Kuala Lumpur, InfoMu – Muhammadiyah mampu bertahan hingga lebih dari satu abad di antanya karna kekokohan pondasi sebuah organisasi Persyarikatan.
Persyarikatan diambil dan di bahas tahun 1927 di majalah Suara Muhammadiyah. Yaitu, Perkumpulan beberapa orang untuk melakukan sesuatu dengan mufakat dan secara bersama-sama.
Jadi “Persyarikatan” itu diambil agar Muhammadiyah, sebagai organisasi, sebagai perhimpunan itu terdiri dari orang-orang yang berkumpul menjadi satu yang selalu bermufakat se-mufakat mungkin.
Eksentasi harus dijaga jangan sampai goyah, Harus ada sikap bertanggung jawab pada bangunan sistem , kolektif kologial dan koridor organisasi yang berlaku, tidak bertindak sendiri sendiri , apa lagi yang dapat menggoyahkan kebersamaan bangunan Persyarikatan.
Proyeksinya harus terus sampai kebawah termasuk para kader Muhammadiyah.
Dalam acara halal bihalal IKAWAMURAW (Ikatatan Warga Muhammadiyah Ranting Wotan) di Malaysia dengan PRM Wotan pada tanggal 10 Juni 2021 yang diadakan secara virtual.
Salah satu nara sumber Ustadz Arifiyanto dari Majelis Dikdasmen PRM Wotan menjelaskan betapa pentingnya generasi muda bagi masa depan persyarikata kita.
Ustadz Arifiyanto menjelaskan. “Masa depan organisasi Persyarikatan, khususnya di Muhammadiyah wotan ada di bahu para generasi muda. Maka bagaimana agar sedini mungkin memupuk keikhlasan, memupuk tanggung jawab, memupuk jiwa bersama dan rasa bersaudara di Muhammadiyah”.
Dalam sambutanya ketua PRM Ustadz Asrori. Menghimbau kepada semua warga Muhammadiyah wotan agar menghayati makna organisasi diantaranya semangat bersatu, semangat bersama terus bisa di rawat.
“Perbedaan pendapat itu lumrah dan fitrah manusia. Akan tetapi dimana perbedaan itu sampai pada titik temu, dan jika bisa di ketemukan maka semua harus ikhlas pada mufakat bersama”. Pungkas Ustadz Asrori. (mundzirin)

