Singapura, InfoMu.co – Meluasnya klaster covid-19 memuat lonceng bahaya di Singapura menyala. Negeri Singa Putih itu sekarang seperti kota hantu.
Pusat-pusat keramaian langsung sepi. Kerumunan warga tak lagi terlihat. Singapura langsung berubah jadi kota mati.
Nyaris tak ada aktivitas yang terlihat. Di mana-mana hanya ada ruang tanpa ada manusia.
Pusat perekonomian rakyat seperti mati suri. Fasilitas publik di Singapura pun ikutan menyepi.
Kurang dari seperempat dari 80 toko yang beroperasi. Banyak penjual yang memilih untuk tidak membuka toko.
Itu lantaran seluruh area ditutup untuk dibersihkan selama tiga hari. Sebanyak 41 kasus terkait dengan pusat jajanan menjadi pemicunya.
“Ini benar-benar sepi. Hari yang mengerikan. Tidak ada seorang pun di sini. Saat jam makan siang biasanya ramai, tapi sekarang kosong,” kata pedagang sambil menunjuk ke deretan meja kosong.
Kawasan Toa Payoh juga ikut menderita. Di sana ikut merasakan dampak dari beberapa klaster covid-19 yang muncul selama beberapa minggu terakhir.
Kementerian Kesehatan Singapura telah mengidentifikasi berbagai lokasi dengan kasus covid-19, dengan klaster terbesar di persimpangan bus di Toa Payoh Central.
Klaster lainnya adalah pasar dan pusat jajanan di Blok 210 Toa Payoh Lorong 8 dan pasar grosir sayur malam di Toa Payoh Lorong Timur 7.
Ada juga sekolah agama Madrasah Irsyad Zuhri Al-Islamiah di Toa Payoh Utara dan Orient Goldsmiths and Jewellers di Toa Payoh Pusat.
Pusat jajanan yang biasanya ramai di sepanjang Toa Payoh Lorong 8 sebagian besar kosong.
Penjual lain mengatakan bahwa dia biasanya menjual 50 mangkuk mie bakso.
Tapi saat berjualan Kamis (22/9/2021), dia hanya bisa menjual kurang dari setengah porsi dari biasanya.
Pejabat pemerintah Saktian di Supaat telah menyarankan warga untuk menghindari keramaian.
Pejabat ini ditugaskan mengawasi kawasan pasar dan pusat jajanan di Lorong 8 dan pasar grosir malam di Toa Payoh Lorong Timur 7.
“Kami juga mendorong warga untuk melakukan tes di rumah sendiri menggunakan kit ART (antigen rapid test),” ucapnya.
Sementara, seorang supervisor di restoran makanan laut Kelly Jie, Jason, 60, mengatakan hampir tak ada pengunjung yang datang.
“Kami tidak memiliki pelanggan hari ini, hanya beberapa orang yang datang untuk makan siang,” jelasnya.
Di persimpangan bus di pusat Toa Payoh, kerumunan jam makan siang juga tak terlihat lagi.
Gerai makanan dan minuman populer, seperti Toast Box, Burger King, dan McDonald’s, mendadak sepi.
Beberapa unit di Newhouse Furnishing, pemilik toko Johnny Chan, 60, mengatakan bahwa ini menjadi lonceng kematian bagi bisnis. Bisnisnya makin sekarat akibat covid-19. (gen.pi)

