli, Masjid Taqwa Muhammadiyah di Kelurahan Ilir, Panti Asuhan di Desa Mudik, beberapa aset Muhammadiyah di desa Tetehosi dan Fowa (Gunungsitoli Idanoi) dan yang tersebar di wilayah di Nias lainnya seperti Lahewa dan Sifahandro (Nias Utara), Sirombu dan sekolah di Pulau Hinako (Nias Barat), dan Madrasah
Muhammadiyah di Pulau-Pulau Batu (Nias Selatan) jadi bukti Persyarikatan perkembangan Muhammadiyah di Pulau Nias, khususnya Kota Gunungsitoli hingga kini.

Menjadi pertanyaan, bagaimana kepemimpinan selanjutnya Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah yang sebentar lagi akan melaksanakan Musyda di Kota Gunungsitoli. Tentu menarik dibahas mengingat progress kemajuan pergerakan akan berada di puncuk seorang pimpinan terpilih. Terlebih uniknya, pemilihan ketua tidak bisa dilakukan secara langsung karena system pemilihan di Persyarikatan menggunakan system formatur. Pemilihan formatur terpilih, baik sebanyak 9 atau 13 orang tidak akan membuat pemilih suara tertinggi menjadi ketua terpilih. Bisa jadi nama calon lainnya dari formatur tersebut justru terpilih menjadi ketua.

Diumur belia pasca pemekaran Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah tingkat daerah bisa dikatakan berjalan dengan baik. Meski begitu, banyak hal yang perlu dijadikan catatan bersama dalam memaksimalkan transformasi gerakan, terlebih menjelang Musyda yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat. Penulis mencatat beberapa poin krusial antara lain:

1). Menelaah, mengkaji, dan agendakan rumusan kajian strategis di tingkat atas (Pimpinan Pusat dan Wilayah) kedalam rancangan aksi dan strategis kepemimpinan di tingkat Daerah. Sehingga agenda gerakan lebih tertata baik, fokus pada target pembangunan kader dan mampu berimpilasi tidak hanya untuk Muhammadiyah, warga, dan simpatisan juga pemerintah setempat sebagai patner pembangunan.

2). Melaksanakan edukasi bersama di tingkat pimpinan persyarikatan. Baik dalam pelaksanan baitul arqam pimpinan dan instansi amal usaha dan pengajian pimpinan daerah. Pengajian yang dimaksud baik up to date ilmu Keislaman, Kemuhammadiyahan, Organisasi dan hal yang berkembang saat ini seperti kesehatan, politik, ekonomi, dan sosial.

3). Membangun pos-pos keberlangsung regenarasi organisasi, seperti kaderisasi da’I muda, membaca kemampuan serta menjadi wadah mengasah kader yang ahli di bidang politik, ekonomi, social-budaya, seni, olahraga. Sehingga lahir stok kader dari berbagai latar belakang. Dalam melangsungkan regenerasi, hendaknya mampu membangun lokus dan rancabangan sesuai kebutuhan wilayh Kota Gunungsitoli serta bersinergi dengan seluruh ortom dan jajaran dibawah.

4). Memasifkan gerakan dengan pemanfaatan aset agar optimal, terlebih dengan status penggunaan aset yang belum clear antara pengurus daerah dan cabang. Termaksud gedung dakwah sebagai pusat gerakan serta sekretariat organisasi ortom, baik di tingkat daerah, cabang, hingga ranting. Begitu juga semangat dalam pengadaan dan merevitalisasi amal usaha, termaksud pengadaan aset persyarikatan di Gunungsitoli Utara sayap gerakan optimal.

5). Kepemimpinan yang bersinergi antara Muhamamdiyah dan ortom di Gunungsitoli (Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sehingga terjalin keakraban dan komunikasi yang intens. Hal ini akan juga mampu membangun frame bersama tentang gerakan berkelanjutan di Kota Gunungsitoli.

