Yogyakarta, InfoMu.co – Dalam catatan sejarah, madrasah Mu’allimat bersama madrasah Muallimin hadir sebagai tempat pendidikan kader yang dipersiapkan secara langung oleh para pendiri Muhammadiyah.
Memasuki usia ke-102 tahun, terjaganya sanad (ketersambungan) silsilah ruh perjuangan Muhammadiyah di dalam madrasah ini diharapkan mampu menjaga identitas Muhammadiyah dalam menghadirkan kader yang bermutu di setiap zaman.
“Beban sejarah ini harus menjadi inspirasi bagi para guru dan civitas akademika. Pikiran-pikiran maju ini harus menjadi alam pikiran dan budaya Mu’allimaat,” pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam acara Resepsi Milad Madrasah Mu’allimat ke-102, Senin (30/11).
Untuk itu, Haedar berpesan agar para guru memahami tanggungjawab besarnya dengan benar-benar menyiapkan siswa didik yang berpemikiran terbuka, inklusif melalui keteladanan diri mereka terlebih dahulu.
“Sebab guru menjadi personifikasi siswa. Jika gurunya serba rejection (menolak), muridnya akan mengikuti dan di luar (madrasah) mereka akan gagap menghadapi tantangan zaman. Saya sengaja menyampaikan ini agar jika kita ingin menghasilkan ulama progresif ya harus dimulai dari pintu madrasah Mu’llimaat ini,” urainya.
“Kalau kita memiliki ide-ide besar menyambung keteladanan Kiai Dahlan yang juga bersambung ke Nabi Muhammad, saya percaya Muhammadiyah ke depan akan maju,” pungkas Haedar. (afn/muhammadiyah.or.id)

