• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Universitas Siber Muhammadiyah Resmi Berdiri

Hidupkan Peradaban Islam, Amar Makruf Nahi Munkar Tidak Bisa Dilakukan Oleh Sembarang Orang

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
8 November 2021
in Persyarikatan
86

Parepare, InfoMu.co -Membangun peradaban Islam tidak bisa dilakukan dengan cara mengambil jalan pintas. Misalnya seperti melakukan amar makruf nahi munkar tanpa melihat kapasitas dan kualitas diri sebagaimana terkandung dalam ayat ke-104 Surat Ali Imran.

Demikian pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam Pengajian Bulanan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan bertajuk “Peta Jalan Peradaban Umat Islam Indonesia”, Sabtu (6/11).

“Ayat ini pun tidak melompat. Tidak pada amar makruf langsung tapi diawali wal takun minkum, hendaknya  segolongan umat, di tafsir disebut bukan sembarang orang. Bukan orang awam tapi umat terpilih. Berarti untuk bisa amar makruf kita harus jadi umat yang terpilih dulu,” kata Haedar.

Penjelasan mengenai umat terpilih menurut Haedar dijelaskan dalam ayat ke-110 Surat Ali Imran, yakni dalam definisi Khairu Ummah atau umat terbaik di antara manusia yang ada. Sedangkan cara dalam beramar makruf nahi munkar ditentukan lewat ayat ke-125 Surat An-Nahl.

“Ayat ini adalah ayat masterplan atau peta jalan dari dakwah untuk membangun peradaban. Supaya paham kita cara dan rujukan kita berdakwah. Tapi sayangnya jarang sekali dielaborasi dalam cara kita berdakwah. Sering kali kita melompat pada hadis ma ro’a minkum munkaran,” kritik Haedar.

Menurutnya, tuntunan berlaku penuh ilmu, penuh hikmah dan gagasan terbaik inilah yang membuat kerja dakwah para ulama di Nusantara berhasil mengubah Islam menjadi agama mayoritas.

“Pertama, karena cara menyebarkan Islam berkeadaban sebagaimana Rasulullah, kemudian kedua, ‘ala uqulihim sesuai keadaan mereka (kondisi sosiologis, adat dan budaya Nusantara),” imbuhnya.

Di era modern yang semakin penuh kompleksitas ini, Haedar berpesan agar seluruh elemen Persyarikatan memahami pedoman di atas untuk mewujudkan peradaban Islam yang maju. Termasuk dalam berhadapan dengan berbagai kelompok yang berlawanan pandangan dengan Islam.

“Bermujadalah itu perlu ilmu, karena itu di ujung ayat adalah bilati hiya ahsan, dengan argumen yang terbaik. Jadi kalau kita tidak setuju dengan paham sekuler, liberal, ya kita harus punya argumen terbaik dari paham itu bukan asal menolak, bukan asal tidak setuju,” pesannya.

“Tapi juga jangan kalau tidak setuju malah lari ke yang jumud, yang ortodoks, karena sering orang tidak setuju dengan sekular-liberal larinya menjadi ortodoks atau jumud. Itu yang dilawan oleh Muhammadiyah dan oleh Muhammad Abduh. Pikiran kolot, pikiran konservatif asal menolak tanpa argumen yang pasti,” tegas Haedar. (muhammadiyah.or.id)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: peradaban islam
Previous Post

Fundraising Kemanusiaan Terbaik, LazisMu Tetap Gencar Tingkatkan Kapasitas Amil

Next Post

Wahyu Fahmi Pimpin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Cabang Aceh Tengah

Next Post
Wahyu Fahmi Pimpin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Cabang Aceh Tengah

Wahyu Fahmi Pimpin Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Aceh Cabang Aceh Tengah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.