Yogyakarta, InfoMu.co -Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan yang telah diturunkan Allah yaitu al-Kitab, dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih. (QS. Al Baqarah: 174).
“Dalam Perjanjian Lama yang sekarang mungkin Nubuwat agung Nabi Muhammad tidak ada, tapi oleh Yahudi Madinah ketika zaman Nabi Saw sebetulnya ada Nubuwat untuk Rasulullah,” tutur Hamim dalam Pengajian Tarjih pada Rabu (23/03).
Para ahli tafsir sepakat bahwa ayat ini diturunkan kepada ahlulkitab, karena sikap mereka menyembunyikan kebenaran nabi Muhammad saw dan kebenaran Islam meskipun secara jelas telah tertulis dalam kitab suci mereka. Meski begitu, doktrin yang terkandung dalam ayat ini berlaku umum terhadap semua pihak yang suka menyembunyikan kebenaran hukum Allah.
“Mereka menyembunyikan sifat Nabi yang tertera dalam Perjanjian Lama untuk kepentingan. Hal ini sebagai bentuk perlawanan terhadap Nabi Saw karena mereka tidak ingin pengaruhnya direbut,” terang Hamim.
Dalam Tafsir At Tanwir disimpulkan bahwa pesan dalam QS. Al Baqarah ayat 174 ini agar setiap orang, tidak hanya terbatas pada ahlulkitab, agar tidak boleh secara sengaja menyembunyikan ilmu pengetahuan dan kebenaran. Sebab kecamannya selain siksaan jasmani juga ada siksaan ruhani, seperti Allah akan mendiamkan dan tidak akan mendengarkan dan bahkan mengabaikan permohonan orang-orang yang menyembunyikan kebenaran. (muhammadiyah.or.id)