6). Formatur dan pimpinan terpilih wajib serta mampu menjalankan amanat dengan baik. Tidak hanya mampu sebatas membagi waktu, juga bisa membaca potensi dan hambatan yang terjadi. Sehingga benang kusut yang ada di Persyarikatan Muhammadiyah Kota Gunungsitoli perlahan-lahan dapat terurai dengan baik.

7). Membangun komunikasi organisasi lebih humanis, kultural, dan jauh dari kesan ekslusif. Memasifkan gerakan yang cenderung kultural dan mampu diterima kalangan bawah. Hal ini mampu menyentuh berbagai lapisan warga dan simpatisan muhammadiyah, terlebih yang berada di akar rumput.

8). Membaca kebutuhan dan potensi yang akan meningkatkan gerakan dan value Muhammadiyah dan ortom di Kota Gunungsitoli. Selain itu merevitalisasi

9). Bersinergi bersama dengan pemangku jabatan (pemerintah daerah, kementerian agama) dan organisasi masyarakat/ kepemudaan sebagai mitra startegis dalam menjalankan tugas dan fungsi membina masyarakat.

Beberapa poin tersebut menurut penulis bisa jadi ada kurang, namun melihat gerakan dan animo akar rumput di Musyda Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah menjadi kabar bahagia yang telah lama terdengar. Berbagai tindak-tanduk Muhammadiyah dan ortomnya di Gunungsitoli dan Nias umumnya dalam menjalankan amar’ ma’ruf nahi mungkar diharapkan bukan lembaran  yang telah usai. Seperti gerakan memakai jilbab di sekolah tahun 90-an di Nias justru di inisiasi kader-kader muda Muhammadiyah. Atau kasus yang masih fresh, penistaan Nabi Muhammad SAW dengan bahasa Nias lewat aplikasi tiktok. Saat itu Pemuda Muhammadiyah bersama organisasi kepemudaan Islam lain di Gunungsitoli bersama melaporkan kasus tersebut ke Polres Nias dan kasus telah ditangani dan dilimpahkan di Polda Sumatera Utara.

Progres kepemimpinan sangat diharapkan mengingat ketua dan formatur terpilih akan dihadapkan dengan situasi yang tidak mudah. Progres kemajuan sebagai jargon Muhammadiyah sangat ditunggu dalam mewarnai perkembangan Kota Gunungsitoli yang dinamis. Menjelang tahun politik 2024, diharapkan kepemimpinan tetap terjaga dengan baik. Karena bukan nilai-nilai praktis dan parsial yang tertanam, tetapi semangat fastabiqul khairat dan amar ma’ruf nahi mungkar yang dibumikan di berbagai sudut kultur masyarakat Kota Gunungsitoli yang multi etnis. Seperti kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Kasman Singodimerjo, “didalam musyawarah umat Islam bukan kemenangan yang dikejar, tetapi kebenaran yang harus didudukkan”.

Harapan tetap tersematkan kepada pimpinan-pimpinan yang akan terpilih nantinya pada tanggal 02-03 Juni ini. Perguruan Muhammadiyah Gunungsitoli sebentar lagi akan jadi saksi bisu calon formatur yang akan dipilih oleh pemilik suara. Warga dan simpatisan menunggu kepemimpinan yang tidak hanya cakap dalam memimpin, mampu membangun komunikasi antar pihak lain, namun juga tauladan yang baik untuk masyarakat sekitar. Memang tidak mudah, namun kita tetap yakin semoga Allah SWT meridhoi Muhammadiyah dan kita semua yang berjuang bersama. Abadi Perjuangan. (***)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: isfar anasmuhammadiyah gunungsitoliopinioponi
Previous Post

Kristen Muhammadiyah: Menjadi Kristen Taat Meski Dididik Muhammadiyah

Next Post

Khutbah Jum’at : Bekal Seorang Pemimpin

Next Post
Khutbah Jum’at : Bekal Seorang Pemimpin

Khutbah Jum'at : Bekal Seorang Pemimpin

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.