• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Muhammadiyah Perlu Lebih Banyak Melahirkan Intelektual Publik

Muhammadiyah Perlu Lebih Banyak Melahirkan Intelektual Publik

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
10 Maret 2022
in Persyarikatan
86

Yogyakarta, InfoMu.co – Ketua Majelis Pustaka Informasi (MPI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muchlas MT menjelaskan bahwa, di era matinya kepakaran, Muhammadiyah atau Amal Usaha (AUM) bidang pendidikan perlu untuk melahirkan lebih banyak intelektual publik.

Demikian disampaikan Muchlas pada, Kamis (10/3) di acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah ke-48, yang berlangsung di Universitas Ahmad Dahlan (AUD) yang dilangsungkan secara blended.

Menurut Muchlas, tesis Tom Nichols yang menyebutkan bahwa era kini dengan maraknya media sosial dan jurnalisme publik menyebabkan matinya kepakaran, tidak sepenuhnya benar. Melainkan, imbuh Muchlas, yang mati di era kekinian bukanlah kepakarannya tapi diseminasi hasil dari kepakaran.

“Boleh jadi matinya kepakaran adalah tanda kemajuan. Pengetahuan saat ini tidak tersimpan dalam diri pakar saja, tetapi tersebar di semua platform digital,” ucap Muchlas mengutip Connectivism Theory.

Memaparkan materi tentang “Dunia Digital dan Matinya Kepakaran”, Rektor UAD ini menyebut bahwa di era matinya kepakaran, kebenaran tidak diukur dari substansinya melainkan kebenaran diukur dari seberapa banyak publik memberikan like nya. Atau seberapa banyak opini publik itu disukai masyarakat.

Di sisi lain, realitas sekarang memberikan peluang tersendiri sebab dengan kemudahan yang diberikan kelompok pakar mempelajari landscape desiminasi keilmuan yang bergeser dari cara konvensional ke arah digitalisasi.

“Masalahnya di sini, karena kepakaran sendiri itu tidak mati sebenarnya, karena jika ilmu pengetahuan itu dipelihara di lembaga-lembaga pengetahuan, seperti perguruan tinggi, kemudian di AUM ini maka kepakaran itu tidak akan mati. Tapi yang mati adalah diseminasinya, desiminasi dari kepakaran itu sendiri, dari hasil kepakaran itu sendiri,” ungkapnya.

Oleh karena itu dirinya mendorong Kader dan Intelektual Muhammadiyah, baik dari kalangan kampus maupun dari pimpinan Muhammadiyah untuk memerankan diri sebagai influencer. Atau paling tidak mengerti dan menguasai berbagai platform media digital, sebagai kanal mensyiarkan dakwah Muhammadiyah.

“Di lingkungan dakwah Persyarikatan Muhammadiyah mungkin juga memunculkan matinya keulamaan, itu bisa saja terjadi seperti itu. Karena proses dari desiminasi kita, dari keilmuan-keilmuan yang kita bangun itu tidak efektif. Karena tersumbat kemudian masyarakat mencari cara lain,” tuturnya.

Muhammadiyah baik itu intelektualnya, kader dan pimpinannya untuk mempelajari landscape wahana dakwah amar ma’ruf nahi munkar berbasis teknologi digital. Diharapkan dengan cara seperti itu banyak influencer Muhammadiyah dari sisi intelektualitasnya, bukan dari ekspose diri pribadinya. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: intlektual publik
Previous Post

Dubes Ukraina Vasy Hamianin Kunjungi PP Muhammadiyah

Next Post

Sabu Seberat 189 Kg dan 38 Ribu Butir Ekstasi Terjaring Polisi dan Bea Cukai Aceh Utara

Next Post
Sabu Seberat 189 Kg dan 38 Ribu Butir Ekstasi Terjaring Polisi dan Bea Cukai Aceh Utara

Sabu Seberat 189 Kg dan 38 Ribu Butir Ekstasi Terjaring Polisi dan Bea Cukai Aceh Utara

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.