Tiga Pilar Muhammadiyah dalam Membangun Kemandirian Dokter Muhammadiyah
Oleh : dr. Hendra Sutysna, M.Biomed, Sp.KKLP, AIFO-K
Dosen Tetap Fakultas Kedokteran UMSU
Pendahuluan
Banyaknya tantangan masalah kesehatan bangsa saat ini membutuhkan kepedulian dan kebijakan yang cepat dari berbagai pihak, baik pemerintah dan seluruh organisasi masyarakat. Tantangan tersebut diantaranya, pertama, semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu baik di dalam negeri maupun luar negeri seiring dengan tuntutan era pasar global dan rencana penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Kedua, beban ganda penyakit di mana angka kesakitan penyakit infeksi masih tinggi tetapi sebaliknya penyakit tidak menular mengalami peningkatan yang cukup bermakna. Ketiga, disparitas status kesehatan antar-wilayah cukup besar, terutama di wilayah timur, yaitu daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Keempat, peningkatan kebutuhan distribusi obat yang bermutu dan terjangkau. Kelima, jumlah sumber daya manusia Kesehatan (SDMK) yang terbatas dan tidak terdistribusikan secara merata. Keenam, adanya potensi masalah kesehatan akibat bencana dan perubahan iklim. Ketujuh, belum terintegrasinya pembangunan infrastruktur kesehatan yang melibatkan lintas sektor di lingkungan pemerintah, Pusat-Daerah, dan Swasta.
Keterbatasan SDMK terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan sesuai kompetensi atau tidak terdistribusi secara merata melahirkan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan tidak sesuai kompetensinya. Kondisi ini berdampak pada banyaknya masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan di bawah standar bahkan tidak menerima pelayanan kesehatan.
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam yang turut serta dalam memajukan bangsa dan negara sejak berdiri tahun 1912 khususnya dalam tiga pilar utama yaitu Pendidikan Dasar Menengah, Pendidikan Tinggi dan Pembina Kesehatan Umum. Terkait dengan permasalahan kesehatan bangsa terhadap Jumlah Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) yang terbatas dan tidak terdistribusi merata diseluruh pelosok negeri, ditambah lagi sebagai Muhammadiyah sebagai Ormas Islam memiliki tanggungjawab dalam pengembangan dakwah Islam yang murni sesuai tuntunan Al Qur’an dan Rasulullah SAW sampai diseluruh
nusantara. Maka tiga pilar utama Muhammadiyah memiliki potensi besar dalam menyelesaikan permasalahan masalah kesehatan nasional.
Tiga Pilar Utama Muhammadiyah
Ketiga pilar utama Muhammadiyah itu bisa sama-sama bersinergi secara simultan dimulai dengan Majelis Dasar dan Menengah Muhammadiyah melakukan penguatan program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), termasuk pembinaan Dokter Kecil dan Dokter Remaja Muhammadiyah di seluruh sekolah-sekolah di seluruh Sekolah Dasar dan Menengah milik Muhammadiyah dari tingkat sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP) sampai menengah atas (SMA). Sehingga diharapkan dari sejak dini sudah terbentuk kader-kader muhammadiyah
dibidang kesehatan. Kemudian setiap sekolah memiliki dan membina kelas peminatan khusus
Ilmu Kedokteran. Sehingga diharapkan meningkatkan minat dan antusiasme lulusan SMA
untuk masuk kuliah di Fakultas Kedokteran dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun
swasta diIndonesia.
Adapun peran Majelis Pendidikan Tinggi Muhammadiyah melakukan standar penerimaan mahasiswa baru yang khusus untuk para lulusan SMU yang memiliki latar belakang sebagai Dokter kecil atau Dokter remaja dan juga berasal dari kelas peminatan khusus Kedokteran di SMA Muhammadiyah seluruh nusantara, termasuk juga memberikan beasiswa khusus bagi mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi dan berperan penting dalam seluruh
gerakan dakwah Muhammadiyah.
Selain itu peran pilar ketiga yaitu Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) dapat memberikan wahana pelayanan kesehatan bagi para dokter-dokter kader Muhamadiyah lulusan berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi Negeri/swasta lainnya, baik wahana kegiatan Internship maupun praktik dokternya dengan nilai penghargaan yang layak. Selain itu juga dapat memberikan advokasi bagi para dokter Muhammadiyah dalam penempatan prakteknya di diberbagai daerah pelosok tanah air yang sudah memiliki Cabang/ Ranting Muhammadiyah agar dapat ikut serta memajukan dan mengembangkan gerakan dakwah Muhammadiyah didaerah tersebut, bahkan berbagai daerah yang belum memiliki cabang ranting Muhammadiyah, sehingga kelak dokter Muhammadiyah yang sudah terbina militansi gerakan dakwah Muhammadiyahnya dapat ikut mempelopori berdirinya cabang/ranting Muhammadiyah yang baru didaerah daerah tersebut.
Dengan penguatan ketiga pilar tersebut diatas, secara rasional dapat menjadi solusi dalam kemandirian Muhammadiyah terhadap kebutuhan dokter-dokter muslim yang berintegritas mencakup Professional, Islami dan Militan dalam gerakan dakwah Muhammadiyah. Diharapkan nantinya terwujud kemandirian SDMK Muhammadiyah yang merata diseluruh pelosok Nusantara untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan seluruh bangsa Indonesia. (***)
