Depok, InfoMu.co – Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO resmi menetapkan varian B.1.1.539 yang berada di Afrika Selatan sebagai variant of concern (VOC) dengan nama Omicron.
WHO menyebut bahwa varian Omicron pertama kali ditemukan pada bulan November 2021.
Dokter Adam Prabata membeberkan hal-hal yang perlu diketahui mengenai varian Omicron melalui unggahan di Instagram @adamprabata.
Varian Omicron mengalami mutasi kurang lebih 50 kali secara keseluruhan.
“dengan lebih dari 30 mutasi pada protein S atau bagian virus yang digunakan untuk menempel pada sel manusia yang akan diserang,” kata Adam Prabata dikutip Pikiranrakyat-depok.com.
Dokte Adam menyebut bahwa varian Omicron mengakibatkan kenaikan kasus di Afrika Selatan lebih cepat daripada varian Delta.
“Penelitian awal menunjukkan bahwa varian Omicron meningkatkan risiko reinfeksi pada orang-orang yang sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya”
“Reinfeksi adalah infeksi kedua atau lebih pada orang yang telah sembuh dari infeksi pertama oleh penyebab yang sama,” tuturnya.
Akan tetapi dokter Adam menyebut bahwa belum ada bukti apakah varian Omicron lebih berbahaya.
“Hingga saat ini varian Omicron belum terbukti lebih berisiko membuat rawap inap atau lebih mematikan dibandingkan dengan varian lainnya,” ujarnya.
Dokter Adam mengatakan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah terdapat bahaya pada varian Omicron.
Namun dokter Adam mengatakan terdapat potensi dari varian Omicron yang harus diwaspadai oleh masyarakat yaitu kemungkinan turunya respons imun.
“Mutasi pada varian Omicron berpotensi menurunkan kemampuan respon imun terhadap Covid-19,” katanya.
Potensi ini disebut dokter Adam bisa juga mengakibatkan turunnya kemampuan vaksin dan terapi antibodi. (pr-depok)

