Bukittinggi, InfoMu.co – Ratusan warga mengatasnamakan Aliansi Umat Islam Minangkabau Bukittinggi-Agam menggelar aksi bela Islam di Kota Bukittinggi, Jumat.
Aksi ini dilakukan massa dengan menuntut dicopotnya Yaqut Cholil dari Mentri Agama RI dan mengutuk pernyataan Menag yang menganalogikan adzan dengan gonggongan anjing.
Dalam aksi ini, Aliansi Umat Islam Minangkabau Bukittinggi-Agam juga menyampaikan menolak GP Ansor atau banser di Ranah Minang, karena tidak sesuai dengan Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah dan berbenturan dengan umat Islam penduduk asli Ranah Minang.
“Kami berharap Pimpinan dan Anggota DPRD, tolong laporkan Yaqut Cholil kepada pihak yang berwajib,” kata salah seorang peserta aksi, Yon di Bukittinggi, Jumat.
Perwakilan ulama Bukittinggi-Agam, Abdul Latif menyampaikan, ungkapan Yaqut Cholil yang mengumpamakan azan dengan gonggongan anjing, sudah sangat keterlaluan.
“Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kemarahan umat Islam di Ranah Minang, kami meminta Yaqut Cholil, segera dicopot dari jabatannya Mentri Agama, harus dicari orang yang lebih sopan agar dapat menjaga toleransi umat beragama,” kata Abdul Latif.
Para perwakilan aksi kemudian disambut dan diterima Ketua DPRD Bukittinggi, Beny Yusrial bersama Wakil Ketua, Rusdy Nurman dan Nur Hasra serta Anggota DPRD, Herman Sofyan, Arnis, Ibra Yaser, Zulhamdi Nova Chandra, M. Angga Alfarici, di ruang rapat DPRD Bukittinggi.
Ketua DPRD Bukittinggi, Beny Yusrial, menyampaikan terima kasih atas aspirasi yang telah disampaikan, DPRD Bukittinggi kuga meminta pemerintah pusat segera bisa menyelesaikan persoalan ini karena ungkapan yang disampaikan Mentri Agama Yaqut Cholil berpotensi merusak toleransi umat beragama.
“Kami menerima dengan tangan terbuka seluruh aspirasi dari Aliansi Umat Islam Minangkabau Bukittinggi-Agam. Kami juga setuju dengan apa yang telah disampaikan pada hari ini. InsyaAllah kami dari pimpinan dan anggota DPRD Bukittinggi akan segera menyampaikan aspirasi ini kepada pemerintahan yang lebih tinggi,” ungkap Beny.
Aliansi Umat Islam Minangkabau, juga menyampaikan, jika tidak ada tindak lanjut, mereka siap gelar aksi yang lebih besar ke pemerintah provinsi hingga ke pusat nantinya. (ant)

