• Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
Infomu
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi
No Result
View All Result
Infomu
No Result
View All Result
Gerhana Bulan Total Terjadi pada Rabu 26 Mei 2021

Gerhana Bulan Total Terjadi pada Rabu 26 Mei 2021

Syaiful Hadi by Syaiful Hadi
25 Mei 2021
in Kabar
86

Jakarta, InfoMu.co – Fenomena langka bakal terjadi beberapa hari lagi. Gerhana Bulan Total atau ‘Super Blood Moon‘ diperkirakan berlangsung pada 26 Mei 2021. Fenomena ini sempat terjadi 2019 silam, namun tidak pada 2020. Tahun ini, ia bisa kembali disaksikan di beberapa negara termasuk Indonesia.

Apa sih itu gerhana bulan? Gerhana bulan terjadi saat bumi berada di antara matahari dan bulan. Ia menghalangi cahaya matahari ke bulan. Saat terjadi gerhana tersebut, yang kita lihat sebenarnya bayangan bumi muncul di permukaan bulan.

Perbedaannya dengan Gerhana Matahari mungkin ada pada posisi bulan. Bulan, dalam kasus ini, ada di tengah matahari dan bumi. Sementara pada Gerhana Bulan, ia berada di balik bumi, berseberangan dengan matahari.

Tidak seperti Gerhana Matahari, fenomena Gerhana Bulan dapat diamati dari tempat mana pun di planet kita. Khususnya di mana bulan berada di atas cakrawala pada waktu gerhana.

Setidaknya ada tiga jenis gerhana bulan. Apa saja? Berikut rangkumannya:

1. Gerhana Bulan Total (GBT)

Jenis gerhana bulan yang akan kita saksikan 26 Mei mendatang. Menurut badan antariksa Amerika Serikat NASA, selama gerhana bulan total, bumi ada di tengah, menghalangi sinar matahari langsung menerpa bulan.

Namun, masih ada sebagian sinar matahari yang tetap mencapai bulan. Sebagian besarnya tersaring atmosfer bumi dan menyebabkan cahaya bulan terlihat oranye atau cenderung memerah. Karena itu ia kemudian dijuluki juga sebagai “Blood Moon” atau “Bulan Darah”.

Karena diameter planet kita empat kali lebih besar dari diameter bulan, bayangannya juga jauh lebih lebar. Itu menyebabkan totalitas gerhana bulan bisa bertahan lama.

Untuk 26 Mei besok GBT diperkirakan berlangsung dengan durasi parsialitas selama 3 jam 8 menit 12 detik. Sedangkan durasi totalitas cukup singkat, yakni selama 18 menit 28 detik.

2. Gerhana Bulan Parsial

Sumber: republika.co.id

Melirik pada namanya, gerhana jenis ini memang terjadi secara parsial atau sebagian. Hanya sebagian bulan yang memasuki bayangan bumi. Warnanya pun bergantung pada besarnya gerhana. Anda dapat melihat bayangan merah tua, kadang juga berkarat atau abu-abu arang muncul di area permukaan bulan yang gelap.

Itu terjadi karena kontras antara area yang terkena bayangan dan permukaan bulan yang cerah tak terpengaruh bayangan. Gerhana pasrial dapat terjadi setidaknya dua kali setahun.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Sumber: republika.co.id

Gerhana ini paling halus ketimbang kedua jenis lain. Ia terjadi ketika bulan melewati bayangan penumbra bumi, yaitu bayangan yang jauh lebih redup. Penampakkannya bergantung pada bagian bulan yang memasuki wilayah penumbra. Semakin kecil, umumnya semakin sulit untuk diamati. Biasanya hanya ilmuwan dan pengamat antariksa yang sering mengamati gerhana jenis ini.

*Sumber: Republika.co.id, BBC Indonesia

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
  • Klik untuk mengirimkan email tautan ke teman(Membuka di jendela yang baru) Surat elektronik
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru) Cetak
Tags: gerhana bulan
Previous Post

Beberapa Negara Disebut Rentan Terhadap Penyebaran Covid

Next Post

Ma’mun Murod Resmi Dilantik sebagai Rektor UMJ Periode 2021-2025

Next Post
Ma’mun Murod Resmi Dilantik sebagai Rektor UMJ Periode 2021-2025

Ma’mun Murod Resmi Dilantik sebagai Rektor UMJ Periode 2021-2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Beranda
  • Kabar
  • Literasi
  • Kolom
  • Kesehatan
  • Muktamar
  • Pendidikan
  • Redaksi
Call us: +1 234 JEG THEME

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Kabar
    • Persyarikatan
    • Peristiwa
    • Ekonomi
    • Info LazisMu
    • InfoMU tv
  • Literasi
    • Kampus
    • Tarjih
    • Taman Pustaka
    • Jelajah Bumi Para Rasul
    • Majelis Pustaka & Informasi
    • Taman Pustaka
  • Kolom
    • Khutbah
    • Opini
  • Kesehatan
    • Lingkungan
    • Halal Center
  • Muktamar
    • Muktamar 48
    • Road To Muktamar 49
  • Pendidikan
    • umsu
    • Sekolah
  • Redaksi

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.