• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Prof Dyah Mutiarin, Guru Besar Ilmu Pemerintahan Perempuan Pertama dari UMY

Prof Dyah Mutiarin

Prof Dyah Mutiarin, Guru Besar Ilmu Pemerintahan Perempuan Pertama dari UMY

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
6 November 2021
in Kampus
86

Yogyakarta, InfoMu.co – Perempuan dan pendidikan tinggi, dua kata yang kerap kali dianggap tidak dapat bersatu. Apalagi dengan adanya stigma “untuk apa sih sekolah tinggi-tinggi, nanti juga kembali ke dapur kok” yang masih ramai beredar di tengah masyarakat. Namun, stigma ini berhasil ditepis oleh Prof. Dr. Dyah Mutiarin, S.IP., M.Si., yang baru saja meraih gelar Guru Besar dalam bidang Ilmu Pemerintahan sekaligus menjadi Guru Besar Perempuan pertama yang dimiliki oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Saat ditemui pada Jum’at (5/11), dosen program studi Ilmu Pemerintahan UMY ini mengaku merasa bahagia dapat mewakili rekan-rekan dosen lainnya untuk membuktikan bahwa perempuan juga harus maju, khususnya dalam bidang pendidikan. “Perempuan itu harus bisa. Untungnya, sekarang ini kita mulai sadar bahwa perempuan juga memiliki posisi yang penting di dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam membentuk masa depan universitas,” pesannya.

Menurut Dyah, perempuan merupakan subjek yang sangat penting baik itu di dalam keluarga, di lingkungan kerja, maupun di masyarakat. Sehingga perempuan harus dapat menunjukkan kemampuannya untuk maju, mandiri, dan berada di posisi yang setara dengan laki-laki.

Dalam prosesnya untuk meraih gelar akademik tertinggi ini, Dyah melakukan beberapa penelitian tentang Pemerintahan dan Kebijakan Publik. Lebih detail, penelitian yang dilakukan oleh Kepala Lembaga Riset dan Inovasi UMY ini berfokus kepada manajemen pemerintahan dan inovasi kebijakan publik yang ada di dalam pemerintahan. “Menurut saya, pemerintahan yang adaptif, inovatif, responsible (pemerintahan cergas/agile government), sangat diperlukan dalam mengelola kebijakan publik, terlebih di masa pandemi ini. Sebagai contoh, dalam menangani pandemi Covid-19 ini, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah membuat kebijakan, namun kebijakan tersebut sering mengalami perubahan, kemudian juga melakukan inovasi kebijakan dari pengalaman di lapangan, tentunya hal ini memerlukan model birokrasi yang cergas (giat/gesit/cekatan, red) dalam sebuah pemerintahan. Namun demikian birokrasi yang cergas ini juga memerlukan penguatan pelibatan masyarakat untuk mengontrol kebijakan tersebut,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dyah berharap dengan penetapannya sebagai Guru Besar dan statusnya sebagai Guru Besar perempuan pertama di UMY dapat menjadi motivasi bagi dosen-dosen lainnya untuk terus istiqomah dalam proses pendidikannya. Ia pun menaruh harapan bagi universitas agar dapat terus mendukung sumber dayanya untuk terus berkembang. Dengan diraihnya gelar profesor oleh Dyah Mutiarin ini, maka sudah ada 16 dosen tetap UMY yang telah berstatus sebagai Guru Besar. (ays/riz/SM)

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: guru besarilmu pemerintahanumy
Previous Post

Pagi ini, PENA IPM Sumut Gelar Vaksinasi Covid19

Next Post

Bolehkah Mengubur Dua Jenazah dalam Satu Liang Kubur?

Next Post
Bolehkah Mengubur Dua Jenazah dalam Satu Liang Kubur?

Bolehkah Mengubur Dua Jenazah dalam Satu Liang Kubur?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.