Banda Aceh, InfoMu.co– Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan melibatkan 24 orang ibu – ibu pengrajin rotan yang berasal dari empat gampong di kawasan Lhoknga Aceh Besar. Kamis (23/9).
Ke empat Gampong tersebut adalah Gampong Kueh, Gampong Lamgaboh, Gampong Aneuk Paya dan Gampong Lamcok diperkenalkan seni menghias dengan tehnik Basic Decoupage Art.
Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh Bapak Ruslaidi, selaku Geuchik Gampong Desa Kueh. Melalui kata sambutannya ia mengatakan bahwa “Ia sangat berterima kasih dan sangat mengapreasiasi kegiatan Pengabdian ini karena kegiatan ini, pelatihan decoupage, adalah sesuatu yang baru bagi masyarakat gampong. Karenanya, ia mengajak seluruh peserta pelatihan untuk mengambil ilmu dari kegiatan ini dan kemudian menerapkannya”.
Ketua pelaksana kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Ibu Winda Putri Diah Restya., S.Psi., M.A mengatakan bahwa “Decoupage adalah cara yang menyenangkan untuk memberikan nilai tambah pada suatu produk, serta sebuah cara yang mudah untuk mendekorasi ulang berbagai media seperti telenan, perabotan lama, piring, nampan, gelas, dan lain sebagainya. Selain memiliki nilai estetika yang tinggi, tehnik Decoupage juga dapat meningkatkan harga jual suatu produk”.
Acara ini merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni melakukan pengabdian kepada masyarakat. “Melalui kegiatan ini kami berharap dapat meningkatkan keterampilan, menumbuhkan kreativitas dan dapat membantu ibu – ibu dalam meningkatkan nilai jual produknya.
Jika selama ini produk yang dipasarkan terbatas pada kerajinan berbahan dasar rotan, maka melalui pelatihan ini para pengrajin diharapkan memiliki alternatif produk baru untuk dipasarkan”, paparnya saat ditemui di balai desa, Gampong Keuh, Kecamatan Lhoknga – Aceh Besar.
Winda dan juga Nur Hasmalawati (tim pelaksana PKM), yang berprofesi sebagai Dosen Tetap di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Aceh menjelaskan bahwa Decoupage adalah seni yang telah dimulai sejak Abad ke 12 silam. Kata Decoupage sendiri berasal dari Bahasa Perancis yang berarti memotong, menggunting dan kemudian menempelkan potongan – potongan bahan (biasanya berupa napkin atau tissue khusus decoupage) pada media tertentu.

Proses pelatihan basic decoupage art dimulai dengan kegiatan mengamplas media seni (telenan), mengecatnya dengan cat khusus decoupage (cat acrylic), menggunting/ memotong napkin sesuai dengan pola yang dikehendaki, kemudian menempelkannya pada media seni dan diberi sentuhan akhir berupa varnish agar pola atau gambar dari napkin dapat terlihat seperti seolah – olah dilukis pada objek.
Pelatihan dan pendampingan ini para peserta mendapatkan keahlian baru (new skill) terutama dalam hal tehnik pembuatan produk seni melalui basic decoupage art. Selain itu dihasilkan juga 26 telenan yang telah dihias dengan tehnik decoupage dan 5 clucth anyaman yang siap untuk dipasarkan. Kegiatan ini ditutup dengan pemberian feed back dari para peserta pelatihan, rencana tindak lanjut program dan foto bersama. (Agusnaidi B)

