Dakwah Kebangsaan Dan Peradaban
Ada yang menarik dari pelantikan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Provinsi Sumatera Utara yang berlangsung di Aula T Rizal Nurdin rumah dinas Gubernur Sumatera Utara, 4 Agustus kemarin.
Pertama, DDII mengusung tema Kebangsaan dengan meminta pejabat pemerintahan Sumatera Utara untuk hadir dan memberikan amanah kepada pengurus baru yang diamanahkan. Hal ini penting, mengingat nilai kebangsaan adalah nilai wajib yang mendasari setiap langkah gerakan Islam di provinsi Sumatera Utara. Lagu Indonesia Raya yang dikumandangkan di awal acara, menegaskan kembali kepada undangan dan khalayak ramai bahwa tujuan dakwah Islam adalah termasuk menjaga tujuan bersama dan berbangsa.
Kedua, dakwah adalah membangun peradaban. Ini di garis bawahi oleh Prof. Fakhruddin sebagai Ketua Majelis Syuro DDII Sumatera Utara sewaktu membacakan Doa, sekaligus meletakkan harapan dipundak pengurus baru yang dilantik. Sebagian besar pengurus adalah wajahl-wajah akademisi dengan latar belakang pendidikan Doktor dan juga profesi medis di rumah sakit. Kehadiran akademisi dan profesi medis menjadi sangat bernilai, selain karena integrasi ilmu dengan masyarakat (pengabdian masyarakat), gerakan dakwah juga harus menyentuh kebutuhan untuk memajukan peradaban, yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan.
Ketiga, kehadiran undangan dari unsur organisasi masyarakat Islam seperti organisasi NU dan Muhammadiyah menyiratkan pentingnya sinergi dalam berdakwah. Lahan dakwah adalah lahan setiap muslim, yang dipolakan serta disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki. Pola dan Ahli harus di manajerial dengan baik. Manajemen organisasi yang sesuai dan tujuan yang spesifik akan mencapai tujuan bersama. Lahan dakwah juga tidak boleh tumpang tindih, melainkan harus saling mengisi. Selain untuk cost effectiveness, lahan dakwah adalah manajemen bersama yang harus berbagi.
Integral adalah niat luhur dari pendiri DDII, Mohammad Natsir, dikenal sebagai mosi integral kembalinya ke Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1950. Synergi dan Integrasi adalah semangat penting dari setiap gerakan dakwah.
Keempat, kehadiran mahasiswa Akademi Dakwah Indonesia di acara pengukuhan menyiratkan pentingnya Dakwah oleh generasi muda. Mereka adalah penghafal AlQuran yang dibekalin dengan keahlian duniawi. Pesan pesan Alquran dibarengi dengan skill keahlian duniawi akan membantu mengembangkan daerah daerah terbelakang, menjadi daerah maju yang diidamkan. Dikenal dengan peradaban.Tentunya dengan visi misi Pemerintah setempat. Hal ini ditegaskan oleh Ketua DDII Sumatera Utara yang baru dilantik, Drs. Chairul Azhar, MSi. Kehadiran generasi muda penghafal Alquran, pembawa misi kebangsaan dan peradaban memajukan akan membantu pemerintah daerah untuk menjangkau masyarakat masyarakat di daerah terpencil.
Kelima, dakwah adalah filter dari derasnya arus globalisasi yang sering berefek negatif terutama pada generasi milenial. Pola dakwah harus memberikan terobosan baru yang visioner dan mampu menjawab persoalan keumatan. Dakwah harus mampu menjadi mitra strategis dari pemerintah Sumatera Utara. Ulama dan Umara adalah pelaku yang menentukan arah pembangunan negeri, untuk menjadikan Sumatera Utara lebih bermartabat. Pola visioner adalah pola masa depan, prilakunya adalah prilaku untuk masa depan dan dipundak generasi muda yang mampu menjawab tantangan dan tuntunan zaman.
Semoga. Selamat atas kepengurusan yang baru dilantik. InsyaAllah amanah
(Eka Airlangga – dokter spesialis anak – anggota ranting Muhammadiyah – pengurus harian DDII Kota Medan).
