• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Indonesia Milik Bersama, Tidak Boleh Ada yang Mengkaplingnya Sendirian

Indonesia Milik Bersama, Tidak Boleh Ada yang Mengkaplingnya Sendirian

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
7 September 2022
in Kabar, Persyarikatan
86

Malang, InfoMu.co – Meskipun peran Muhammadiyah dalam pembentukan Republik Indonesia cukup dominan lewat puluhan kadernya seperti Ir. Soekarno, Soedirman, Ir. Djuanda, Ki Bagus dan lain sebagainya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mewanti-wanti agar setiap warga Muhammadiyah mawas diri dan insaf bahwa Indonesia lahir dari perjuangan semua golongan, agama, dan keyakinan.

Dalam konsolidasi kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di Dome UMM, Senin (5/9), Haedar mengingatkan hal ini karena melihat semakin mengkhawatirkannya fenomena polarisasi primordial berbasis kelompok yang saling menegasikan di dalam kehidupan kebangsaan.

“Sebuah kelompok entah latar belakang agama atau entah yang lain ketika dia berambisi besar untuk menguasai negara, intinya bahwa sebuah golongan ingin menguasi negara termasuk di dalamnya memaksakan mazhabnya nanti akan terjadi mihnah (ujian) ala sebuah negara modern. Saya pikir ini juga tidak boleh terjadi di mana nanti akan ada kekuatan golongan yang merasa paling Indonesia, merasa Indonesia miliknya, merasa kementerian miliknya, merasa apapun menjadi miliknya. Dan kita pun tidak boleh seperti itu,” tegas Haedar.

Dirinya menilai kecenderungan itu muncul karena aspirasi primordial dari setiap kelompok yang saling berlomba-lomba dan berebut untuk memperoleh sumber daya, eksistensi dan aktualisasi. Jika keragaman ini tidak bisa dikelola dengan baik, termasuk tidak adanya sikap kenegarawanan, Haedar khawatir pada akhirnya yang terjadi adalah konflik ideologi atas nama primordialisme dan gangguan bagi proyeksi masa depan Indonesia.

“Ketika sebagian karena bias di dalam mengaktualisasikan dan mengkonsteksutalisasikan ideologi politik keagamaan, ada sekelompok umat beragama, mungkin kecil, yang tidak puas dengan keadaan lalu ingin menghadirkan model negara berdasar sistem agama, itu bisa menjadi titik bagi terpecahnya kebersamaan bahkan menjadi ancaman bagi ideologi dasar Pancasila,” jelas Haedar.

“Tapi juga pada saat yang sama ketika ada pandangan, ideologi entah yang basisnya ideologi sekuler, liberal, komunis, kapitalisme atau apapun, bahkan nasionalisme yang boleh jadi kebablasan atau bersifat ultra, maka juga desain Indonesia ke depan jangan sampai dikonstruksi sebagai negara sekuler, negara yang berpaham pada ideologi berlawanan pada sejatinya Pancasila,” imbuhnya.

“Jika percikan-percikan ini tidak dikelola dengan baik dan tidak memperoleh posisi dalam sistem konstruksi dan hukum, maka juga akan menjadi peluang bagi disintegrasi (Indonesia),” tegasnya. (afn/muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: indonesia milik bersamamuhammadiyah
Previous Post

Ketua PT Aceh Silaturrahim ke Polda Aceh, Perkuat Penanganan Hukum

Next Post

Pemkab Sergai benahi jalan menuju objek wisata Bah Bolon

Next Post
Pemkab Sergai benahi jalan menuju objek wisata Bah Bolon

Pemkab Sergai benahi jalan menuju objek wisata Bah Bolon

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.