• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Kolom Tgk Adnan Yahya : Kiai Dahlan; Sang Penata Hati Umat

Tgk. Adnan Yahya

Kolom Tgk Adnan Yahya : Kiai Dahlan; Sang Penata Hati Umat

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
28 Mei 2021
in Kolom
86
Kiai Dahlan; Sang Penata Hati Umat
Oleh: Tgk. Adnan Yahya
Hati (qalb, nurani) itu pusat kebaikan. Jika lisan dapat berbohong dan berdusta, maka hati selalu teguh dengan kebenaran. Ini disebabkan oleh pancaran cahaya ilahiyah kepadanya, hingga profetik berpesan bahwa, jika ingin menanyakan tentang sesuatu: ‘tanyakan saja pada hatimu’. Sebagai indikasi bahwa hati itu suci, bersih, dan cenderung kepada perilaku mulia. Sebab itu, pantas jika profetik menyebut bahwa ada satu bagian pada diri manusia, bila ia rusak maka rusaklah seluruhnya, jika ia baik maka baiklah semuanya, yaitu hati (qalb). Artinya, jika hati itu dijaga dan dirawat dari berbagai penyakit batiniah/ psikis, semisal riya’ sombong, iri dengki, kikir, maka akan lahir perilaku mulia.
Sebaliknya, jika hati tanpa dijaga dan dirawat dari berbagai penyakit batiniah, maka akan melahirkan perilaku tercela. Sebab, perilaku seseorang itu cerminan dari hatinya. Meski hati itu pada dasarnya bersih dan suci, ia dapat terkotori dengan berbagai penyakit batiniah. Maka perlu melakukan penataan dan penyucian hati/ jiwa (tazkiyah an-nufus) setiap saat, baik melalui muhasabah/ kontemplasi/ renungan, maupun melalui ibadah semisal shalat, puasa, sedekah, haji dan umrah, zikir, serta menjauhkan diri dari berbagai perilaku maksiat (iffah). Kemaksiatan yang terus-menerus (kontinu, mutakarrir) dapat mengotori dan mengeraskan hati, sehingga hati tidak lagi lembut dan tidak peka kepada perintah Ilahi.
Lebih lanjut, jika menilik Alquran, kata ‘qalb’ disebut sebanyak 144 kali. Dalam perspektif Ulama Ulumul Qur’an menyebut bahwa setiap ada pengulangan kata/ diksi, kalimat, atau kisah dalam Alquran menunjukkan urgensi makna dan pelajaran (‘ibrah, hikmah) didalamnya bagi manusia. Maka ketika kata ‘qalb’ diulang-ulang dalam Alquran, indikasi adanya urgensi ‘qalb’ bagi manusia, baik untuk dikaji secara komprehensif dan holistik, maupun menemukan hikmah dan pelajaran yang terkandung di dalamnya. Sebab itu, dalam kajian psikologi Islam/ Konseling Islam, kata ‘qalb’ dan kata yang serumpun dengannya, semisal ‘shadr/ shudur’, ‘fuad’, ‘lubb’, menjadi kajian utama untuk menemukan karakteristik dan distingsi manusia dengan makhluk lain, sehingga memudahkan dalam memberikan perlakuan (treatment) dalam pengentasan dan pemulihan masalah psikis klien/ konseli.
Menata hati
KH Ahmad Dahlan, akrab di sapa kiai Dahlan (1868 – 1923), merupakan seorang Ulama Besar kelahiran Kauman Yogyakarta, yang memiliki perhatian serius untuk memperbaiki hati manusia. Hal ini dapat dilihat dari materi dakwah/ tabligh/ pengajiannya yang direkam oleh muridnya KH Hadjid dalam bukunya yang membahas “Falsafah Hidup dan 17 Kelompok Ayat yang Menginspirasi KH Ahmad Dahlan”. Jika menilik falsafah hidup dan kelompk ayat Alquran yang terus-menerus diulang-ulang oleh kiai Dahlan kepada santri dan jamaahnya, nyaris seluruhnya berisi tentang penataan dan penyucian hati/ jiwa dari segala bentuk ‘penghambaan diri kepada materi’.
Kiai Dahlan, sebagai sosok yang cerdas (dzakak), bening hatinya, dan takut akan berita-berita besar (an-naba’ al-adhim) setelah kehidupan dunia, sangat serius, fokus, dan mendalam (holistik) dalam memahami ayat-ayat Alquran yang berisi tentang penataan dan penyucian hati/ jiwa. Memang diantara keresahannya saat mengamati perilaku umat Islam saat itu (khususnya di Pulau Jawa), ketika ia pulang dari belajar dan menunaikan ibadah haji di Mekkah, yaitu adanya kesenjangan perilaku antara idealitas (Alquran, Sunnah) dengan realitas pengamalan agama umat Islam. Akibatnya mereka menjadi jumud, bodoh, dan tidak memiliki wawasan terbuka. Kehidupan mereka nyaris terkotori oleh seputar teologis animisme dan dinamisme semata, sehingga mereka menjadi umat tertinggal di tengah-tengah penjajahan yang membabi buta saat itu. Mestinya, umat Islam menjadi umat terbaik (khairu ummah) di muka bumi dengan melakukan pengamalan agama secara sempurna.
Sebab itu, penataan hati dan penyucian jiwa merupakan langkah yang ditempuh kiai Dahlan untuk menyelesaikan problematika umat saat itu. Harapannya, ketika hati telah suci dan bersih kembali, maka akan menjelma dan melahirkan perilaku mulia, baik secara vertikal kepada Allah Swt (transendental), maupun secara horizontal dengan sesama manusia (sosial). Artinya, ayat suci bukan sekadar untuk dikaji dan dipahami semata, tapi juga dapat diinternalisasikan dalam kehidupan nyata. Hal ini dibuktikan oleh kiai Dahlan, ia bukan hanya sekadar ‘alim dalam bidang agama, tapi juga menderma hartanya di jalan agama. Maka para pakar sejarah menyebutnya dengan lakap: man of action. Istilah ini dikembangkan hingga saat ini oleh para penerusnya dengan istilah: banyak bekerja, sedikit bicara, tanpa retorika.
Ke depan, kita berharap di Indonesia semakin banyak lahir orang-orang yang berwawasan luas, bersih hati, serta peka dan peduli dengan kehidupan nyata. Agama bukan sekadar kajian rutin di masjid dan surau, tapi mesti menjelma menjadi perilaku umat Islam lintas sektoral, sehingga budaya destruktif dan amoral, semisal budaya koruptif, manipulatif, dapat dihilangkan. Kiai Dahlan, merupakan sosok yang dapat menjadi contoh teladan, bukan sekadar retorika tapi aksi nyata. Kini, sentuhan nuraninya tempo dulu telah mampu mencerdaskan kehidupan bangsa hingga kini melalui persyarikatan besutannya.

Penulis : Tgk Adnan Yahya 

Dosen Bimbingan Konseling Islam (BKI) IAIN Lhokseumawe, Aceh.
Email: adnanyahya50@yahoo.co.id

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: kiyai dahlan
Previous Post

KKIPP Ajak Seluruh Elemen Masyarakat Bebaskan Palestina

Next Post

PRM Medan Estate Selenggarakan Salat Khusuf

Next Post
PRM Medan Estate Selenggarakan Salat Khusuf

PRM Medan Estate Selenggarakan Salat Khusuf

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.