• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Syamsul Anwar: “Aku Bekerja, Maka Aku Ada”

Syamsul Anwar: “Aku Bekerja, Maka Aku Ada”

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
3 Februari 2023
in Persyarikatan
0

Bangka Belitung, InfoMu.co – Cogito ergo sum adalah ungkapan dari bahasa Latin yang diutarakan oleh Rene Descartes, filsuf ternama Perancis yang artinya “Aku berpikir maka aku ada”. Ungkapan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan tentang eksistensi manusia. Menurut Ketua PP Muhammadiyah Syamsul Anwar, konsepsi Islam tentang eksistensi tidak seperti itu, melainkan: “Aku bekerja, maka aku ada”.

Dalam Islam, bekerja merupakan gambaran dari eksistensi manusia. Hal ini berdasarkan QS. At Taubah ayat 105 yang berbunyi: “Bekerjalah kamu sekalian, maka Allah akan melihat pekerjaanmu”. Wujud nyata dari bekerja selain mendapat rezeki halal ialah pengakuan dari lingkungan atas prestasi yang telah dilakukan. Karena itulah, eksistensi seseorang ditentukan oleh seberapa banyak ia melakukan pekerjaan.

“Karena itu, setiap orang mesti membuat lapangan pekerjaan, agar dengan bekerja mereka dianggap eksis. Mereka yang tidak bekerja, akan dianggap seolah-olah tidak ada,” terang Syamsul Anwar dalam Khutbah Jumat pada Jumat (27/01) di Masjid Agung Bangka Selatan.

Syamsul menjelaskan bahwa bekerja dalam Islam disebut dengan amal. Sayangnya kosa kata amal dalam masyarakat umum lebih spesifik sebagai kata ganti dari sedekah dan infak. Padahal dalam bahasa Arab, amal itu memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak sekadar memberi, amal juga dapat berarti profesi yang sedang dijalani seperti dokter, driver online, pengacara, karyawan swasta, dosen, guru, dan lain-lain.

Selain profesi, amal juga dapat berarti berbuat baik secara sukarela. Syamsul mencontohkan para pimpinan Muhammadiyah dari ranting hingga pusat. Mereka tidak mendapatkan imbalan atas apa yang mereka kerjakan, namun dapat disebut sebagai amal. Sebab mereka bergerak untuk memajukan persyarikatan sebagai payung besar yang menawarkan kemaslahatan sosial.

Memproduksi karya juga dapat disebut sebagai amal. Memproduksi karya baik di bidang seni maupun yang lainnya merupakan bagian dari amal. Karya merupakan hasil pekerjaan yang akan menjadi penanda eksistensi. Misalnya para arsitektur yang merancang bangunan masjid, para pelukis andal, atau para penulis buku.

Bekerja merupakan penanda eksistensi manusia. Entah itu yang bersifat profesi, kerelawanan, atau membuat karya. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk terus bergerak dan tidak dianjurkan untuk diam stagnan. Namun, kata Syamsul, bekerja tidak sekadar bekerja sebab Allah selalu mengawasi apa yang dikerjakan manusia.

“Allah akan selalu mengawasi apa yang kita kerjakan. Karena itu, dalam bekerja baiknya kita selalu berharap akan lindungan Allah agar tidak masuk dalam perkara-perkara yang dilarang dalam agama,” ucap Guru Besar Hukum Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: muhammadiyah
Previous Post

Dialog on Radio Bersama Panitia (Lokal) Musywil 13 di Padangsidimpuan

Next Post

PCIM Malaysian Rencana Bangun Rumah Dakwah, SMAM-2 Sidoradjo Bantu Rp 1 M

Next Post
PCIM Malaysian Rencana Bangun Rumah Dakwah, SMAM-2 Sidoradjo Bantu Rp 1 M

PCIM Malaysian Rencana Bangun Rumah Dakwah, SMAM-2 Sidoradjo Bantu Rp 1 M

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.