Energi Tobat Upaya Mengusir Covid-19 Dalam Perspektif Alquran dan as-Sunnah (I)
(Bagian Pertama dari Dua Tulisan)
Oleh : Dr. Sulidar, M.Ag
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara
Periode 2015-2020.
Pendahuluan
Secara kemanusiaan sulit diprediksi kapan pandemi covid-19 berakhir di Indonesia. Dampak penyebaran virus dalam kehidupan manusia, bukan saja terhadap sisi kesehatannya, tetapi hampi semua segi kehidupan manusia terkena imbasnya, baik kehidupan sosial, ekonomi, politik bahkan agama. Berdasarkan ini, umat Islam diingatkan untuk waspada, dan ikutilah protokol kesehatan secara ketat, memakai masker ketika keluar rumah, selalu mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak antar sesamanya.
Banyak ayat dan as-Sunnah mengingatkan Umat Islam agar selamat dan sukses bahkan meraih kebahagiaan dalam menghadapi problema kehidupannya haruslah merujuk kepada Alquran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidupnya (way of life). Salah satu tawaran solusi dalam menghadapi problema hidup di masa pandemi covid-19 adalah dengan senantiasa melakukan tobat.
Tobat adalah salah satu terminologi yang banyak disebutkan dalam Alquran dan as-Sunnah. Jika kata itu banyak disebutkan dalam Alquran dan as-Sunnah, itu maknanya bahwa kata itu sangat penting un tuk diperhatikan lalu diamalkan dalam kehidupan. Dalam Alquran, pada umumnya Allah swt akan memberikan nikmat dan karunia-Nya setelah Dia memberikan ampunan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu pen tingnya tobat agar kita senantiasa diberikan karunia oleh Allah swt baik di dunia maupun kelak di akhirat. Jika berbicara wawassan as-Sunnah tentu tidak terlepas dengan Alquran sumber utama ajaran Islam. Artikel ini berusaha mengulas bagaimana istimewanya energi tobat dalam menghadapi problema di masa covid-19 dalam perspektif Alquran dan as-Sunnah, sehingga umat Islam bisa tetap eksis dan terus memberikan kemaslahatan bagi umat, sehingga terus berkontribusi dalam menghadapi situasi dan kondisi apapun yang ditakdirkan oleh Allah swt.
Pengertian Tobat
Kata Tobat berasal dari akar kata (تَابَ-يَتُوبُ-تَوبًا/تَوبَةً/
Menurut Imam an-Nawawi, terdapat 4 (empat) syarat tobat: (1) menyesali dosa yang diperbuat, (2) menghentikan atau mening galkan maksiyat yang dilakukan, dan (3) berniat tidak akan kembali memgulangi perbuatan maksiyat terse but untuk selamanya, serta diiringi dengan berbuat ba ik (4) jika ada dosa berkaitan dengan manusia, maka meminta ridanya (misalnya menyakiti atau menzalimi nya), atau jika berupa harta benda, maka mengembali kan barang atau harta yang dicurinya. Kata tobat be serta derivasinya dalam Alquran disebutkan 81 kali.
Orang yang bertobat itu dapat diilustrasikan pada mereka yang senantiasa mengoreksi dan mengevaluasi diirinya dari berbagai kesalahan dan kekurangan diri, sehingga terus memperbaiki diri yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas kehidupannya, baik kehidupan di dunia ini maupun di akhirat kelak.
Keistimewaan Tobat dalam Alquran
1. Dihapus dosanya dan dimaksukkan ke surga.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِي اللهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (8)
Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang -orang yang beriman bersama dengan dia; sedang ca haya mereka memancar di hadapan dan di sebelah ka nan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan am punilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. Q.S.at-Tahrim/66:8-9.
2. Orang tobat diberikan keberuntungan.
…وَتُوبُوأإِلىَ اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَ المُئوْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (31)
…dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Q.S.an-Nur/24:31:
Dalam ayat di atas, Allah swt menjanjikan kepada hamba-Nya, jika bertobat atas semua kesalahan dan dosanya akan meraih keberuntungan dan kesuksesan. Oleh karena itu, maka jika dalam kehidupan ini manusia mau menyadari serta memperbaikinya atas kesalahan dan dosa yang dilakukan, baik hubungannya dengan Allah (habl minallah), maupun hubungan kepada sesama manusia (habl minannas), maka Allah swt berjanji akan memberikan kepada orang tersebut kesuksesan dalam hidupnya.
3. Orang tobat diberikan balasan yang besar
إِلاَّ الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا (146)
kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman balasan/ imbalan (pahala) yang besar/agung. (Q.S.an-Nisa’/4:146)
4. Orang tobat akan diberikan kenikmatan yang terus-menerus sampai ia menemui ajalnya (kematian)
Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhan mu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu menger jakan yang demiki an), niscaya Dia akan memberi ke nikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sam pai kepada waktu yang telah ditentu kan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. jika kamu ber paling, Maka Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (Q.S.Hud/11:3).
Ayat di atas sangat relevan dengan situasi dan kondisi saat ini, yakni masa pandemi covid-19. Allah swt akan memberikan karunia dan kenikmatan hidup terus menerus bagi mereka yang senantiasa menyadari akan kesalahan dan dosanya. Jika berkaitan dengan manusia, kita mematuhi apa yang telah disepakati oleh mayoritas manusia bahwa situasi pandemi covid-19 harus menjaga dan mengikuti prokes secara ketat, seperti selalu memakai masker jika keluar rumah, senantiasa mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan masa, serta menjaga jarak sesama manusia untuk menghindari penyebaran covid-19.
Dosa tidak diampuni jika tergolong dosa syirik (menduakan Tuhan)
Q.S.an-Nisa’/4:48:
إِنَّ اللهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا (48)
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
إِنَّ اللهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (116)
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa memper sekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampu ni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (Q.S.an-Nisa’/4:116). (Bersambung)

