• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Membawa Atribut Kenabian, Para Pendakwah Dinasehati Agar Hati-Hati dalam Bersikap

Membawa Atribut Kenabian, Para Pendakwah Dinasehati Agar Hati-Hati dalam Bersikap

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
7 Februari 2022
in Literasi
86

Jakarta, InfoMu.co – Era disrupsi membuat banyak kejutan dalam kehidupan sehari-hari menyangkut peristiwa politik, kebangsaan dan keumatan. Kaum muslimin, sayangnya ikut terseret dan sering terombang-ambing dalam menghadapinya.

Bagi Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, tantangan zaman ini dianggap perlu dipahami oleh para dai dan mubaligh untuk tidak gampang larut dalam berbagai isu yang viral, kemudian diikuti dengan sikap emosi berlebihan dan sikap-sikap yang tidak pantas pada diri seorang pendakwah.

“Ini beberapa persoalan yang sangat enteng bagi kita. Tapi realitas kita begitu sulit untuk kita nampaknya berpegang teguh pada apa yang disunahkan Rasulullah Saw, khususnya dalam membawa amanah dakwah,” katanya dalam Kajian Kamis Pagi, Youtube Majelis Tabligh Muhammadiyah, Kamis (3/2).

“Ingat para dai, para mubaligh itu sedang meminjam atribut kenabian. Dia berbicara atas nama Tuhan. Dia berbicara atas nama Nabi. Maka hati-hatilah,” imbuh Fathurrahman Kamal.

Meskipun para mubaligh tergerak untuk melakukan amar makruf nahi munkar, menurutnya harus tetap berpedoman pada ajaran dan teladan Nabi yang penuh cinta kasih dan lemah lembut.

Hadis Nabi yang memerintahkan mengubah kemunkaran dengan tangan, lisan dan hati itu menurutnya tidak berdiri sendiri. Tapi terikat dengan ayat-ayat Alquran dan teladan dari Sunah Nabawiyah.

Misalnya, perintah bersikap lemah lembut dalam Surat Ali Imran ayat ke-159, yang menurut Fathurrahman menjadi asas misi Rahmatan Lil ‘alamin diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagaimana dalam Surat Al Anbiya ayat ke-107.

Ulama tafsir, Imam Ibn Jarir At-Thabari ketika menafsirkan ayat terakhir ini menurut Fathurrahman merujuk pada pendapat sahabat Ibn Abbas Ra, bahwa rahmat Nabi ditujukan pada seluruh manusia baik mereka yang beriman maupun mereka yang tidak beriman.
“Banyak yang menggunakan ayat ini sebagai tagline tapi kalau kita lihat realitas kita, kita nampaknya belum sanggup mengamalkan ini sebaik-baiknya,” kata Fathurrahman.

Pemahaman dan teladan dalam bersikap, diharapkan Fathurrahman diamalkan oleh para dai dan mubaligh dakwah. Sebab, menurutnya para dai dan mubaligh itu menjalankan mandat dan meminjam atribut kenabian sebagaimana dikatakan dalam hadis bahwa ulama adalah pewaris para nabi.

“Sehingga dengan segala kapasitas dan kekurangan kita sebagai mubaligh, pada saat kita berada di depan umat kita, kita sedang menggunakan sebagian atribut-atribut kenabian,” kata Fathurrahman.

Prinsip ini diharapkannya menjadi pegangan para dai dalam berdakwah di dunia nyata maupun di dunia maya.

“Okelah kita melihat suatu kemunkaran sebagai satu kemunkaran, tapi tidak bolehlah kita melakukan suatu perubahan kemunkaran dengan kemunkaran baru yang itu kemudian diekspolitasi oleh orang-orang tertentu sehingga menjadikan Islam semakin tersandera di hadapan umat manusia,” pesannya. (afn/Muhammadiyah.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: atribut kenabian
Previous Post

Waspada! Dampak Buruk Akibat Berzina

Next Post

Kampung Narkoba di Deliserdang Digrebek Polisi

Next Post
Kampung Narkoba di Deliserdang Digrebek Polisi

Kampung Narkoba di Deliserdang Digrebek Polisi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.